Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Ini Kata Saksi dan Penjelasan Resmi Polisi
Saksi sempat melihat gerbang kontrakan sudah terbuka dan masih menyala pada pukul 03.00 WIB.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Daryono
Saksi dari warga dan penjelasan resmi Kapolres terkait pembunuhan satu Keluarga di Bekasi
TRIBUNNEWS.COM - Satu keluarga di rumah yang beralamatkan di jalan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi ditemukan tewas, pada Selasa (13/11/2018) dini hari.
Satu keluarga tersebut terdiri dari pasangan suami-istri dan dua anak yang berusia 9 dan 7 tahun.
Mereka yakni Diperum Nainggolan (38), Maya Boru Ambarita (37), Sarah Boru Nainggolan (9), dan Arya Nainggolan (7).
Dilansir Tribunnews.com dari Wartakotalive.com pada Rabu (14/11/2018), salah seorang warga bernama Gamal mengaku kenal dengan keluarga korban.
Korban merupakan pemilik sebuah toko kelontong.
"Yang jaga toko itu ya suami dan istri. Toko enggak buka 24 jam, paling buka hingga pukul 22.00 WIB," tambah Gamal (40).
Baca: Sebelum Tewas, Anak Korban Pembunuhan di Bekasi Tulis Surat: Mama Papa Maafin Kakak Sudah Buat Marah
Warga lain yang memberikan kesaksian adalah Feby Lofa.
Feby mengatakan sekitar pukul 03.00 WIB, ia melihat gerbang kontrakan samping rumah korban sudah terbuka, dan televisi yang masih menyala.
"Saya sempat lihat gerbangnya kebuka, saya panggil tapi tidak ada jawaban," ujar Feby yang saat itu memutuskan untuk pulang.
Baca: Pembunuhan di Bekasi, Tetangga Dengar Korban Menelepon dengan Nada Keras Bicara soal Uang dan Mobil
Pagi harinya karena curiga, Feby penasaran dan membuka jendela.
Setelah melihat keadaan di dalam rumah korban, Feby melihat korban sudah bersimbah darah.
Feby kemudian melapor ke ketua RT dan warga lainnya.
Pihak kepolisian gabungan dari Polres Metro Bekasi Kota, yang dibantu Jatanras dan Resmob Polda Metro Jaya terus menyelidiki motif pembunuhan satu keluarga ini.
"Sementara ini saksi-saksi telah diperiksa, tim juga telah olah TKP. Dan setelah ini kita akan melakukan konsolidasi," ujar Kombes Indarto sebagai Kapolres Metrro Bekasi Kota.
Indarto menambahkan, sejauh ini polisi menduga motif pembunuhan bukan karena motif ekonomi.
"Sementara ini kita melihat kecenderungannya bukan ekonomi, semua motif masih kita buka untuk peluangnya," ujar dia.
Dari penyelidikan sementara, Indarto beserta timnya masih mendata barang apa yang hilang.
Selain itu tidak terlihat bekas pintu dicongkel, senjata tajam juga tidak ditemukan, adanya beberapa gunting yang masih dalam pemeriksaan apakah digunakan pelaku atau memang sudah ada di TKP.
Baca: Polda Metro Jaya Bentuk Tim Gabungan Libatkan Polres dan Polsek Ungkap Pembunuhan di Bekasi
Sementara itu, Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo menduga ada motif balas dendam dari pelaku.
"Dari pengalaman dan dari hasil yang ditangani polisi. Biasanya kalau pembunuhan dilakukan secara sadis dan memakan lebih dari satu korban, itu ada motif dendam dari pelaku," ujar Dedi.
"Setiap kasus punya karakter sendiri, tidak bisa sama. Penyidik melihat fakta itu, apakah kasus pembunuhan atau hanya untuk mengelabui suatu peristiwa. Polisi harus matang, ada labfor (laboratorium forensik), ada Inafis, itu yang kita libatkan," ujar Dedi Prasetyo.
(Tribunnews/Sina/Wartakota)