Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Bensa, Bahan Bakar Bensin dari Bahan Baku Minyak Sawit, Sukses Diuji Coba di Honda Jazz

Dr. Ir. Melia Laniwati Gunawan, M.S. dari FTI ITB bersama timnya berhasil menemukan bahan bakar bensin yang menggunakan bahan baku minyak sawit.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Mengenal Bensa, Bahan Bakar Bensin dari Bahan Baku Minyak Sawit, Sukses Diuji Coba di Honda Jazz
ITB.AC.ID
Dr. Ir. Melia Laniwati Gunawan, M.S. dari KK Teknologi Reaksi Kimia dan Katalis - Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung (FTI ITB) saat ujicoba demo penggunaan Bensa untuk bahan bakar di mobil Honda Jazz. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ada kabar baik di tengah tren naiknya harga minyak dunia membuat beberapa negara kelimpungan mencari alternatif pengganti bahan bakar.

Dr. Ir. Melia Laniwati Gunawan, M.S. dari KK Teknologi Reaksi Kimia dan Katalis - Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung (FTI ITB) bersama timnya berhasil menemukan bahan bakar bensin yang menggunakan bahan baku minyak sawit setelah melalui serangkaian uji coba pembuatan bensin dengan menggunakan minyak sawit industri.

Riset Bensa ini dilakukan oleh Pusat Rekayasa Katalisis, Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) melalui pengembangan teknologi katalis dan membangun unit percontohan produksi bensin biohidrokarbon dengan bahan baku dasar minyak kelapa sawit.

Mengutip situs itb.acid, demonstrasi produksi dengan nama Bensa (Bensin Sawit) ini dilaksanakan pada 11 Januari 2022 bertempat di Workshop PT Pura Engineering, Kudus, Jawa Tengah.

Saat dilakukan demonstrasi tersebut juga dilakukan uji coba Bensa terhadap kendaraan roda dua dan roda empat dan hasilnya Bensa dapat bekerja dengan baik sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.

Unit demo ini mengkonversi minyak sawit industrial (industrial vegetable oil, IVO) menjadi bensin sawit melalui proses perengkahan yang dikembangkan oleh Pusat Rekayasa Katalisis ITB (PRK ITB), Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalis ITB (LTRKK ITB), Program studi Teknik Bioenergi dan Kemurgi (TBE) yang dipimpin oleh Prof. Dr. Subagjo.

Berita Rekomendasi

Dr. Ir. Melia Laniwati Gunawan, M.S. (kedua dari kanan) dari KK Teknologi Reaksi Kimia dan Katalis - Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung (FTI ITB) bersama timnya yang berhasil meriset Bensa, bahan bakar bensin dengan bahan baku minyak sawit.

Dr. Ir. Melia Laniwati Gunawan, M.S. (kedua dari kanan) dari KK Teknologi Reaksi Kimia dan Katalis - Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung (FTI ITB) bersama timnya yang berhasil meriset Bensa, bahan bakar bensin dengan bahan baku minyak sawit.
Dr. Ir. Melia Laniwati Gunawan, M.S. (kedua dari kanan) dari KK Teknologi Reaksi Kimia dan Katalis - Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung (FTI ITB) bersama timnya yang berhasil meriset Bensa, bahan bakar bensin dengan bahan baku minyak sawit. (ITB.AC.ID)

Proses konversi IVO menjadi bensin sawit dilaksanakan dalam reaktor menggunakan katalis berbasis zeolit yang juga dikembangkan oleh PRK ITB dan LTRKK ITB.

Hasil riset ini sangat berguna untuk mendukung ketahanan energi Indonesia di masa depan. Ini karena Indonesia saat ini menjadi negara penghasil sawit terbesar di dunia dan memproduksi 49 juta ton CPO/tahun.

Baca juga: Uji Coba Bensin Sawit Masih Tahap Pilot Project, Komersialisasinya Masih Panjang

Namun, Indonesia juga merupakan negara pengimpor bahan bakar bensin terbesar kedua di dunia.

ITB bekerja sama dengan PT Energy Management Indonesia sedang melakukan perancangan konseptual pabrik bensin sawit berkapasitas 50.000 ton/tahun.

Unit produksi ini dapat dikembangkan sebagai unit produksi yang dapat dibangun secara mandiri di sentra-sentra sawit yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia.

Baca juga: Komite Penghapusan Bensin Bertimbal Dorong Pemerintah Hapus BBM Jenis Premium

“Berdasarkan instruksi dari Presiden Joko Widodo, kita harus mengolah CPO terlebih dahulu sebelum diekspor karena produksi kita banyak. Untuk itu kami mencoba mengolah CPO menjadi IVO," ungkap Dr Melia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas