7 Fakta Tragedi Bintaro, 31 Tahun Lalu: Petugas Sempat Kejar Kereta, tapi Malah Disoraki Penumpang
31 tahun yang lalu terjadi Tragedi Bintaro. Ini 7 fakta-fakta tragisnya.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Fathul Amanah
4. Warga setempat gelar tahlilan di pinggir rel setiap tahunnya
Tragedi Bintaro tak hanya menyisakan kepedihan bagi para penumpang dan keluarganya.
Namun, warga yang berada di sekitar lokasi kejadian juga tak dapat melupakan begitu saja peristiwa itu.
Untuk mengenang Tragedi Bintaro, warga sekitar memasang bendera merah putih di sekitar rel.
Warga juga menggelar tahlilan bersama di pinggir rel, untuk mendoakan arwah korban yang meninggal dunia.
5. Tragedi Bintaro dijadikan lagu dan film
Untuk mengenangn Tragedi Bintaro, musisi Iwan Fals menulis lagu berjudul 19/10 atau 1910 (diucapkan: sembilan belas-sepuluh, berarti 19 Oktober).
Juga Ebiet G Ade yang membuat lagu Masih Ada Waktu dari peristiwa kecelakaan ini.
Dua tahun kemudian, tepatnya 1989, peristiwa ini diangkat menjadi sebuah film yang berjudul Tragedi Bintaro dan disutradarai oleh Buce Malawau.
Film berjudul Tragedi Bintaro dibintangi antara lain Roldiah Matulessy, Ferry Octora, dan Lia Chaidir yang diangkat dari kisah nyata seorang korban kecelakaan, Juned.
Di akhir film, muncullah Juned yang sebenarnya di rel kereta api yang memakai penyangga kaki, karena kaki kirinya harus diamputasi.
“Sayalah Juned, seorang korban musibah tabrakan kereta api di Bintaro, saya berterima kasih karena kisah kami sekeluarga diangkat kelayar putih lewat film ini, moga-moga ada hikmahnya bagi kita semua” demikian kata-kata Juned yang asli di akhir kisah.
6. Lokasi bangkai lokomotif 'dikuburkan'
Balai Yasa Yogyakarta menjadi tempat penyimpanan lokomotif tua dari semua daerah di Pulau Jawa.
Dari puluhan lokomotif yang 'dikuburkan' di Balai Yasa, ada dua lokomotif yang sempat saling bertabrakan saat Tragedi Bintaro.
Eko Purwanto, EVP Balai Yasa Yogyakarta membenarkan bila lokomotif maut itu masih ada di sana.
Dari isu yang beredar, banyak pegawai Balai Yasa yang enggan mendekatinya karena menyimpan aura mistis.
Purwanto pun tak menampik soal adanya cerita mistis yang beredar.
Namun, selama ia bertugas di sana, hal-hal mistis itu tak mengganggu kerjanya.
"BB304 nomor seri lupa. Cerita mistis ada, bahkan tidak cuma soal itu (lokomotif yang terlibat kecelakaan di Bintaro). Tapi enggak masalah, pekerjaan tetap lancar," kata dia.
7. Nasib masinis KA
Dalam tragedi tersebut, masinis KA 225, Slamet Suradio disalah karena dianggap melanggar aturan dengan memberangkatkan kereta tanpa izin PPKA.
"Saya ingat jelas pagi itu kereta saya diberangkatkan."
"Saya melihat PPKA memberi tanda, asisten masinis telah naik ke kabin, dan kondektur pun telah masuk ke kereta," kata Slamet seperti dilansir dari Tribun Jogja.
Karena itu, ia kesal ketika tahu hanya dirinya saja yang dipecat dengan tidak hormat dan tidak mendapatkan uang pensiun.
Akibat kecelakaan tersebut, Slamet Suradio mengalami gangguan kesehatan dan trauma pascakecelakaan juga masih dirasakannya.
Setelah tak lagi berada di Jakarta, Slamet merajut hidup baru di kampung halamannya, Purworejo, Jawa Tengah.
Ia memilih berjualan rokok eceran.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)