Teknologi Sekuensing Pegang Peran Penting dalam Penemuan Vaksin Covid-19
Penemuan Vaksin Covid-19 menjadi salah satu yang tercepat ditemukan dalam situasi pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat dunia saat ini memulai program vaksinasi dengan vaksin Covid-19 seperti dilakukan sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Penemuan Vaksin Covid-19 menjadi salah satu yang tercepat ditemukan dalam situasi pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini.
Karena, biasanya penemuan vaksin untuk sebuah penyakit dibutuhkan waktu bertahun-tahun karena prosesnya yang panjang.
Namun dengan kecanggihan dan perkembangan teknologi pengurutan atau sekuensing deoxyribonucleic acid (DNA) vaksin ini dapat ditemukan segera, dan mendapatkan emergency use authorization (EUA) secara cepat.
Pengajar Fakultas Bioinformatika David Agustriawan mengatakan teknologi membuka ruang untuk mempelajari kode genetik dari organisme.
Dengan teknologi sekuensing yang lebih efisien, cepat dan murah atau i Next Generation Sequencing (NGS) generasi pertama pemrosesan sekuens DNA secara paralel dalam jumlah yang besar dari beberapa sampel dan dengan biaya yang jauh lebih rendah.
Baca juga: Jangan Tunda Pemberian Dosis Kedua Vaksinasi Covid-19
David menambahkan teknologi sekuensing pun memiliki peran penting pembuatan vaksin untuk mengatasi pandemi Covid-19 dalam waktu yang singkat selama kurang dari satu tahun.
Baca juga: Vaksin Pfizer Tiba di Jepang, Hari Ini Mulai Didistribusikan ke Seluruh Wilayah
Dia menegaskan pencapaian ini tidak lepas dari kontribusi bioinformatika dalam menganalisa data genome SARS-CoV-2 untuk mencari conserve region dan perancangan obat.
Baca juga: Vaksin Astrazeneca Segera Masuk ke Indonesia
"Masih banyak lagi sektor kehidupan yang dapat dioptimalkan melalui teknologi sekuensing. Dengan demikian, manfaat dari penelitian Biologi Molekuler dengan teknologi NGS sangat besar sekali," kata David dalam siaran resminya, Rabu (24/02/2021).
Teknologi sekuensing dapat menghasilkan jutaan hingga miliaran reads dalam sekali proses dengan ukuran gigabase (1 miliar nukleotida) hanya dalam waktu beberapa hari atau beberapa jam.
Hasil sekuensing DNA dari suatu organisme dapat digunakan dalam banyak bidang Biologi Molekuler, seperti dalam bidang kesehatan, forensik, pertanian, perikanan, dan yang lainnya.
David mencontohkan, dalam bidang kesehatan untuk kasus penyakit kanker, dari hasil sekuensing NGS dari data pasien kanker dan normal dapat diolah dan dianalisis oleh ahli Bioinformatika.
"Dengan membandingkan kedua data tersebut maka akan mampu mengidentifikasi biomarker potensial seperti mutasi DNA, gen atau microRNA, DNA metilasi yang ekspresinya tidak normal pada sel kanker yang diteliti," jelasnya.
"Dengan mengetahui biomarker potensial tersebut maka dapat dibuat terapi atau pengobatan yang menargetkan biomarker potensial tersebut," kata David.
Sementara untuk bidang forensik, reads dari hasil sekuensing dapat digunakan untuk mengidentifikasi pelaku pembunuhan, penyebaran virus HIV/AIDS atau yang lainnya, dengan membandingkan DNA virus HIV/AIDS yang ditemukan pada korban dengan DNA virus HIV/AIDS yang ditemukan pada terduga pelaku.
Tidak hanya itu, sekuensing juga bisa digunakan di bidang pertanian, untuk mengidentifikasi biomarker pada tanaman bibit unggul.
Pada bidang perikanan di Indonesia, dengan teknologi sekuensing memungkinkan untuk menciptakan bibit unggul dari varietas ikan yang ada di Indonesia.
"Pada dunia kesehatan, teknologi sekuensing juga memungkinkan untuk menciptakan obat khusus untuk pengobatan yang disesuaikan dengan genom pasien agar lebih tepat dan efektif," katanya.
Apalagi, Indonesia memiliki kekayaan biodiversitas yang sangat melimpah yang dapat diurutkan untuk diteliti kegunaan dan manfaatnya.
Sehingga diperlukan lebih banyak lagi mesin-mesin NGS, beserta SDM agar dapat mempercepat pemetaan dan proses sekuensing seluruh biodiversitas yang ada di Indonesia.
Dia mengatakan, akan lebih baik lagi jika ada klaster-klaster penelitian untuk topik-topik penelitian yang memanfaatkan mesin NGS di Indonesia.
Apalagi sebenarnya ada banyak klaster penelitian yang dapat dibuat, seperti penelitian pada manfaat tanaman herbal, penelitian untuk penyakit menular, penelitian untuk kanker, penelitian filogenetik, penelitian epigenetik, personalized medicine, penelitian pada bidang pertanian dan lain sebagainya.
"Dari sana dapat dilihat jika cakupan penelitian yang memanfaatkan teknologi NGS ini sangat luas sekali dan andil Bioinformatika sangat besar untuk kemajuan penelitian biologi molekuler dari tahap perancangan metode penelitian, menganalisa data sampai ke tahap menginterpretasikan data," jelas David.