Kaleidoskop: 8 Kejadian di Dunia Sepakbola Indonesia, Kasus Kekerasan hingga Timnas Putri Dibubarkan
Berikut ini delapan kejadian di dunia sepakbola Indonesia sepanjang 2018, kasus kriminal kekerasan hingga pelanggaran yang dilakukan oleh Suporter
Penulis: Umar Agus W
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - kasta tertinggi sepakbola Indonesia liga 1 2018 telah berakhir minggu (9/12/2018) lalu.
Berakhirnya liga 1 tersebut turut mewarnai panjangnya rentetan kasus dan berbagai isu hingga pelanggaran oleh para pendukung atau suporter.
Dirangkum Tribunnews dari berbagai sumber, berikut delapan kejadian kaleidoskop di dunia sepakbola Indonesia sepanjang 2018, kasus kekerasan hingga pelanggaran suporter.
Bahkan ada pembubaran timnas putri Indonesia karena tidak bisa lampaui target Asian Games 2018.
1. Kasus Suporter Persija tewas
Di balik kemenangan dan raihan Persija Jakarta Minggu kemarin juga mengisahkan cerita kelam.
Seorang anggota The Jakmania, suporter Persija, Haringga Sirla tewas akibat dikeroyok oknum suporter Persib Bandung atau Bobotoh, pada 23 September 2018 lalu.
Peristiwa itu terjadi di area Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung beberapa jam sebelum laga Persib vs Persija.
Baca: Empat Pelaku Kasus Pengeroyokan Haringga Sirla Cabut Permohonan Banding
Laga klasik tersebut akhirnya dimenangkan Persib dengan skor 3-2.
Buntut dari tewasnya Haringga, Liga 1 sempat dihentikan sementara.
Persib kemudian dihukum larangan menggelar laga kandang di Bandung selama sisa musim kompetisi.
Sementara itu para pelaku diseret ke pengadilan dan dijatuhi hukuman pidana.
2. Dirigen Aremania Intimidasi Pemain Persebaya
Dirigen Aremania, Yuli Sumpil dan seorang rekannya masuk ke lapangan saat jeda babak pertama laga antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, 6 Oktober 2018.
Tak cuma masuk ke lapangan, Yuli juga sempat mengintimidasi pemain Persebaya yang sedang berlatih.
Akibat tindakannya itu, Yuli dihukum larangan masuk stadion.
Adapun Arema harus menggelar pertandingan kandang tanpa penonton hingga akhir musim.
3. Anak Menpora Dipukul Oknum The Jakmania
Anak Menpora Imam Nahrawi menjadi korban pemukulan dan penganiayaan saat menyaksikan pertandingan Persija Jakarta Vs Persebaya Surabaya di Stadion PTIK, 26 Juni 2018.
Anak Imam diketahui menggunakan atribut Persebaya saat menyaksikan laga yang berakhir imbang 1-1 itu.
Pelaku pemukulan diketahui seorang pemuda berinisial HP.
Ia menyerahkan diri ke Mapolres Jaksel pada 29 Juni 2018.
Pemuda tersebut kemudian dijerat pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman tiga bulan penjara.
Dalam proses hukum, tersangka tidak ditahan lantaran ancaman di bawah lima tahun.
4. Rehat Asian Games 2018
Liga 1 dihentikan sementara saat berlangsungnya Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang dari 18 Agustus hingga 2 September.
Beberapa venue Asian Games diketahui memang menjadi kandang sejumlah tim-tim Liga 1.
Akibatnya banyak klub-klub yang tak bisa bermain dikandang mereka, sehingga liga 1 2018 harus dihentikan sementara.
5. Timnas Putri Indonesia Dibubarkan Karena Gagal di Asian Games 2018
sosiasi sepakbola Wanita Indonesia memutuskan untuk membubarkan tim mulai dari pemain, ofisial, hingga tim pelatih, menyusul kegagalan dalam Asian Games 2018 lalu.
Pada Asian Games 2018, Indonesia gagal memenuhi target yakni lolos dari fase grup.
Manajemen akan melakukan evaluasi secara menyeluruh sehingga para pemain akan dikembalikan ke asosiasi provinsi masing-masing.
Meskipun gagal, ketua Asosiasi sepakbola Wanita, Papat Yunisal, berharap sepakbola wanita lebih berkembang setelah Asian Games 2018.
“Saya berharap ke depannya sepakbola wanita akan lebih maju dan berkembang.
Hasil Asian Games ini sudah cukup bagus.
Kita memang kalah dari Korea Selatan yang peringkatnya jauh di atas, mereka di peringkat 15 kita ada di 77 FIFA,” kata Papat dikutip dari BolaSport.com.
Sementara itu, pelatih Satia Bagdja, menyebut kegagalan ini harus segera membuat Indonesia berubah, terutama dalam pengembangan pemain.
"Ada beberapa yang harus dilakukan. Pertama, sumber daya pemain yang harus diperbanyak. Kompetisi harus segera dihidupkan, dan latihan yang terstruktur. Sekarang ini pemain yang ada bukan berasal dari turnamen resmi,” ujar Badja.
6. Jadwal Berbenturan dengan Agenda Timnas
Tampilnya timnas Indonesia pada Piala AFF 2018 tak membuat Liga 1 berhenti sejenak.
Bahkan pertandingan masih tetap berlangsung pada hari yang sama saat timnas berlaga, tak cuma saat turnamen, tapi juga dalam laga uji coba sebelum turnamen.
Alih-alih memberi kesempatan pemain untuk fokus, sempat terjadi tarik ulur kepentingan antara klub dan timnas.
Contohnya masih ada klub yang meminta pemainnya pulang saat tengah menjalani pemusatan latihan timnas.
Mantan pesepakbola nasional, Ponaryo Astaman, menilai masih berjalannya Liga 1 turut memengaruhi penampilan timnas Indonesia pada Piala AFF 2018.
Ia menilai, kondisi semacam ini tak hanya memusingkan pemain, tetapi juga pelatih.
7. Edy Rahmayadi Didesak Untuk Mundur Dari Ketua PSSI
Kritikan hingga hujatan dari masyarakat pascakegagalan Timnas Senior di ajang AFF, disampaikan melalui tagar #EdyOut.
Tagar tersebut berisi desakan kepada ketua PSSI yakni Edy Rahmayadi.
Masyarakat mengaku geram dengan polemik rangkap jabatan yang dimiliki Edy.
Pasalnya seperti yang diketahui Edy Rahmayadi juga sebagai Gubernur Sumatera Utara.
Pasca gagalnya timnas Senior Indonesia tersebut Edy dianggap tidak lagi mampu berkonsentrasi kepada sepakbola Indonesia karena 2 Jabatan sekaligus yang ia jalankan saat ini
8. Isu Pengaturan Skor
Isu pengaturan skor turut mewarnai jalannya liga 1 2018.
Pasalnya seperti yang diketahui isu ini mulai tinggi dibicarakan jelang akhir kompetisi liga 1 musim 2018.
Isu itu muncul ketika diungkap langsung oleh mantan runner match fixing.
Salah satu tokoh sentral yang membuka skandal pengaturan skor dalam sepakbola Indonesia, Bambang Suryo.
Baca: 7 Fakta Persija Jakarta Raih Gelar Juara Liga 1, Isu Pengaturan Skor hingga Ritual The Jak
Bambang menyebut sosok yang bernama Vigit Waluyo sebagai dalang pengaturan skor di sepakbola Indonesia pada acara Mata Najwa beberapa waktu lalu.
Bahkan Bambang Suryo mengaku siap mati demi sepakbola Indonesia.
Ungkapan tak main-main itu diungkapkan Bambang Suryo karena terus menerus mendapat ancaman pembunuhan.
Dilansir Tribunnews dari BolaSport.com, ancaman yang dialamatkan kepada Bambang Suryo tak lain karena aksi blak-blakannya menyebut dalang dari pengaturan skor sepakbola Indonesia.
(Tribunnews.com/ Umar Agus W)