4 Fakta Terbaru KKB Pasca Pembunuhan di Papua, TNI-POLRI Terus Kejar KKB & Identitas Panglimanya
Berikut 4 Fakta Terbaru KKB Pasca Pembunuhan di Papua, TNI-POLRI akan terus mengejar KKB hingga Identitas Panglima Tertinggi KKB yang dimiliki Polisi
Penulis: Umar Agus W
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
“Terus kita kejar dan habisi, tak boleh ada kekuatan bersenjata yang tidak sah dan kerjanya hanya membunuh dan mengacau di masyarakat, jangan sampai ganggu kepentingan dan persatuan negara,” tegas Wiranto.
Mantan panglima TNI itu menegaskan bahwa kondisi yang terjadi saat ini dimulai sendiri oleh KKB tersebut.
“Hal itu inisiatif mereka yang melakukan pembunuhan brutal, jadi tindakan benar jika TNI hingga kini terus memburu mereka,” pungkas Wiranto.
4. KKB Peroleh Senjata Dari Papua Nugini dan Filipina
Mabes Polri memastikan senjata yang digunakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di pasok dari Papua Nugini dan juga Filipina.
Dari hasil penyelidikan yang senjata yang digunakan berasal dari pasar gelap.
Selain di pasok dari Papua Nugini dan Filipina, senjata tersebut juga senjata dari hasil rampasan petugas di Papua.
"Senjata-senjata tersebut didapat dari jalur penyelundupan secara gelap. Yang dilakukan oleh kelompok tersebut dengan membeli beberapa senjata di wilayah PNG maupun di wilayah Filipina khususnya Filipina Selatan," papar Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo saat mengutip dari Kompas Tv pada Sabtu (15/12/2018) pukul 09.00 WIB.
Baca: Video KKB Papua Peringatkan Jokowi Lewat Surat Terbuka: Tuan Presiden, Perang Tak akan Berhenti
Untuk diketahui, PNG menjual senjata di perbatasan Papua melalui jalur darat, sementara di Filipina menggunakan jalur laut.
"Sementara jika di Filipina jalur masuknya senjata tersebut melalui jalur laut. Sedangkan di PNG jalur yang dilalui melalui jalur darat," tegas Dedi Prasetyo.
Sedikitnya 25 pucuk senjata beragam merek berhasil dimiliki kelompok bersenjata.
Dari 25 merek tersebut yang paling banyak adalah senjata jenis laras panjang.
Tim juga masih mengejar kelompok bersenjata yang bersembunyi di hutan di Papua.
(Tribunnews.com/ Umar Agus W)