BMKG Umumkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Wilayah Ini, Senin Malam 26 November 2018
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini cuaca berpotensi hujan lebat di sejumlah daerah pada Senin (26/11/2018)
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Suut Amdani
TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini cuaca berpotensi hujan lebat di sejumlah daerah pada Senin (26/11/2018) malam.
Data dari akun Twitter BMKG @infoBMKG, sejumlah wilayah bahkan masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem hingga pukul 24.00 WIB.
Daerah-daerah tersebut di antaranya adalah Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Barat.
Sementara, wilayah yang berpotensi cuaca ekstrem singkat adalah di Kalimantan Tengah.
Berikut ini grafik dan gambar peringatan dini cuaca di sejumlah wilayah di Indonesia.
Catatan Tribunnews.com dari data BMKG, hingga kini terjadi delapan gempa pada Senin.
1. Barat Daya Mamasa
Gempa pertama dirasakan di Barat Daya Mamasa.
Tepatnya di 4 km Barat Daya Mamasa.
Gempa yang berpusat di darat tersebut, berkekuatan 4,3 magnitudo dengan kedalaman 10 km dengan skala MMI III.
Gempa terjadi pada pukul 00.36 WIB.
Gempa ini juga dirasakan di Mamuju, Sulawesi Barat.
2. Timur Laut Mamasa
Pada pukul 00.46 WIB, gempa kembali mengguncang di 6 km Timur Laut Mamasa.
Gempa yang berkekuatan 2,7 magnitudo ini berada di kedalaman 3 km.
Pusat gempa berada di daratan.
3. Utara Mamasa
Tak lama berselang, gempa kembali mengguncang sebelah Utara Mamasa.
Gempa ini dirasakan Mamasa dengan Skala MMI II.
Gempa tersebut berada di kedalaman 10 km dengan kekuatan 2,6 magnitudo.
Baca: Menko PMK Pastikan Pembangunan Rumah Korban Gempa Berjalan Lancar
4. Tenggara Mamasa
Pada pukul 01.09 WIB, Mamasa kembali diguncang gempa dengan skala MMI II.
Kali ini dengan kekuatan 2,5 magnitudo dan kedalaman berada di 15 km.
Pusat gempa berada di 10 km Tenggara Mamasa.
5. Barat Daya Mamasa
Gempa dengan kekuata 3,2 magnitudo mengguncang Mamasa pada pukul 01.11 WIB.
Gempa tersebut berada di kedalaman 3 km.
Gempa ini dirasakan warga Mamasa dengan sekala MMI II
Pusat gempa berada di 3 km Barat Daya Mamasa.
6. Barat Daya Kecamatan Tawalian, Kabupaten Mamasa
Gempa terakhir mengguncang Kecamatan Tawalian dengan kekuatan 4 magnitudo.
Gempa tersebut berada di kedalaman 10 km.
Gempa yang berpusat di darat tersebut dirasakan dengan skala MMI III.
7. Utara Mamasa
Gempa berkekuatan 3 magnitudo.
Berada di kedalaman 10 km.
Gempa berpusat di darat itu berskala MMI II.
8. Timur Lau Mamasa
Gempa berkekuatan 3 magnitudo.
Berada di kedalaman 10 km.
Gempa berpusat di darat itu berskala MMI II.
Berdasarkan Skala MMI (Modified Mercalli Intensity), beginilah gambaran keadaan yang dirasakan seseorang terhadap guncangan gempa, dikutip dari situs BMKG:
I MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang
II MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI
Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
(Tribunnews.com/Facundo Chrysnha Pradipha)