Ilmuwan Militer China Kembangkan Senjata Untuk Hancurkan Satelit Starlinknya Elon Musk
Langkah ini sebagai misi menghancurkan sistem satelit Starlink milik Elon Musk, jika mengancam keamanan nasional negaranya.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Para ilmuwan militer di China sekarang sedang mengembangkan senjata anti-satelit terbaru.
Langkah ini sebagai misi menghancurkan sistem satelit Starlink milik Elon Musk, jika mengancam keamanan nasional negaranya.
Para peneliti tersebut mengatakan, bahwa China perlu mengembangkan senjata, termasuk sistem yang bisa mengawasi, menonaktifkan, bahkan menghancurkan megakonstelasi Starlink.
"Kombinasi metode soft dan hard kill harus diadopsi untuk membuat beberapa satelit Starlink kehilangan fungsinya dan menghancurkan sistem operasi konstelasi," tulis tim peneliti yang dipimpin Ren Yuanzhen, dari Beijing Institute of Tracking and Telecommunications dalam studi yang dipublikasikan di Modern Defence Technology.
Baca juga: SpaceX Kirim Ribuan Antena Internet Satelit Starlink ke Ukraina
Adapun rencana untuk menyerang sistem Starlink akan membutuhkan beberapa hal dengan biaya yang tergolong rendah, namun efisiensinya tinggi.
Sejauh ini, mereka menyarankan agar pemerintah China membangun satelit mata-matanya sendiri untuk mengintai Starlink.
Selanjutnya, menemukan cara baru yang lebih baik untuk meretas sistemnya, dan mengembangkan metode guna menonaktifkan satelit dalam jaringan.
Seperti dilansir dari Live Science, Jumat (27/5/2022); China telah menyiapkan beberapa metode untuk menonaktifkan satelit.
Di antaranya adalah menggunakan perangkat gelombang mikro yang bisa mengganggu komunikasi, laser resolusi milimeter untuk merekam gambar resolusi tinggi, serta rudal anti-satelit jarak jauh atau long-range anti-satellite (ASAT).
Meski begitu, para peneliti di China mengatakan langkah-langkah ini tidak akan cukup untuk menghancurkan satelit Starlink di orbit Bumi.
Baca juga: 40 Satelit Starlink SpaceX Hancur Akibat Geomagnetric Storms, Apa Dampaknya Terhadap Bumi?
Mereka tidak merincikan langah seperti apa yang akan diambil untuk memperkuat tujuannya tersebut.
Untuk diketahui, Starlink adalah proyek internet satelit yang dikembangkan SpaceX untuk memancarkan internet broadband dari luar angkasa ke pengguna di seluruh dunia.
Proyek ambisius ini akan melibatkan puluhan ribu satelit yang bergabung dalam konstelasi.
Sejak Starlink pertama diluncurkan pada 2019, SpaceX telah menempatkan lebih dari 2.300 satelit ke orbit rendah Bumi.
Kini perusahaan itu berencana mengirim hingga 42.000 satelit ke luar angkasa, untuk membentuk megakonstelasi yang lebih besar.
Tidak hanya untuk kebutuhan komersial, satelit internet Starlink juga dimanfaatkan untuk aktivitas militer.
SpaceX pun sudah terikat kontrak dengan Kementerian Pertahanan Amerika Serikat untuk mengembangkan teknologi baru berdasarkan platform Starlink, termasuk instrumen sensitif yang bisa mendeteksi maupun melacak senjata hipersonik di atmosfer.
Baca juga: Satelit Starlink Milik Elon Musk Nyaris Bertabrakan dengan OneWeb di Orbit Bumi
Musk sebagai pendiri SpaceX sebelumnya cukup populer di China, karena dianggap sebagai panutan terkait inovasi teknologi.
Namun, belakangan dia dan SpaceX dikritik setelah dua satelit Starlink hampir menabrak stasiun luar angkasa milik China tahun lalu.
Satelit milik China juga beberapa kali nyaris bertabrakan dengan satelit Starlink.
Akibatnya, mereka mengajukan komplain ke PBB lantaran satelit China terpaksa melakukan manuver darurat untuk menghindari tabrakan dengan satelit Starlink pada Juli dan Oktober 2021.
China juga berambisi untuk menyaingi Starlink melalui peluncuran jaringan satelitnya yang disebut Xing Wang, atau Starnet.
Nantinya, jaringan tersebut dapat menyediakan akses internet global bagi pelanggan yang membayar. (Zintan Prihatini/Shierine Wangsa Wibawa)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "China Berencana Hancurkan Satelit Starlink Milik Elon Musk, Apa Alasannya?"