Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penemuan Planet Ekstrasurya Baru, Bentunya Seperti Bola Rugbi

Jika biasanya planet berbentuk bulat seperti bola, tidak dengan planet ekstrasurya raksasa baru yang cenderung lebih mirip bola rugby.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Penemuan Planet Ekstrasurya Baru, Bentunya Seperti Bola Rugbi
(Eropean Space Agency)
Para astronom menemukan, bahwa planet esktrasurya WASP-103b berbentuk seperti bola rugby. (Eropean Space Agency) 

TRIBUNNEWS.COM -- Para astronom menemukan sebuah planet baru.

Planet ekstrasurya baru merupakan planet yang bentuknya tidak seperti plnet pada umumnya yang bulat.

Planet ini berbentuk lonjong seperti bola rugbi.

Planet yang dinamakan WASP-103b itu adalah salah satu planet yang sangat panas, dan berjarak sekitar 1.225 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Hercules.

Dikutip Kopas.com dari CNN, menurut studi yang dipublikasikan pada Januari 2022 di jurnal Astronomy and Astrophysics, hal ini disebabkan karena gaya gravitasi dari bintang induknya.

Baca juga: Benarkah Status Pluto Akan Dikembalikan Sebagai Planet? Ini yang Terjadi

Planet yang pertama kali ditemukan pada tahun 2014 ini sebelumnya diamati menggunakan teleskop luar angkasa Hubble dan Spitzer.

Setelah mengidentifikasikannya, tim peneliti ingin mendapatkan pandangan lain dari planet WASP-103b menggunakan CHEOPS, misi dari Swiss yang dikarakterisasi Badan Antariksa Eropa (ESA), untuk digabungkan dengan pengamatan sebelumnya.

BERITA TERKAIT

Satelit yang diluncurkan pada 2019 itu mencari planet yang berpotensi layak huni.

Kemudian mendeteksi planet menggunakan metode transit, atau mengukur penurunan kecerahan bintang ketika sebuah planet lewat di depan bintang.

Baca juga: Badan Antariksa Eropa Umumkan Misi Baru untuk Temukan Planet Mirip Bumi

Lalu, saat para astronom mengamati WASP-103b melintas di depan bintangnya, mereka dapat melihat bentuk planet yang aneh seperti bola rugby.

"Setelah mengamati beberapa hal yang disebut 'transit', kami dapat mengukur deformasi. Sungguh luar biasa kami dapat melakukan ini, ini adalah pertama kalinya analisis semacam itu dilakukan," ujar peneliti post-doctoral di Geneva University, Babatunde Akinsanmi.

Pengaruh dari pasang surut air Para peneliti menduga bentuk planet yang sedikit memanjang itu karena kekuatan pasang surut besar-besaran yang terjadi di planet ini, mirip seperti di Bumi.

Baca juga: NASA Umumkan akan Kirim 2 Misi Baru ke Venus untuk Periksa Atmosfer dan Fitur Geologis Planet

Kekuatan pasang surut yang kuat yang diinduksi di planet ini mirip dengan pasang surut yang dipicu Bulan di lautan Bumi, tetapi dengan cara yang jauh lebih ekstrem.

"Karena jaraknya yang sangat dekat dengan bintangnya, kami menduga bahwa air pasang yang sangat besar disebabkan di planet ini. Namun, kami belum dapat memverifikasi ini," kata rekan penulis studi Yann Alibert, profesor astrofisika di University of Bern di Swiss.

Para astronom menyebut, planet tersebut berukuran hampir dua kali ukuran planet Jupiter.

Planet WASP-103 mengorbit di sekitar bintangnya hanya dalam waktu kurang dari satu hari Bumi.

Menurut mereka, lantaran skala dan orbitnya yang pendek, raksasa gas ini dikategorikan sebagai planet 'Jupiter panas'.

Deformasi atau perubahan bentuk planet juga memungkinkan peneliti untuk mempelajari lebih lanjut mengenai komposisinya, yang berbentuk gas layaknya Jupiter.

“Ketahanan suatu material terhadap deformasi tergantung pada komposisinya,” kata Akinsanmi seperti dilansir dari Space, Rabu (13/1/2022).

“Kita hanya bisa melihat pasang surut di Bumi di lautan. Bagian berbatu tidak banyak bergerak. Oleh karena itu, dengan mengukur seberapa banyak planet ini terdeformasi, kita dapat menentukan berapa banyak yang terdiri dari batu, gas, atau air," lanjutnya.

Baca juga: Ciri-ciri Planet dalam Tata Surya dan 6 Lapisan Atmosfer Pembentuk Bumi

Tim peneliti berharap agar dapat melakukan lebih banyak pengamatan dengan CHEOPS dan Teleskop Luar Angkasa James Webb NASA, agar memudahkan meraka memahami perubahan bentuk serta struktur bagian dalam WASP-103b maupun exoplanet serupa.

"Hal ini akan meningkatkan pemahaman kita tentang 'Jupiter panas' dan memungkinkan perbandingan yang lebih baik antara mereka dan planet raksasa di tata surya," jelas profesor astronomi di Geneva University, Monika Lendl.

Lendl mengatakan, pengamatan di masa depan akan membantu mereka untuk mewujudkan apa yang ingin dipahami terkait planet WASP-103b.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Astronom Temukan Planet Ekstrasurya Aneh, Seperti Apa Bentuknya?"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas