Mahfud MD Sebut Hoax 7 Kontainer Surat Suara Dicoblos Tak Masuk Akal: Mungkin Gerakan untuk Mengacau
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD menyebut adanya kemungkinan gerakan untuk mengacau terkait hoax surat suara tercoblos.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD menyebut adanya kemungkinan gerakan untuk mengacau terkait hoax surat suara tercoblos.
Hal tersebut disampaikan Mahfud MD lewat cuitan di akun Twitter-nya, @mohmahfudmd, Kamis (3/12/2018).
Semula, Mahfud MD menyebut, bila 7 kontainer surat suara untuk Pemilu 2019 yang sudah dicoblos, tidak masuk akal.
Sebab, Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum mencetak surat suara, bahkan specimen alias contoh surat suara juga belum diumumkan.
Baca: Kabar Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Pemilu Telah Dicoblos, KPU Minta Polisi Lacak Tersangka
Baca: PDI-P Anggap Cuitan 7 Kontainer Surat Suara Sudah Penuhi Delik Hukum, Andi Arief : Saya Tertidur
Baca: 6 Fakta dan Tanggapan Surat Suara Tercoblos 7 Kontainer, KPU Pastikan Hoaks
"Memang tak masuk akal kalau ada 7 kontainer surat suara yg sdh dicoblos utk Pemilu 2019."
"Lah, KPU kan blm mencetak surat suara, speciment jg blm diumumkan," tulis Mahfud MD.
Menurut pakar hukum dan tata negara tersebut, adanya hoax ini kemungkinan adalah trik politik.
Bahkan mungkin juga gerakan untuk mengacau.
"Mungkin itu trick politik, mungkin jg gerakan utk mengacau," tulisnya.
Meski demikian, Mahfud MD mengapresiasi langkah KPU yang melaporkan kabar tersebut kepada polisi dan polisi harus mengusut.
"Apa pun, sdh benar @KPU_RI lapor ke Polisi dan Polisi hrs usut," tambah Mahfud MD.
Lebih lanjut Mahfud menulis, sebelum surat suara untuk Pemilu dicetak, terlebih dahulu harus ada specimen alias contoh surat suara yang disepakati.
Biasanya, specimen ini akan ditunjukkan pada kontestan Pemilu atau diumumkan secara tersebut.
"Jd sblm surat suara (SS) dicetak hrs ada specimen (contoh yang disepakati) dulu yg biasanya ditunjukkan kpd kontestan atau diumumkan scr terbuka," lanjut Mahfud MD.
Setelah proses tersebut, barulah surat suara dicetak dengan pengawasan ketat.
"Stlh itu dicetak dgn pengawasan ketat. Stlh itu baru bs dicetak yg palsu," kata pria asal Sampang, Madura tersebut.
Mahfud MD pun menegaskan, sangat tidak masuk akal dengan adanya kabar 7 kontainer surat suara yang telah dicoblos.
"Jd tak logis jika skrng sdh ada 7 kontainer SS yg dicoblos," pungkas Mahfud MD.
Informasi terkait adanya tujuh kontainer berisi surat suara pemilu sempat diunggah Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief melalui akun Twitter-nya, @AndiArief_.
"Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di Tanjung Priok."
"Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya karena ini kabar sudah beredar," demikian twit Andi Arief.
Kicauan Andi tersebut diunggah pada pukul 20.05, Rabu (2/1/2019).
Meski saat ini twit tersebut tak ditemukan, tapi beberapa netter sempat mengabadikan cuitan Andi Arief tersebut.
Andi belum memberikan jawaban ketika ditanya soal twit yang dihapus ini.
Setelah informasi itu beredar, pada Rabu malam, KPU dan Badan Pengawas Pemilu melakukan pengecekan ke Kantor Bea dan Cukai Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Dari pengecekan ini, KPU memastikan, informasi soal surat suara yang sudah dicoblos adalah hoaks.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)