Jelang Peluncuran Misi Artemis 1, Berikut Fakta Misi Penjelajahan NASA di Bulan
NASA akan meluncurkan roket Space Launch System (SLS) serta pesawat luar angkasa Orion dalam misi Artemis 1 ke bulan hari ini.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - NASA akan meluncurkan roket Space Launch System (SLS) serta pesawat luar angkasa Orion dalam misi Artemis 1 ke bulan hari ini, Senin (29/8/2022) pukul 12:33 GMT.
Misi Artemis 1 akan meluncur dari Kennedy Space Center di Florida, Amerika Serikat. Misi tanpa awak selama 42 hari ini, menandai debut roket SLS dan memulai kembalinya misi NASA untuk mengeksplorasi bulan yang telah lama ditunggu-tunggu.
Ini merupakan misi pertama dalam program Artemis NASA, yang diharapkan dapat mendaratkan astronot di bulan pada misi ketiganya di tahun 2025.
Artemis 1 tidak akan membawa astronot atau mendarat di bulan, namun misi ini begitu penting karena akan menguji apakah roket SLS dan pesawat Orion dapat memenuhi kemampuan untuk membawa manusia ke luar angkasa.
Misi ini sempat tertunda bertahun-tahun dan menyedot sebagian besar anggaran NASA. Inspektur Jenderal NASA, Paul Martin mengungkapkan dalam sekali peluncuran, misi Artemis 1 menelan biaya hingga 4,1 miliar dolar AS.
Diperkirakan hingga pendaratan pertama di bulan pada tahun 2025 nanti, NASA akan menghabiskan biaya hingga 93 miliar dolar AS, jika biaya persiapan misi pada satu dekade lalu ikut dihitung.
Baca juga: Roket Baru NASA Tiba di Landasan Peluncuran, Siap Terbang ke Bulan
Misi Artemis NASA juga bergantung pada keberhasilan roket lain yaitu Starship SpaceX. Tahun lalu NASA memberi SpaceX, perusahaan milik Elon Musk, kontrak senilai 2,9 miliar dolar AS untuk mengembangkan roket khusus ke bulan yang akan digunakan pada misi Artemis III.
Jika masalah teknis dan cuaca menunda upaya peluncuran hari ini, NASA memiliki opsi tanggal pengganti yaitu pada 2 dan 5 September.
Dikutip dari CNBC, berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui mengenai misi Artemis 1:
1. SLS, Roket terkuat yang pernah dibuat
Roket ini memiliki tinggi 322 kaki atau sekitar 98 meter, lebih tinggi dari Patung Liberty yang mencapai 93 meter.
SLS merupakan kendaraan super berat yang dibangun dengan teknologi yang ditingkatkan dari program Space Shuttle (pesawat ulang alik) dan Apollo NASA.
Memiliki bobot 5,7 juta pon, SLS menghasilkan daya dorong hingga 8,8 juta pon. Ini 15 persen lebih kuat dari roket Saturn V Apollo, roket terkuat yang membawa manusia ke bulan. SLS menggunakan mesin RS-25 berbahan bakar hidrogen.
Baca juga: NASA Kritik China karena Tak Jujur soal Roket yang Jatuh ke Bumi Tak Terkendali
Untuk tiga misi Artemis pertama, NASA menggunakan variasi SLS yang dikenal sebagai Blok 1. Untuk misi selanjutnya, NASA berencana meluncurkan variasi yang lebih kuat, yang dikenal sebagai Blok 1B.
2. Kapsul Orion angkut tiga manekin ke luar angkasa
Pesawat luar angkasa Orion NASA dapat membawa empat orang astronot ke luar angkasa. Orion memiliki tiga bagian yaitu The Launch Abort System (LAS), yang dirancang untuk membawa kru ke tempat yang aman saat terjadi kendala pada peluncuran.
Bagian kedua adalah Modul Awak (The Crew Module) atau tempat astronot berada, yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung untuk menunjang kehidupan para astronot.
Bagian ketiga adalah The Service Module, yang dikembangkan dengan Badan Antariksa Eropa, yang berfungsi menampung air, oksigen dan daya pesawat.
Baca juga: NASA Hilang Kontak dengan Satelit yang dalam Perjalanan ke Bulan
Pada misi Artemis 1, akan ada tiga manekin di dalam kapsul Orion, yang diberi nama Campos, Helga dan Zohar, untuk mengumpulkan data melalui sensor yang terpasang pada manakin tersebut.
Kembalinya kapsul ini ke Bumi juga menjadi penilaian penting. Ketika Orion memasuki atmosfer bumi dengan kecepatan sekitar 25.000 mil per jam, ini akan menguji apakah perisai atau pelindung panas yang melindungi bagian luar Orion akan bekerja atau tidak.
3. Misi Mengelilingi bulan
Artemis 1 akan melakukan perjalanan sekitar 1,3 juta mil selama 42 hari. NASA berencana menerbangkan Orion sedekat 60 mil di atas permukaan bulan, sebelum pindah ke orbit yang lebih luas di sekitar tubuh bulan.
Untuk pulang ke Bumi, Orion akan menggunakan gravitasi bulan untuk membantunya mengatur lintasan agar dapat kembali ke orbit Bumi. Orion diperkirakan akan jatuh di Samudra Pasifik, di lepas Pantai San Diego, California.
Selain membawa tiga manekin, Artemis 1 juga akan beberapa muatan seperti cube satellite dan NASA Biology Experiment-1 yang akan menyelidiki dampak radiasi pada perbaikan DNA Jamur, adaptasi ragi, nilai gizi bersih dan perubahan gen pada alga.
Baca juga: China Tak Terima Dituding NASA Ingin Mengambil Alih Bulan
Menurut ilmuwan NASA untuk biologi luar angkasa, Sharmila Bhattacharya mengatakan eksperimen ini akan membantu ilmuwan memberi gambaran seberapa besar potensi manusia dapat tinggal di luar angkasa.
"Mengumpulkan informasi seperti ini dan menganalisisnya setelah penerbangan pada akhirnya akan membantu kami melukiskan gambaran lengkap tentang bagaimana kami dapat membantu manusia berkembang di luar angkasa." kata Sharmila Bhattacharya.