Apa Itu Gelombang Panas yang Tengah Melanda Eropa? Bisakah Terjadi di Indonesia?
Gelombang panas melanda sejumlah negara Eropa. Lantas apa itu gelombang panas dan apa penyebabnya?
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Gelombang panas melanda sejumlah negara Eropa seperti Inggris, Prancis, Spayol, Portugal, hingga Italia.
Suhu dilaporkan mencapai 38 derajat celcius bahkan menyentuh angka 40 derajat celcius.
Gelombang panas tersebut telah menyebabkan sejumlah masalah seperti kebakaran hutan hingga kematian.
Di Spanyol, ada lebih dari 500 orang yang meninggal akibat gelombang panas.
Beberapa hutan juga mengalami kebakaran setelah tinggi suhu cuaca yang mencapai 45 derajat celcius.
Negeri Elizabeth Inggris juga dilaporkan tengah dilanda gelombang panas.
BBC melaporkan, kebakaran besar terjadi di Wenington, di London timur dan menyebabkan rumah-rumah hangus.
Baca juga: Lebih dari 500 Orang Tewas akibat Gelombang Panas Spanyol
Lantas, apa itu gelombang panas?
Menurut badan meteorologi dunia atau World Meteorological Organization (WMO), gelombang panas dikenal juga dengan istilah heatwave.
Gelombang panas adalah periode cuaca panas yang tidak normal dan berkepanjangan selama beberapa hari.
Tidak normal dalam hal ini yakni suhu yang dicatatkan bisa mencapai 5 derajat lebih tinggi atau lebih dari suhu maksimum rata-rata.
Fenomena gelombang panas ini lazimnya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi, seperti wilayah Eropa dan Amerika.
Dikutip dari laman Met Office, gelombang panas paling sering terjadi di musim panas ketika tekanan tinggi berkembang di suatu area.
Baca juga: Inggris Hadapi Gelombang Panas, Suhu Diperkirakan Capai 42 Derajat Celcius
Sistem tekanan tinggi bergerak lambat dan dapat bertahan di suatu area untuk jangka waktu yang lama, seperti berhari-hari atau berminggu-minggu.
Gelombang panas adalah peristiwa cuaca ekstrem, tetapi penelitian menunjukkan bahwa perubahan iklim membuat peristiwa ini lebih mungkin terjadi.
Gelombang panas memiliki dampak yang hebat di banyak negara maju dan berkembang.
Penggunaan listrik meningkat karena AC dan unit pendingin di rumah dan kantor bekerja lebih keras untuk menjaga ruangan tetap dingin.
Sumber daya air juga terkuras karena pembangkit listrik membutuhkan air dalam jumlah besar untuk pendinginan dan tanaman mungkin memerlukan air yang lebih banyak.
Pun demikian juga konsumsi air untuk banyak orang, akan terjadi peningkatan sebagai upaya agar tetap terhidrasi dan sejuk.
Panas dapat memiliki dampak yang bertahan lama karena tanaman dapat rusak, mengurangi produksi yang menyebabkan kekurangan pasokan, dan atau peningkatan biaya bagi petani dan konsumen.
Apakah Indonesia Bisa Terjadi Gelombang Panas?
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gelombang panas yang terjadi di negara-negara Eropa sangat kecil terjadi di Indonesia.
Pasalnya, Indonesia merupakan negara yang dikelilingi perairan yang cukup luas.
"Indonesia belum pernah terjadi heatwave karena kita dikelilingi lautan. Itu bisa mengurangi dampak heatwave karena lembap air," kata Koordinator Sub Bidang Informasi Gas Rumah Kaca BMKG, Albert Nahas, Selasa (18/7/2022).
Dari catatan BMKG, ibu kota Jakarta pernah mencapai suhu panas 39 derajat celcius. Namun, kejadian tersebut bukanlah gelombang panas.
"Jadi secara definisi dulu, heatwave itu temperatur di atas 35 derajat atau lebih, selama lima hari berturut-turut. Nah, dari definisi ini Indonesia belum mengalami, setidaknya itu yang dicatat BMKG," imbuh Albert.
Meski demikian, kondisi cuaca yang ekstrem di Indonesia diperlu diwaspadai karena juga berdampak pada kesehatan.
(Tribunnews.com/Tio, Rina Ayu)