Omicron Sudah Masuk ke 89 Negara Termasuk Indonesia, Ini Loh Masker yang Direkomendasikan
Seperti yang diperkirakan sebelumnya, Covid-19 varian B.1.1.529 atau dikenal dengan varian Omicron penularannya terus meluas.
Editor: Hendra Gunawan
Melansir Bloomberg, Sabtu (18/12/2021) para ilmuwan dari Scientific Advisory Group for Emergencies (SAGE) di Inggris mengatakan, kasus harian Covid-19 akibat varian Omicron di akhir tahun mungkin akan mencapai 1.000 hingga 3.000 kasus.
Di samping itu, Inggris juga melaporkan satu kasus kematian yang disebabkan varian Omicron. Mereka mendesak pemerintah setempat untuk segera menangani hal ini.
“Langkah-langkah yang lebih ketat perlu diterapkan segera,” jelas salah satu anggota SAGE.
Sementara itu, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (HAS) melaporkan bahwa kasus varian Omicron terus meningkat dalam waktu kurang dari dua hari di wilayahnya.
Varian virus baru ini dinilai telah berkontribusi lebih 80 persen kasus infeksi virus corona di London.
Pihaknya mengatakan, bahwa sebanyak 65 persen kasus Covid-19 yang dirawat di rumah sakit diakibatkan varian Omicron.
Oleh karena itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengkhawatirkan ancaman varian Omicron di negaranya.
Pekerja di Wisma Atlet
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin telah mengumumkan kasus pertama varian Omicron di Indonesia kemarin, Kamis (16/12/2021).
Dia mengungkapkan, bahwa pasien berinisial N itu merupakan pekerja pembersih di Wisma Atlet Jakarta.
"Kementerian kesehatan tadi malam mendeteksi ada seorang pasien inisal N terkonfirmasi (terpapar) Omicron pada tanggal 15 Desember," kata Menkes Budi dalam konferensi pers.
Menurut dia, setelah dilakukan WGS atau whole genome sequencing pada 10 Desember 2021 lalu, satu dari tiga orang yang diambil sampelnya telah terpapar varian Omicron.
Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa varian B.1.1.529 yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan ini lebih cepat menular.
"Varian ini memiliki jumlah mutasi yang banyak, beberapa di antaranya mengkhawatirkan," ungkap WHO seperti dilansir dari Yahoo Life, Kamis (16/12/2021).