Rayakan Hari Ayah Nasional 12 November dengan Nonton 5 Film Indonesia Ini!
Tak banyak yang tahu tanggal 12 November jatuh sebagai hari ayah nasional. 5 film Indonesa ini cock banget ditonton bareng keluarga lho!
Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Jika hari ibu jatuh pada tanggal 22 Desember, lalu kapan kah hari ayah nasional?
Sayangnya, tak banyak yang tahu bahwa hari ayah nasional jatuh pada 12 November.
Sebagai kepala keluarga, ayah punya tanggung jawab yang besar untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Tak perlu perayaan yang mewah, hal kecil seperti nonton film bersama pun bisa jadi pilihan yang tepat untuk mengungkapkan terimakasihmu pada ayah.
Baca: Menilik Sejarah Hari Ayah yang Diprakarsai oleh Para Ibu
Nah, berikut ini 5 film Indonesia bertema tentang perjuangan ayah:
1. Meet Me After Sunset (2018)
Sosok Gadis (Agatha Chelsea) adalah seorang remaja perempuan yang berbeda dari kebanyakan.
Ia hanya bisa beraktivitas di malam hari dan juga hanya memiliki seorang sahabat yang bernama Bagas.
Muncullah, Vino (Maxime Bouttier) merupakan seorang anak yang baru saja pindah dari Jakarta yang menjadi tetangga Gadis.
Ayah Gadis sangat posesif karena Gadis menderita penyakit xeroderma pigmentosum (XP) yang mana ia tidak bisa terkena sinar ultraviolet dari matahari.
Namun perlahan sifat keras sang ayah luluh berkat Vino.
Banyak hal baru yang dialami Gadis sejak kehadiran Vino, tanpa Gadis sadari yang mereka lakukan malah membahayakan nyawa Gadis.
Film garapan Danial Rifki ini mengajarkan kita bahwa setiap ayah tahu yang terbaik untuk anaknya.
2. Sabtu Bersama Bapak (2016)
Film garapan Monty Tiwa berdurasi 1 jam 51 menit ini bercerita tentang Gunawan (Abimana Aryasatya) yang sedang sakit keras.
Mengetahui bahwa hidupnya tak akan lama lagi karena mengidap penyakit parah, Gunawan merekam beberapa video yang berisikan pesan-pesan kepada anak-anaknya.
Dan video tersebut hanya diputarkan oleh Ibunya, Itje (Ira Wibowo) setiap hari sabtu.
Kehidupan Itje, Satya (Arifin Putra) dan Cakra (Deva Mahenra), berlanjut.
Mengikuti pesan sang bapak, Satya terlalu kaku dengan pemikirannya dan berjarak dengan sang istri.
Hal yang sama juga dilakukan Cakra.
Ia fokus bertahun-tahun menngumpulkan uang sehingga lupa menyiapkan diri untuk mencari pasangan.
Baca: Ayah Pukul Bayinya karena Tak Berhenti Menangis, Korban Alami Cacat Permanen
Itje menyimpan sebuah rahasia, dan tidak ingin kedua anaknya tahu.
Film ini merupakan adaptasi dari novel Adhitya Mulya yang berjudul sama.
3. Ayah Menyayangi Tanpa Akhir (2015)
Kisah Juna (Fedi Nuril) pria keturunan ningrat Jawa, jatuh cinta pada gadis Jepang, Keisha (Kelly Tandiono).
Ia harus berjuang keras agar cintanya disetujui oleh pihak keluarga.
Kekuatan cinta Juna mampu menerobos benteng perbedaan.
Mereka resmi menjadi pasangan suami-istri.
Keduanya dikaruniai seorang anak bernama Mada (Naufal).
Di malam kelahiran Mada, Juna harus merelakan kepergian Keisha untuk selamanya.
Juna menjaga dan merawat sang buah hati dengan penuh kasih sayang.
Sekali lagi Juna dihadapkan pada cobaan berat, Mada terkena penyakit mematikan.
Juna akan kehilangan Mada untuk selamanya.
Ditulis oleh Ivan Ismail, dari adaptasi novel garapan Kirana Kejora dengan judul yang sama.
4. Tampan Tailor (2013)
Film ini mengisahkan hidup Topan (Vino G Bastian) dan anaknya Bintang (Jefan Nathanio).
Topan bekerja sebagai seorang penjahit, dan baru saja kehilangan istrinya.
Penderitaan Topan tak cukup sampai di situ, ia juga kehilangan toko jahitnya.
Himpitan ekonomi membuat Bintang nyaris kehilangan masa depan karena dikeluarkan dari sekolah.
Baca: Hadiri Premier Film A Man Called Ahok, Daniel Mananta Ajak Sang Istri
Tapi Topan tidak pernah kehilangan harapan.
Dengan bantuan sepupunya, Darman, Topan mulai menjajal segala pekerjaan untuk terus menyambung hidup.
Semangat Topan yang luar biasa ini, memikat hati Prita, gadis penjaga kios di samping stasiun kereta.
Dan, dengan bantuan Prita pula, akhirnya Topan dapat kembali bangkit dan mengembalikan semua mimpinya.
Film yang mengajarkan kepada kita, Anda boleh kehilangan segalanya, tapi Anda tidak boleh kehilangan harapan.
Berdurasi 1 jam 40 menit, film garapan Guntur Soehardjanto cocok untuk ditonton bersama keluarga.
5. Ayah Mengapa Aku Berbeda? (2011)
Angel (Dinda Hauw) , tunarungu, tidak pernah menyerah untuk membuktikan bahwa ia terlahir ke dunia ini dengan tujuan yang diberikan Tuhan.
Ia terus berjuang meraih impiannya untuk membahagiakan sang ayah, setelah ibunya meninggal saat melahirkan dirinya.
Mula-mula Angel harus berjuang untuk belajar bahasa tangan yang juga dengan susah payah bisa dikuasai oleh ayah dan neneknya.
Setelah neneknya meninggal, Angel hanya memiliki ayahnya (Surya Saputra) sebagai teman bicara.
Baca: Jumlah Penonton A Man Called Ahok Dibandingkan dengan Film Hanum Rais - Anak Jokowi Angkat Bicara
Karena pintar, guru-guru sekolah luar biasa menyarankan Angel untuk sekolah umum.
Ayah memutuskan pindah ke kota besar sehingga Angel kelak dapat tumbuh di lingkungan yang lebih terbuka.
Diawali dengan penolakan, akhirnya ada sekolah yang mau menerima Angel sebagai murid.
Dunia berubah ketika ia harus bergaul dan hidup dengan orang-orang normal di sekolahnya.
Ia tidak diterima oleh sebagian teman-temannya karena dianggap cacat.
Ia hanya memiliki satu orang sahabat bernama Hendra.
Film garapan Findo Purwono berdurasi 90 menit ini menunjukkan kepada kita perjuangan seorang ayah yang pantang menyerah untuk anaknya. (*)
(Tribunnews.com / Bunga)