Bulan Merah Super Kembali Terlihat di Indonesia saat Hari Raya Waisak setelah 18 Tahun
Bulan Merah Super atau Gerhana Bulan Total kembali nampak di Indonesia saat Hari Raya Waisak. Fenomena ini terakhir terjadi pada tahun 2003.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Bulan Merah Super atau Gerhana Bulan Total, kembali akan menampakkan dirinya di langit Indonesia.
Gerhana Bulan Total akan nampak di langit Indonesia saat Hari Raya Waisak, yaitu pada 26 Mei 2021.
Disebutkan, Gerhana Bulan Total kali ini akan sangat spesial.
Hal itu disebabkan karena gerhana Bulan kali ini beriringan dengan terjadinya Perige.
Baca juga: Jadwal Gerhana Bulan dan Matahari Sepanjang 2021, Gerhana Bulan Total akan Terjadi 26 Mei
Baca juga: Apa Itu Gerhana Matahari? Kapan Terjadinya? Jawaban Soal Buku Tematik Tema 8 Kelas 6 SD
Dikutip dari laman resmi LAPAN, Perige adalah fenomena ketika Bulan berada di jarak terdekatnya dengan Bumi.
Puncak terjadinya Gerhana Bulan Total di Indonesia pada pukul 18.18.43 WIB.
Sementara puncak Perige akan terjadi pada pukul 08.57.46 WIB.
Oleh sebab itu, Gerhana Bulan Total kali ini bisa juga disebut dengan Bulan Merah Super, mengingat lebar sudutnya yang lebih besar 13,77% dibandingkan dengan ketika berada di titik terjauhnya (Apoge).
Sementara kecerahannya lebih terang 15,6% dibandingkan dengan rata-rata atau 29,1% lebih terang dibandingkan dengan ketika Apoge.
Baca juga: Gerhana Matahari Menutup sebagian Chile, Sementara Argentina Gelap Gulita Sekira 2 Menit
Baca juga: Niat dan Tata Cara Salat Gerhana Bulan Penumbra 30 November 2020
Selain itu, durasi fase total gerhana kali ini cukup singkat, yakni 14 menit 30 detik.
Gerhana Bulan Total kali ini juga bertepatan dengan detik-detik Waisak, yakni pada 15 suklapaksa (paroterang) Waisaka 2565 Era Buddha yang jatuh pada 26 Mei pukul 18.13.30 WIB
Pada dasarnya, detik-detik Waisak terjadi ketika Purnama Waisak atau disebut juga Waisaka Purnima yang selalu jatuh pada tanggal 15 suklapaksa di bulan Waisaka.
Pada saat bulan purnama, Matahari dan Bulan akan berada dalam satu garis lurus, sedemikian rupa sehingga cahaya Matahari dapat menerangi permukaan Bulan secara maksimal dengan bumi berada di antara keduanya.
Jadi, Matahari dan Bulan membentuk sudut 180° satu sama lain dalam peredarannya.
Baca juga: Fenomena Kemunculan Danau Baru di Kupang Pasca Badai Seroja, Lokasi itu Sebelumnya Hanya Kebun Sayur
Baca juga: 12 Fenomena Langit yang Terjadi di Bulan April 2021: Ada Apoge Bulan hingga Hujan Meteor Lyrid
Saat kedua benda langit tersebut tepat membentuk sudut 180° di hari Waisak dikenal sebagai detik-detik Waisak.
Dengan kata lain, detik-detik Waisak merupakan puncak bulan purnama pada bulan Waisaka menurut penanggalan India yang didasari oleh peredaran Bulan.
Keputusan merayakan Trisuci ini diatur dalam Konferensi World Fellowship of Buddhists (WFB).
Kemunculan Gerhana Bulan Total
Selain di Indonesia, Gerhana Bulan Total kali ini dapat disaksikan di Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Oseania, dan sebagian besar benua Amerika.
Gerhana Bulan Total dapat disaksikan di seluruh Indonesia dari arah Timur-Tenggara (hingga Tenggara untuk Indonesia bagian Timur) tanpa menggunakan alat bantu optik apapun.
Berikut rinciannya:
- Awal Penumbra
Pukul 15.46.12 WIB/16.46.12 WITA/17.46.12 WIT terjadi di Papua dan Kepulauan Aru.
- Awal Sebagian
Pukul 16.44.37 WIB/17.44.37 WITA/18.44.37 WIT terjad di Papua, Papua Barat, Maluku (kecuali kep. Aru), Maluku Utara, Sulawesi Utara, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan NTT.
- Puncak Gerhana
Pukul 18.18.43 WIB/19.18.43 WITA/20.18.43 WIT terjadi di Seluruh Indonesia kecuali Aceh, Pulau Nias, dan sebagian Sumatera Utara.
- Akhir Total
Pukul 18.27.57 WIB/19.27.57 WITA/20.27.57 WIT terjadi di seluruh Indonesia.
- Akhir Sebagian
Pukul 19.52.49 WIB/20.52.49 WITA/21.52.49 WIT terjadi di seluruh Indonesia.
- Akhir Penumbra
Pukul 20.51.16 WIB/21.51.16 WITA/22.51.16 WIT terjadi di seluruh Indonesia.
Terjadi Terakhir saat Waisak di Indonesia Pada 2003
Gerhana Bulan Total yang beriringan dengan Hari Raya Waisak dalam seabad terakhir, pernah terjadi pada 24 Mei 1910, 14 Mei 1938, 14 Mei 1957, 25 Mei 1975, dan 16 Mei 2003.
Fenomena ini akan terjadi kembali pada 26 Mei 2040, 7 Mei 2050, 6 Mei 2069, 17 Mei 2087 dan 29 Mei 2106.
Bahkan, pada 16 Mei 2023 merupakan salah satu di antara dua Bulan Super Merah yang terjadi ketika Hari Raya Waisak di abad ke-21 selain 26 Mei 2021.
Bulan Super Merah yang beriringan dengan Hari Raya Waisak, pernah terjadi sebanyak empat kali pada abad ke-19, yakni pada 10 Mei 1808, 21 Mei 1826, 1 Juni 1844 dan 21 Mei 1845.
Fenomena ini berulang setiap 195 tahun sekali akan terjadi kembali pada 10 Mei 2199, 21 Mei 2217 dan 16 Mei 2394.
(Tribunnews.com/Whiesa)