TERBARU Abu Bakar Ba'asyir Bebas, Wiranto Soal Grasa Grusu Hingga Rakor Ponpes Sambut Ba'asyir
Wiranto hingga pihak Ponpes Al Mukmin Sukoharjo memberikan kabar terbaru soal Abu Bakar Ba'asyir bebas
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Kabar terbaru soal Abu Bakar Ba'asyir bebas terus menjadi sorotan publik.
Terbaru, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, memberikan penjelasan hingga pihak Pondok Pesantren Al Mukmin, Sukoharjo, mengadakan rapat penyambutan terkait pembebasan terpidana terorisme itu.
Berikut fakta-fakta terbaru soal Abu Bakar Ba'asyir bebas dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber.
Wiranto sebut Presiden tidak boleh grasa grusu
Dikutip dari Kompas.com, Wiranto mengatakan, seorang presiden memang tak boleh tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.
Pernyataan ini merujuk kepada wacana pembebasan terpidana kasus tindak pidana terorisme Ustaz Abu Bakar Ba'asyir yang tertunda lantaran membutuhkan pertimbangan dari sejumlah aspek terlebih dahulu.
"Presiden kan tidak boleh 'grasa-grusu'. Jadi ya harus mempertimbangkan aspek lainnya," ujar Wiranto di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Senin (21/1/2019).
Baca: Komentar Keluarga Soal Keberatan PM Australia Terkait Pembebasan Abu Bakar Baasyir
Pertimbangan membebaskan Ba'asyir, lanjut Wiranto, juga agar tidak memunculkan spekulasi dan kesimpang siuran informasi di masyarakat.
"Jangan sampai ada suatu spekulasi lain berhubungan dengan Abu Bakar Ba'asyir yang saat ini masih dalam tahanan itu," ujar dia.
"Saya mendengarkan banyak sekali perkembangan-perkembangan informasi yang muncul di berbagai pihak dan ini merupakan penjelasan resmi dari saya mewakili pemerintah," lanjut dia.
Pembebasan Ba'asyir butuh pertimbangan
Masih dari Kompas.com, Wiranto menegaskan bahwa pembebasan Ba'asyir membutuhkan pertimbangan dari sejumlah aspek terlebih dahulu.
"(Pembebasan Ba'asyir) masih perlu dipertimbangkan dari aspek-aspek lainnya. Seperti aspek ideologi Pancasila, NKRI, hukum dan lain sebagainya," kata Wiranto membaca naskah siaran pers di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta.
Keluarga Ba'asyir memang telah mengajukan permintaan pembebasan sejak tahun 2017.
Alasannya, Ba'asyir yang divonis 15 tahun hukuman penjara sejak 2011 oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan itu sudah berusia sepuh.
Kesehatannya pun semakin memburuk.
Baca: Ketika Anak Abu Bakar Baasyir Ditanya Soal 01 atau 02
Presiden, lanjut Wiranto, sangat memahami permintaan keluarga tersebut.
"Oleh karena itu, Presiden memerintahkan kepada pejabat terkait untuk segera melakukan kajian secara lebih mendalam dan komprehensif guna merespons permintaan tersebut," ujar Wiranto.
Jadi dibebaskan?
Dalam berita Kompas,com tertulis, setelah Wiranto selesai membacakan naskah siaran pers, wartawan meminta ketegasan soal apakah pemerintah jadi membebaskan Ba'asyir atau tidak.
Wiranto menjawab, "Kamu dengarkan enggak penjelasan saya?"
"Jangan berdebat dengan saya. Tapi inilah penjelasan resmi, setelah sata melakukan kajian, rapat koordinasi bersama terkait," lanjut dia.
Ponpes Al Mukmin gelar rakor penyambutan Ba'asyir
Di sisi lain seperti ddiberitakan TribunSolo.com, pengurus Ponpes Islam Al Mukmin mengadakan rapat koordinasi (Rakor) dengan Polres Sukoharjo untuk menyambut kepulangan Abu Bakar Ba'asyir.
Rapat digelar di Ruang Rapat Kantor Pondok Al Mukmin Ngruki, Grogol, Sukoharjo, Senin (21/1/2019) malam.
Wakil Direktur Bidang Sarana Ponpes, Muhammad Sholeh Ibrahim mengatakan, pihaknya sudah mengadakan rapat sebelumnya.
Sedangkan rapat kali ini bertujuan untuk mematangkan agenda penyambutan kepulangan Abu Bakar Ba'asyir.
"Kemarin sudah ada (rakor), ini kita hanya untuk memastikan saja," katanya.
Dia menambahkan, jika sesuai rencana Abu Bakar Ba'asyir akan tiba di Ponpes pada Rabu (23/1/2019) Sore.
"Beliau diperkirakan sampai sini Rabu sore jam 17.00 wib," katanya.
Untuk menyambut kedatangan Abu Bakar Ba'asyir, pihak Ponpes mempersiapkan dengan berkoordinasi dengan Polres Sukoharjo, laskar, dan elemen-elemen yang ada di Solo.
Baca: Pengacara Abu Bakar Baasyir Minta Mer-C Siapkan Tim Dokter untuk Kliennya
Hadir juga KabagOps Polres Sukoharjo, Kompol Teguh dalam acara rakor ini.
"Saya menghadiri undangan dari Ponpes, pukul 20.00 wib ini," katanya.
Teguh menambahkan Polres Sukoharjo hanya memberi pengamanan kepulangan Abu Bakar Ba'asyir.
"Kami dari Polres Sukoharjo hanya mengamankan kepulangan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, biar aman dan kondusif," katanya.
Pengamanan rute
Diberitakan TribunSolo.com, Polres Sukoharjo mempersiapkan pengamanan saat kepulangan Abu Bakar Ba'asyir di Ponpes Al Mukmin Ngruki, Grogol, Sukoharjo.
Ditemui TribunSolo.com, Kapolres Sukoharjo, AKBP Iwan Saktiadi, melalui KabagOps Polres Sukoharjo, Kompol Teguh mengatakan, pihaknya telah menyiapkan pengamanan saat kepulangan Abu Bakar Ba'asyir.
Papan nama menunjukkan arah ke Ponpes Al Mukmin Ngruki di Kampung Ngruki, Cemani, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (16/4/2016) pagi. Satpam melarang ketika TribunSolo.com hendak memotret ponpes. (Tribun Solo/Labib Zamani)
"Kita ada dua opsi pengamanan, untuk antisipasi kepulangan Abu Bakar Ba'asyir melalui darat atau udara," katanya, Senin (21/1/2019).
Pengamanan darat, Polres Sukoharjo akan menyiagakan pengamanan rute saat Abu Bakar Ba'asyir keluar dari pintu tol Ngasem hingga Ponpes Al Mukmin.
Sedangkan dari udara, pengamanan rute dilakukan dari bandara Adi Sumarmo hingga kawasan Ponpes Al Mukmin.
"Kita akan siagakan 75 personel gabungan yang meliputi Satlantas, Reskrim, Sabhara, Polsek Kartasura, dan Polsek Grogol," katanya.
Jumlah tersebut bisa bertambah menyesuaikan kondisi di lapangan dan permintaan dari Ponpes atau keluarga.
"Kami masih terus berkoordinasi dengan pihak ponpes maupun keluarga Abu Bakar Ba'asyir terkait pengamanan," katanya.
Baca: Soal Rencana Pembebasan Baasyir, Fahri Hamzah Nilai Pemerintah Gamang Sejak Awal
Selain pengamanan rute, Polres Sukoharjo juga akan melakukan pengamanan terkait antisipasi gangguan.
Kasat Intelkam Polres Sukoharjo, AKP Kholid, menambahkan pihaknya masih memantau perkembangan pembebasan Abu Bakar Ba'asyir.
"Kabarnya (pembebasan Abu Bakar Ba'asyir) masih simpang siur, kita masih akan pantau terus perkembangannya, koordinasi juga terus kita bangun," katanya.
Hingga saat ini, belum ada surat resmi dari Ponpes maupun keluarga kepada Polres Sukoharjo terkait pengamanan kepulangan Abu Bakar Ba'asyir.
Namun koordinasi terus dilakukan antara Polres Sukoharjo dengan pihak Ponpes maupun keluarga Abu Bakar Ba'asyir.
Kurangi dakwah
Setelah bebas, Abu Bakar Ba'asyir tidak melakukan dakwah seperti biasanya, mengingat usianya yang sudah tua.
Saat ini Abu Bakar Ba'asyir genap berusia 80 tahun.
Abdul Rochim, saat wawancara dengan wartawan di Ponpes Ngeruki, Sukoharjo, Sabtu (19/1/2019) (TribunSolo.com/Agil Tri)
Putra Abu Bakar Ba'asyir, Abdul Rochim (Iim) mengatakan, ayahnya akan terus berdakwah, karena itu memang tugasnya sebagai ulama.
"Soal ceramah, beliau akan terus berceramah, tapi mungkin jadwalnya sedikit berkurang kita lihat kondisinya," katanya pada Sabtu (19/1/2019) pagi di Ponpes Ngrukim dikutip dari TribunSolo.com.
Mengenai Safari Dakwah, Iim belum bisa memastikan apakah ayahnya akan melakukan safari dakwah.
"Soal Safari Dakwah belum, karena beliau sudah tua," katanya.
Iim menambahkan kemungkinan Abu Bakar Ba'asyir akan sering didalam rumah karena kondisi kesehatannya.
"Umur beliau sudah uzur, dia sering mengeluhkan kram-kram, pinggang sering sakit, tapi secara umum kesehatan beliau saat ini membaik," katanya.
Iim menambahkan kondisi kaki Ayahnya sudah membaik setelah sebelumnya ada pembengkakan di kakinya.
"Kaki beliau yang bengkak itu sudah berkurang," katanya.
Iim bersyukur karena kondisi ayahnya saat ini sudah jauh lebih baik setelah ayahnya melakukan pemeriksaan secara rutin.
Sambutan keluarga
Pembebasan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir disambut oleh keluarga di Ponpes Al-Mukmin Ngruki Dukuh Ngruki RT 4 RW 17, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
Juru Bicara (Jubir) keluarga yang juga putra dari Abu Bakar Ba'asyir, Ustaz Abdul Rachim Ba'asyir atau Iim mengaku, kabar pembebasan ayahandanya yang disetujui oleh Presiden Jokowi berasal dari Yusril Ihza Mahendra.
"Alhamdulillah keluarga sangat bersyukur, kami sangat senang," katanya kepada TribunSolo.com melalui saluran telepon, Jumat (18/1/2019) dikutip dari TribunSolo.com.
Adapun setelah mengetahui informasi tentang pembebasan ayahandanya yang keluar dari Lapas Kelas III Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Iim lantas terbang ke Jakarta.
"Kami mengurus administrasi, Insya Allah kalau tidak Senin ya Selasa pemulangan ke rumah (Ponpes Ngruki)," ungkapnya.
Setelah mendengar pembebasan itu, dia mengaku keluarga langsung menyiapkan penyambutan oleh santri dan bersih-bersih kamar yang selama bertahun-tahun ini ditinggalkan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir.
"Hanya dipakai Umi (ibu), ya kamar kita resik-resiklah (bersih-bersih)," ungkapnya.
Baca: Penjelasan Pengacara Soal Abu Bakar Baasyir Tolak Tandatangani Dokumen Setia Terhadap Pancasila
Iim menambahkan, pembebasan ayahandanya sudah dinantikan sejak Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menemui keluarga Ustad Abu Bakar Ba'asyir di Ponpes Ngruki 27 Februari 2018.
"Soalnya abah (ayah) sudah sakit-sakitan, di antaranya kakinya membengkak," aku dia.
"Apalagi sudah umur tua, tidak pantaslah dipenjara, makanya kami bersyukur sekali dapat kabar itu," terang dia menegaskan.
(Tribunnews.com/Chrysnha)