Mengenal Bioinformatika yang Makin Penting Perannya untuk Masa Depan Digital Indonesia
Bioinformatika merupakan aplikasi sains data untuk bidang biologi. Sains data sendiri sudah mulai lumrah dipelajari, terutama dalam konteks big data.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bioinformatika memiliki pasar yang cerah untuk dikembangkan. Tidak mengherankan bahwa permintaan di seluruh dunia untuk ahli bioinformatika sedang meningkat.
Antara tahun 2020 dan 2027 pasar bioinformatika global akan meningkat sebesar 13,4% setiap tahun karena institusi bisnis biologis dan klinis berusaha memberikan layanan berbasis data yang lebih efektif dan efisien.
Bioinformatika merupakan aplikasi sains data untuk bidang biologi. Sains data sendiri sudah mulai lumrah dipelajari, terutama dalam konteks big data.
Media sosial analytics, finance informatics, dan ramalan cuaca adalah ranah-ranah yang umum untuk aplikasi sains data.
Perbedaannya, bioinformatika bergerak di ranah biologi maupun biosains. Jadi sains data diaplikasikan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan, lingkungan, dan pangan.
Misalnya dengan mengakses dan optimalkan basis data genome dan proteome untuk desain obat dan vaksin.
Baca juga: Sains Data, Kini Jadi Jurusan Kuliah Paling Dicari
Arli Aditya Parikesit, Vice Rector of Research and Innovation Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L) Senin (26/7/2021) mengatakan, sangat penting bagi pelajar Indonesia untuk mempelajari Bioinformatika saat ini.
Baca juga: Pakar Trombosis Belanda: Keputusan Penghentian Vaksin AstraZeneca Harus Didasari Sains, Bukan Emosi
“Data is the new oil’, Jika data, terutama data biologis, dapat diolah dengan baik, maka akan menghasilkan informasi yang bermanfaat, dan berharga.
Sebagai contoh, vaksin mRNA COVID-19 yang fenomenal buatan Pfizer-Biontech dan Moderna, pada tahap awal didesain dengan menggunakan simulasi molekuler berbasis perangkat bioinformatika,” kata Arli.
Baca juga: Australia Tak Wajibkan Masker, Epidemiolog Sebut Buah Manis dari Strategi Sains
Demikian juga dengan desain awal obat antiretroviral untuk HIV/AIDS, dimana ilmuwan menggunakan ilmu bioinformatika dari sejak tahun 90-an untuk keperluan tersebut.
Semua industri farmasi besar memiliki divisi bioinformatika, walaupun dengan penamaan yang bervariasi sesuai kebutuhan perusahaan.
Mempelajari bioinformatika juga penting untuk memecahkan masalah lingkungan, seperti solusi pengolahan limbah, maupun pangan seperti pengembangan suplemen baru.
Arli mengungkapkan, perkembangan ilmu bioinformatika di masa depan sangatlah pesat.
Dia menjelaskan, pengembangan vaksin dan obat Covid-19 yang berlangsung cepat salah satunya karena peran ilmu bioinformatika.
"Bahkan ditemukannya varian-varian SARS-CoV-2 baru seperti varian alpha dan terutama delta, yang sedang ‘menyerang’ negara kita, banyak dibantu dengan analisis data Whole genome sequencing dengan perangkat bioinformatika,” ungkapnya.
Saat ini para ilmuwan sedang melakukan penelitian ekstensif, kemungkinan kedepannya virus corona tipe lain akan menyebabkan pandemi, dan penelitian untuk menemukan ‘obat dan vaksin’ universal yang dapat mengatasi semua tipe virus corona.
Kedepannya, aplikasi molecular medicine akan semakin cerdas dengan bantuan bioinformatika.
Kemajuan Teknologi pun tidak terlepas dengan pengaruh dari ilmu bioinformatika itu sendiri.
Arli menjelaskan, bioinformatika dapat beroperasi dalam rangka atau frameworks contactless economy, dalam konteks ilmu ini tetap bisa dipelajari dan dieksekusi dengan melakukan penelitian dimana saja dan kapan saja selama memiliki komputer, akses internet, dan jika memungkinkan, penyimpanan awan (cloud storage).
Dengan demikian, prediksi terjadinya pandemi, maupun pengawasan genome (genomic surveillance) akan dilakukan lebih cepat, tepat, dan akurat.
Sehingga tidak perlu menunggu waktu lama untuk identifikasi varian maupun tipe virus corona yang baru.
"Teknologi penyimpanan awan juga didukung dengan keberadaan komputer super, yang dapat melakukan simulasi molekuler untuk seluruh organel dan biomolekul di dalam sel,” jelas Arli.