Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BPPT Segera Luncurkan Rapid Test Kit Deteksi Antibodi Pasca Vaksinasi

BPPT sukses menghasilkan inovasi Alkes untuk melakukan deteksi antibodi kuantitatif dan Rapid Diagnostic Test (RDT) antigen tahun ini.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
zoom-in BPPT Segera Luncurkan Rapid Test Kit Deteksi Antibodi Pasca Vaksinasi
TRIBUNNEWS/FITRI WULANDARI
Kepala BPPT Hammam Riza 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Munculnya banyak mutasi strain baru virus corona (Covid-19) secara global, membuat pemerintah berupaya untuk mencari langkah dalam upaya menekan angka penyebarannya di tanah air.

Program vaksinasi menjadi salah satu cara yang dianggap penting bagi masyarakat agar tubuh dapat membentuk antibodi terhadap virus corona pasca mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.

Berapa lama antibodi ini terbentuk dalam tubuh?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa proses pembentukan antibodi dalam tubuh tentunya memerlukan waktu.

Ada jeda yang dibutuhkan tubuh dalam membentuk antibodi terhadap virus tersebut.

Baca juga: Terapi Oksigen Jadi Pengobatan Baru Pasien Covid-19 di India

Terlebih Indonesia menggunakan vaksin yang diberikan dalam dua dosis, satu diantaranya yakni vaksin asal China 'Sinovac', dengan jeda waktu yang awalnya dua pekan kemudian dievaluasi menjadi empat pekan.

Baca juga: China, India, AS dan Eropa Siap Bantu India Hadapi Gempuran Covid-19

Berita Rekomendasi

Seperti yang disampaikan Direktur Vaksin Imunisasi dan Biologi WHO Dr Kate O'Brien dalam akun Twitter resmi WHO beberapa waktu lalu.

Menurutnya, tubuh akan menunjukkan respons imun yang baik pada 14 hari pasca vaksinasi pertama.

"Kami melihat respons imun yang baik yang muncul dalam waktu sekitar dua minggu sejak dosis pertama itu, jadi kita benar-benar harus menunggu waktu berlalu untuk melihat berapa lama vaksin ini bertahan," cuit O'Brien.

Di Indonesia, pemerintah melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan meluncurkan rapid test untuk mengetahui kadar antibodi yang terbentuk pasca vaksinasi.

Inovasi ini memang sengaja dihadirkan untuk melengkapi alat kesehatan (Alkes) tanah air dalam upaya penanganan Covid-19.  

Kepala BPPT Hammam Riza mengklaim pihaknya sukses menghasilkan inovasi Alkes untuk melakukan deteksi antibodi kuantitatif dan Rapid Diagnostic Test (RDT) antigen pada tahun 2021 ini.

Inovasi deteksi antibodi kuantitatif ini, kata dia, memiliki fungsi untuk mengukur kadar antibodi yang terbentuk dalam tubuh setelah menjalani vaksinasi Covid-19.

"Di tengah masa vaksinasi yang dilakukan di berbagai wilayah, kemunculan Alkes untuk melakukan deteksi antibodi kuantitatif dan Rapid Diagnostic Test (RDT) antigen, semoga dapat menjadi bukti bahwa BPPT mengikuti arahan Presiden RI Joko Widodo yang meminta untuk berburu inovasi,"  jelas Hammam, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (2/5/2021).

Perlu diketahui, vaksinasi menjadi salah satu hal yang sangat dibutuhkan masyarakat di masa pandemi ini.

Program ini juga menjadi langkah utama pemerintah dalam upaya mengendalikan pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari setahun.

Pasca mendapatkan vaksinasi, proses pembentukan antibodi tentunya membutuhkan waktu.

Untuk mengetahui apakah antibodi ini telah terbentuk atau belum pada tubuh, nantinya bisa diukur melalui Alkes ini.

Inovasi untuk mengukur kadar antibodi yang terbentuk dalam tubuh ini merupakan inovasi lanjutan BPPT, setelah sebelumnya merilis rapid test yang berfungsi sebagai alat deteksi cepat paparan virus Covid-19.

"Jadi, sebelumnya BPPT sudah meluncurkan rapid test kit untuk mendeteksi cepat paparan virus Covid-19 atau RDT antibodi RI-GHA. Kali ini kita akan meluncurkan alat untuk tes cepat guna mengetahui apakah vaksinasi yang dilakukan pada seseorang telah menghasilkan antibodi," kata Hammam.

Mantan Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) BPPT ini pun menekankan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus melanjutkan kegiatan inovasi yang difokuskan pada upaya penanganan Covid-19.

Tentunya yang berfokus pada kegiatan pelacakan (tracing), pengujian (testing) dan pengobatan (treatment) atau 3T.

Lebih lanjut ia menegaskan bahwa melalui test kit deteksi antibodi kuantitatif ini, dirinya berharap program vaksinasi bisa terus berlangsung lancar.

Test kit ini juga diharapkan dapat melihat kemampuan kekebalan komunal (herd immunity) pada masyarakat sejak dini setelah pemberian vaksin.

"Kami akan segera luncurkan test kit antibodi ini, dan mendorong kesuksesan program vaksinasi. Dengan program vaksinasi yang massif dan terukur, maka diharapkan akan segera terbentuk herd immunity, dan herd imunity pun harus kita monitor dari waktu ke waktu," pungkas Hammam.

Selain inovasi baru yang akan segera diluncurkan itu, ini sederet produk riset dan inovasi BPPT meliputi kit deteksi antibodi kuantitatif, RDT antigen Covid-19, prototipe Direct Digital Radiography untuk deteksi Covid-19, Laboratorium BSL-2 stasioner, ventilator ICU, herbal imunostimulan.

Lalu, aplikasi kecerdasan artifisial untuk deteksi COVID-19, pengurutan genom virus menyeluruh, database dan aplikasi kecerdasan artifisial untuk identifikasi dan pemanfaatan mikroba Indonesia, dan database bioprospeksi tanaman untuk pengembangan obat berbasis kecerdasan artifisial.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas