Dua Bulan Hidup Dengan Jantung Babi, David Bennett Akhirnya Meninggal, Ini Sebabnya
Manusia pertama yang menerima transplantasi jantung babi diberitakan meninggal dunia pada dua bulan lalu.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWSCOM -- Manusia pertama yang menerima transplantasi jantung babi diberitakan meninggal dunia pada dua bulan lalu.
David Bennett (57), meninggal dunia pada 8 Maret 2022.
Penyebab kematian Bennett belum diketahui secara pasti, namun diduga karena infeksi virus babi.
Pasalnya, pasien penerima transplantasi jantung babi bernama David Bennett (57), meninggal tanpa sebab yang jelas setelah kondisi kesehatannya memburuk.
Bennett sempat dirawat di rumah sakit selama beberapa hari, sebelum mengembuskan napas terakhir pada 8 Maret 2022 di University of Maryland Medical Center.
Dalam laporan yang dirilis pada Rabu (4/5/2022), ahli di MIT Technology Review menduga bahwa jantung Bennett telah terinfeksi virus babi yang disebut Porcine cytomegalovirus.
Infeksi dari virus babi itu dapat berdampak buruk pada hasil transplantasi organ.
Baca juga: Pria Amerika yang Pernah Jalani Eksperiman Transplantasi Jantung Babi Akhirnya Meninggal
“Kami mulai mempelajari mengapa dia (David Bennett) meninggal,” ujar ahli bedah transplantasi di University of Maryland School of Medicine (UMSOM), Bartley Griffith dilansir dari Independent, Kamis (5/5/2022).
Meninggal Ia meyakini bahwa virus yang ada pada organ babi kemungkinan merupakan pemicu yang menyebabkan pasien pertama penerima transplantasi jantung babi meninggal dunia.
Adapun jantung babi yang digunakan Bennett merupakan buatan perusahaan bioteknologi Revivicor, yang mengubah beberapa kode genetik pada organ tersebut.
Para ilmuwan telah memodifikasi babi untuk menghilangkan gen hewan yang dapat memicu penolakan organ selama transplantasi, dan menambahkan gen manusia agar membantu tubuh menerima organ.
Menurut dokter yang menangani, dalam tahap awal usai menjalani transplantasi jantung kondisi Bennett cukup baik.
Tak hanya itu, jantung babi yang dipasang di tubuhnya juga dinilai bekerja dengan normal.
Kendati demikian, dua bulan setelahnya kesehatan Bennett, pasien transplantasi jantung babi ini menurun drastis dan akhirnya meninggal dunia.
Dua Bulan Bertahan
David Bennett Sr., yang setidaknya dua bulan bertahan hidup dengan jantung babi, diduga meninggal dunia karena virus hewan liar.
Operasi transplantasi jantung babi ke manusia pertama di dunia tersebut dilakukan pada Januari lalu, ditangani seorang ahli bedah yang fokus pada transplantasi di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland Dr. Bartley Griffith.
Baca juga: Tidak Mau Divaksin, Pria di AS Dihapus dari Daftar Tunggu Transplantasi Jantung
Awalnya prosedur ini dianggap berhasil, setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS) memberikan otorisasi darurat untuk melakukan transplantasi organ hewan ke manusia.
Menurut MIT Technology Review, ini merupakan transplantasi jantung babi ke manusia pertama yang dimodifikasi secara genetik.
Penolakan terhadap jenis prosedur ini sering difokuskan pada fakta bahwa organ hewan dapat menularkan patogen baru ke manusia.
Sebelum prosedur dilakukan, jantung babi diubah secara genetik dengan harapan tidak ditolak oleh sistem kekebalan pasien.
Revivicor, sebuah perusahaan obat khusus produk regeneratif, menyediakan jantung transplantasi tersebut.
Baca juga: Apa Itu Transplantasi Rambut? Inilah Proses, Manfaat, hingga Efek Sampingnya
Staf Universitas Maryland menambahkan, hewan tersebut telah diperiksa terkait virus dan porcine cytomegalovirus (pCMV), virus yang diyakini berperan dalam kasus kematian yang terjadi.
Hasilnya tidak terdeteksi secara aktif virus-virus tersebut sebelum prosedur dilakukan.
Sebagai informasi, Bennett memiliki kondisi jantung terminal dan tidak memenuhi syarat untuk transplantasi jantung manusia, dikarenakan kekurangan organ manusia dan sebelumnya gagal mengikuti perintah dokter.
“Tidak ada bukti bahwa virus tersebut menyebabkan infeksi pada pasien, termasuk menginfeksi jaringan atau organ apa pun di luar jantung.
Penyebab kematian penerima jantung babi masih dipelajari,” tegas pihak universitas.
Dugaan penyebab kematian
Terbaru, dalam penelitian terhadap penyebab potensial, kematian diduga karena gagal jantung stadium lanjut pasien sebelum transplantasi.
Selain itu, tercatat penemuan bukti virus pCMV melalui pengujian khusus yang sangat sensitif.
Pihak universitas menegaskan, jantung telah diuji sebelum dikirimkan ke Maryland dan beberapa hari sebelum transplantasi dilakukan.
Langkah-langkahnya pun telah mengikuti prosedur FDA dan babi dibesarkan di fasilitas yang dirancang untuk mencegah infeksi virus.
Selama satu setengah bulan pertama setelah prosedur transplantasi, penerima dalam keadaan sehat.
Hasil tes kembali terhadap virus babi setelah 20 hari menunjukkan sedikit tanda-tanda penyebaran.
“Jadi kami mulai berpikir, bahwa virus yang muncul sangat awal pada hari ke-20 hanya dengan sekejap mulai tumbuh seiring waktu dan mungkin pemicu semua ini,” tulis Griffith.
Setelah 45 hari transplantasi dilakukan, kesehatan pasien terus menurun.
Tak berselang lama, pasien penerima transplantasi jantung babi tersebut meninggal dunia pada 8 Maret 2022. (Kompascom/Mela Arnani/Bestari Kumala Dewi/Zintan Prihatini/Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)