Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

4 Fakta Terbaru KKB Pasca Pembunuhan di Papua, TNI-POLRI Terus Kejar KKB & Identitas Panglimanya

Berikut 4 Fakta Terbaru KKB Pasca Pembunuhan di Papua, TNI-POLRI akan terus mengejar KKB hingga Identitas Panglima Tertinggi KKB yang dimiliki Polisi

Penulis: Umar Agus W
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
zoom-in 4 Fakta Terbaru KKB Pasca Pembunuhan di Papua, TNI-POLRI Terus Kejar KKB & Identitas Panglimanya
Grafis Tribun-Video/ Alfin Wahyu
31 pekerja pembangunan jembatan dan jalan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, ditembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Minggu (2/12/2018). 

TRIBUNNEWS.COM - Tim gabungan TNI-Polri akan terus mengejar kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.

Kadiv Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal menyebut tim gabungan TNI-Polri akan terus mengejar kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.

selain itu Aparat gabungan TNI dan Polri telah memetakan profil pelaku Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang merupakan panglima tertinggi KKB.

Berikut ini Tribunnews merangkum fakta terbaru KKB Pasca Pembunuhan di Papua:

1.TNI-POLRI Terus akan kejar KKB

Kadiv Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal
Kadiv Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal (Vincentius Jyestha/Tribunnews.com)

Kadiv Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal menegaskan pihaknya akan berusaha menangkap dan memproses hukum setiap anggota KKB.

Selain itu ia menyebut tim gabungan TNI-Polri akan terus mengejar kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.

Berita Rekomendasi

"Kita kejar, kita tangkap agar mereka mempertanggungjawabkan kebiadabannya," ujar Iqbal, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (14/12/2018).

Mengutip dari Tribun Jakarta, Ia juga menyebut pihaknya juga bisa saja melepaskan tembakan kepada KKB.

Hal itu dilakukan, kata dia, apabila aksi KKB dinilai sudah membahayakan keselamatan aparat penegak hukum dan masyarakat sekitar. 

Mantan Wakapolda Jawa Timur itu menyebut bahwa itu sudah sesuai dengan aturan yang ada.

Karena, ia menilai nyawa petugas atau masyarakat dalam hal ini sudah terancam.

"Bila mereka menggunakan kekerasan, mengancam nyawa petugas atau nyawa masyarakat lain, ancaman seketika kalau tidak dilakukan upaya kepolisian, upaya TNI, petugas kami dapat kehilangan nyawa," kata dia.

"Kami lakukan tembakan, walaupun akibatnya mematikan, itu adalah aturan yang ada," pungkas Iqbal.

 2.TNI-POLRI Ungkap Identitas Panglima Tertinggi KKB

kkb dapat senjata selundupan dari filipina dan papua nugini, polisi pastikan kebenarannya
kkb dapat senjata selundupan dari filipina dan papua nugini, polisi pastikan kebenarannya (Tangkap Layar Kompas TV)

Aparat gabungan TNI dan Polri telah memetakan profil pelaku Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang melakukan pembantaian pekerja PT Istaka Karya.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.

Dedi mengungkapkan hingga saat ini pelaku KKB di Papua belum ada yang tertangkap.

Mengutip dari Kompas.com, Sabtu (15/12/2018) meski demikian TNI-Polri sudah mengantongi identitas para pentolan KKB termasuk panglima tingginya.

Untuk panglima tertingginya Dedi memberi inisial yakni PU.

PU inilah yang memberi restu pembantaian di Nduga berberapa waktu lalu.

"Panglima tersebut atas nama inisial PU dan di bawah kaki-kakinya pun juga memiliki daerah operasi yang ada di Nduga tersebut," pungkas Dedi.

3. Tanggapan Menko Polhukam Wiranto

Menkopolhukam Wiranto saat menghadiri peluncuran IDI 2017 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Kamis (13/12/2018).
Menkopolhukam Wiranto saat menghadiri peluncuran IDI 2017 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Kamis (13/12/2018). (Rizal Bomantama/Tribunnews.com)

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan belum menutup kemungkinan agar keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua diselesaikan secara baik.

Mengutip dari Tribun Jakarta, Wiranto mengatakan akan lebih baik jika KKB iti secara sadar kembali ke pangkuan ibu pertiwi.

“Kalau bisa ya diselesaikan secara baik, dengan sadar mereka bisa kembali ke pangkuan ibu pertiwi,” ungkap Wiranto ditemui di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Kamis (13/12/2018).

Namun Wiranto mengatakan tak ada pilihan lain bagi negara untuk bertindak tegas jika KKB di Papua sampai mengorbankan banyak masyarakat dan mengganggu stabilitas nasional.

Baca: Pengakuan Seorang Korban Selamat Mengenai Deretan Kekejaman KKB Terhadap Pekerja di Nduga

Ia menegaskan bahwa jika belum ada tanda-tanda yang bagus untuk menyelesaikan masalah itu secara baik maka negara melalui TNI akan terus mengejar dan menghabisi KKB itu.

“Terus kita kejar dan habisi, tak boleh ada kekuatan bersenjata yang tidak sah dan kerjanya hanya membunuh dan mengacau di masyarakat, jangan sampai ganggu kepentingan dan persatuan negara,” tegas Wiranto.

Mantan panglima TNI itu menegaskan bahwa kondisi yang terjadi saat ini dimulai sendiri oleh KKB tersebut.

“Hal itu inisiatif mereka yang melakukan pembunuhan brutal, jadi tindakan benar jika TNI hingga kini terus memburu mereka,” pungkas Wiranto.

4. KKB Peroleh Senjata Dari Papua Nugini dan Filipina

TNI-POLRI Ungkap Identitas Panglima Tertinggi KKB yang Lakukan Pembantaian di Papua
TNI-POLRI Ungkap Identitas Panglima Tertinggi KKB yang Lakukan Pembantaian di Papua (kompas.com)

Mabes Polri memastikan senjata yang digunakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di pasok dari Papua Nugini dan juga Filipina.

Dari hasil penyelidikan yang senjata yang digunakan berasal dari pasar gelap.

Selain di pasok dari Papua Nugini dan Filipina, senjata tersebut juga senjata dari hasil rampasan petugas di Papua.

"Senjata-senjata tersebut didapat dari jalur penyelundupan secara gelap. Yang dilakukan oleh kelompok tersebut dengan membeli beberapa senjata di wilayah PNG maupun di wilayah Filipina khususnya Filipina Selatan," papar Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo saat mengutip dari Kompas Tv pada Sabtu (15/12/2018) pukul 09.00 WIB.

Baca: Video KKB Papua Peringatkan Jokowi Lewat Surat Terbuka: Tuan Presiden, Perang Tak akan Berhenti

 Untuk diketahui, PNG menjual senjata di perbatasan Papua melalui jalur darat, sementara di Filipina menggunakan jalur laut.

"Sementara jika di Filipina jalur masuknya senjata tersebut melalui jalur laut. Sedangkan di PNG jalur yang dilalui melalui jalur darat," tegas Dedi Prasetyo.

Sedikitnya 25 pucuk senjata beragam merek berhasil dimiliki kelompok bersenjata.

Dari 25 merek tersebut yang paling banyak adalah senjata jenis laras panjang.

Tim juga masih mengejar kelompok bersenjata yang bersembunyi di hutan di Papua.


(Tribunnews.com/ Umar Agus W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas