Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta-fakta Bunga Edelweis dan Alasan Mengapa Tidak Boleh Dipetik

Berikut adalah penjelasan mengapa bunga Edelweis tidak boleh dipetik. Simak juga fakta unik bunga Edelweis.

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Fakta-fakta Bunga Edelweis dan Alasan Mengapa Tidak Boleh Dipetik
Pixabay/senjakelabu29
Bunga Edelweiss. Berikut adalah penjelasan mengapa bunga Edelweis tidak boleh dipetik. Simak juga fakta unik bunga Edelweis. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut adalah alasan mengapa bunga Edelweis dilarang dipetik.

Bunga Edelweis adalah salah satu bunga yang banyak dijumpai di gunung-gunung di Indonesia.

Bunga yang termasuk ke dalam keluarga Asteraceae ini mampu tumbuh di lingkungan bersuhu dingin.

Dikutip dari natgeos.com, nama Edelweis berasal dari kata Jerman "Edelwei", kombinasi dari dua kata lain, "Edel" yang berarti mulia dan "Weiß" yang berarti putih.

Sementara bunga Edelweis mempunyai nama latin Anaphalis javanica.

Baca juga: POPULER Seleb: Foto Aurel Genggam Bunga Edelweis Banjir Kritikan | Wina Natalia Belum Jenguk Anji

Bunga Edelweiss
Bunga Edelweiss (Pixabay/senjakelabu29)

Tanaman ini memiliki bunga beludru putih lembut dengan ujung hijau atau kekuningan pada bulan Juli, yang berakhir pada bulan September.

Karena keindahannya dan berbagai kebutuhan manusia, tak heran jika Edelweis telah menghilang di banyak tempat.

Berita Rekomendasi

Saat ini, kita dapat menemukan Edelweis dalam jumlah yang lebih sedikit daripada sepuluh tahun yang lalu.

Oleh karena itu memetik bunga ini dilarang oleh hukum di banyak negara, termasuk Indonesia.

Mengapa Edelweis Dilarang Dipetik?

Salah satu alasan mengapa bunga Edelweis dilarang dipetik karena merupakan tumbuhan yang dilindungi.

Hal tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Bahkan orang yang memetik bunga Edelweis juga dikenakan sanksi dengan ancaman penjara paling lama satu tahun dan denda maksimal Rp 50 juta karena telah melanggar UU Nomor 41 Tahun 1999.

Baca juga: Pendaki Wanita yang Petik Bunga Edelweis di Gunung Lawu Minta Maaf

Fakta Unik Bunga Edelweis

Berikut Tribunnews rangkum dari Kompas.com, fakta-fakta seputar bunga Edelweis:

1. Dijuluki bunga abadi

Adanya julukan ini karena Edelweis memiliki waktu mekar yang lama hingga 10 tahun lamanya.

Hormon etilen yang ada pada bunga Edelweis bisa mencegah kerontokan kelopak bunga dalam waktu yang lama.

Oleh karena itu, pesona bunganya dapat terjaga lebih lama.

2. Tanaman yang familiar di kalangan pendaki

Edelweis banyak tumbuh di gunung-gunung Indonesia.

Maka dari itu, tanaman ini sudah familiar di kalangan pendaki.

Beberapa gunung yang menyajikan hamparan padang Edelweis antara lain Gede Pangrango di Alun-alun Suryakencana, Gunung Sumbing menjelang puncak, Gunung Lawu via Candi Cetho di Pasar Dieng, dan Gunung Merbabu di Sabana 2.

3. Dapat bertahan di tanah tandus

Dikenal sebagai bunga yang tumbuh di pegunungan, Edelweis juga memiliki cara bertahan hidup yang kuat, bahkan di tanah tandus sekalipun.

Edelweis mampu membentuk mikoriza yang dapat memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara.

4. Ditemukan di Indonesia lebih dari 200 tahun yang lalu

Bunga Edelweis di Indonesia ditemukan pertama kali oleh naturalis berkebangsaan Jerman bernama Georg Carl Reindwardt ketika berada di lereng Gunung Gede, Jawa Barat.

Ia menemukan bunga ini pertama kali pada 1819 yang berarti Edelweis sudah ada di Indonesia lebih dari 200 tahun.

5. Waktu mekar Edelweis

Bunga Edelweis umumnya memiliki waktu mekar April-Agustus.

Bunga Edelweis mekar saat musim hujan telah berakhir.

Mekarnya bunga Edelweis di bulan-bulan tersebut dikarenakan pancaran matahari yang masih intensif untuk proses perkembangan Edelweis.

(Tribunnews.com/Widya) (Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya)

Artikel lainnya seputar Bunga Edelweis

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas