Mengenal Badai Tropis Surigae yang Sempat Melintas dan Jadi Super Taifun, Apa Dampaknya Bagi RI?
Istilah Surigae berasal dari Filipina yang dikenal dengan sebutan berisik atau bising dalam bahasa Tagalog.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua pekan lalu, wilayah Indonesia tepatnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dilanda badai siklon tropis Seroja yang mengakibatkan banjir bandang dan gelombang tinggi.
Siklus tropis pasifik ini tampaknya masih akan berlanjut dengan kemunculan Siklon Tropis Surigae.
Bahkan siklon tropis itu sempat melintas di sisi utara kepulauan Indonesia dan kini telah ditetapkan menjadi Super Typhoon Surigae.
Baca juga: 2 Korban Badai Siklon Tropis di Pulau Adonara Belum Ditemukan, Keluarga Berencana Gelar Ritual Adat
Istilah Surigae berasal dari Filipina yang dikenal dengan sebutan berisik atau bising dalam bahasa Tagalog.
Saat melintas, badai ini berkembang dari Kategori 1 pada Jumat (16/4/2021) menjadi Kategori 5 siklon tropis pada Sabtu (17/4/2021) dalam waktu 36 jam, mengutip informasi JTWC dari Severe Weather Europe.
Baca juga: Pasca Badai Seroja NTT, Muncul Pulau Baru di Rote Ndao, Masyarakat Ingin Menamai Pulau Paskah
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, Surigae menjadi siklon yang paling kuat terjadi di April 2021.
Kepala Bidang Peringatan Dini dan Cuaca BMKG Miming Saepudin menjelaskan siklon Typhoon Surigae terbentuk di wilayah utara Indonesia.
Siklon ini mengikuti arah pergerakan angin dari Filipina menuju Kepulauan di Sulawesi Utara.
"Hingga April 2021 ini, Typhoon Surigae masih yang terkuat terbentuk di belahan bumi utara Indonesia, tepatnya di sekitar Sulawesi Utara yang terdapat kepulauan kecil," kata Miming, Minggu (18/4/2021).
BMKG menganalisis bahwa pada Sabtu (18/4/2021) kemarin pukul 07.00 WIB, siklon tropis Surigae berada di Samudera Pasifik timur Filipina dan sempat mengarah sekitar 1.110 km utara-timur laut Tahuna, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.
"Arah gerak angin barat-barat laut menjauhi wilayah Indonesia dengan kecepatan 9 knots (17 km/jam). Sementara kekuatannya mencapai 120 knots (225 km/jam)," jelas Miming.
Miming menjelaskan, prediksi BMKG dalam kurun waktu 24 jam ke depan, Senin (19/4/2021) pukul 07.00 WIB, siklon tropis Surigae bergerak ke arah barat laut semakin menjauh dari Indonesia. Bahkan intensitas badai itu diperkirakan melemah dan bergerak ke arah barat laut.
"Intensitas Siklon Tropis Surigae dalam 24 jam ke depan diperkirakan akan melemah dan bergerak ke Barat Barat Laut menjauhi wilayah Indonesia," jelas Miming.
Dampak Sikon Surigae di beberapa wilayah Indonesia
Serupa dengan Seroja, badai Surigae memiliki dampak yang perlu diperhatikan bagi masyarakat yang tinggal di Kawasan yang diliputi siklon utu.
Meski sudah bergerak menjauh, Super Thypoon Surigae secara tidak langsung berpotensi tetap memiliki dampak cuaca bagi Indonesia dalam 24 jam ke depan.
Dampak yang ditimbulkan dari badai itu seperti potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir serta angin kencang di wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat.
Baca juga: Gerindra Salurkan Bantuan Sembako dan Masker bagi Korban Bencana NTT
Bagi perairan laut, dampaknya antara lain adalah gelombang laut dengan ketinggian beragam.
Tinggi gelombang yang ditimbulkan Surigae berkisar antara 1.25-2.5 meter.
Gelombang tinggi akibat dampak Siklon Surigae berpeluang terjadi di:
- Perairan Kalimantan Utara
- Selat Makassar bagian utara
- Laut Sulawesi
- Perairan utara Sulawesi
- Perairan selatan Kep. Sangihe
- Perairan Kep. Sitaro
- Perairan Bitung- Likupang
- Perairan selatan Sulawesi Utara
- Laut Maluku
- Perairan Kep. Halmahera
- Laut Halmahera
- Perairan utara Papua Barat
- Perairan Biak hingga Jayapura
- Samudra Pasifik utara Papua
Sementara untuk Gelombang dengan ketinggian 2.5-4 meter berpeluang terjadi di:
- Perairan utara Kep. Sangihe,
- Perairan Kep.Talaud
- Samudra Pasifik utara Papua Barat
Tinggi Gelombang 4-6 meter juga berpeluang terjadi di:
- Samudra Pasifik utara Kepulauan Halmahera
- Siklon tropis dengan kekuatan besar seperti Surigae ini terbentuk dari perairan laut yang sangat hangat dan gelombang MJO (Madden-Jullian Oscillation).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.