Dampak Bagasi Berbayar, Penumpang Pesawat Tinggalkan Oleh-oleh hingga Ngamuk Bawa Parang
Kebijakan bagasi berbayar yang dikeluarkan oleh Lion Group menjadi sorotan. Sekarang, maskapai Citilink juga mengikuti jejak Lion Group.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Kebijakan bagasi berbayar yang dikeluarkan oleh Lion Group banyak mendapat sorotan dari masyarakat.
Sebagian besar bahkan berpendapat tidak setuju terhadap dihapusnya layanan bagasi gratis, meskipun sudah diberlakukan.
Pihak Lion Group mengaku bahwa sosialisasi telah dilakukan sebelum kebijakan tersebut resmi diberlakukan pada 22 Januari lalu.
Dikutip dari Tribun Jogja, Corporate Communications Strategic Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan, pihaknya akan menjelaskan kembali jika ada calon penumpang yang mengeluh.
Baca: Bagasi Pesawat Kini Tak Lagi Gratis, Ini Cara Menghemat Biaya Bagasi Saat Naik Pesawat
"Sosialisasi sudah dijalankan dan sembari berjalan, akan tetap kami lakukan terus. Apabila ada keluhan dari para konsumen, kami akan jelaskan kembali," kata Danang.
Danang menyebut, bahwa pemberlakukan tersebut sudah dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Sebaliknya, pihaknya mengklaim hadirnya kebijakan tersebut dihadirkan sebagai pilihan kepada pelanggan agar dapat melakukan perjalanan yang lebih ekonomis serta terjangkau.
"Bagasi tercatat ini merupakan pilihan kepada pelanggan. Bila yang bepergian akan membawa bagasi maka dapat membeli sesuai keperluan. Kalau yang tanpa bagasi, maka tidak perlu membayar," kata Danang.
Baca: Sekarang Pembalap Bisa Keluar Duit Sampai Rp 500 Ribu di Bagasi Pesawat
Sementara itu, maskapai Citilink akan mengikuti jejak Lion Group yang mengenakan bagasi berbayar kepada rute penumpang rute domestiknya pada 8 Februari 2019 mendatang.
Dikutip dari Kompas.com, sebelumnya, Citilink menggratiskan biaya bagasi sebanyak 20 kilogram bagi penumpang rute domestiknya.
"Dalam rangka memberikan kualitas layanan yang prima kepada pelanggan setia Citilink ditengah ketatnya persaingan di industri transportasi udara, maka Citilink sebagai maskapai dengan standar layanan no frills akan memberlakukan ketentuan baru mengenai tarif bagasi tercatat," ujar Direktur Niaga Citilink Indonesia Benny Rustanto di Jakarta, Senin (28/1/2019).
Benny menambahkan, khusus penumpang Citilink Indonesia rute internasional serta penumpang yang telah menjadi anggota Supergreen dan Garudamiles atau penumpang yang membeli 'Green Seat' akan tetap mendapatkan gratis bagasi 10 kilogram.
Baca: 6 Tips Mencegah Kehilangan Koper di Bagasi Pesawat, Ini Cara Memilih Tas yang Benar
"Bagi seluruh penumpang yang telah membeli tiket penerbangan Citilink Indonesia sebelum tanggal 8 Februari 2019, masih berhak mendapatkan fasilitas bagasi hingga 20 kg meskipun dijadwalkan untuk terbang melewati tanggal yang dimaksud," kata Benny.
Tinggalkan Oleh-oleh di Bandara
Taufik, warga Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, terpaksa meninggalkan dodol dan kopi di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, karena melebihi batas maksimal bagasi pesawat, Rabu (23/1/2019).
Saat itu, Taufik dan dua rekannya harus membayar biaya tambahan bagasi sebesar Rp 2,5 juta untuk barang bawaan mereka yang mencapai 50 kilogram.
Tak mau membayar, akhirnya Taufik memilih untuk meninggalkan oleh-oleh dodol dan kopi miliknya, yang beratnya mencapai 20 kilogram.
Baca: Dialog - Kisruh Mahalnya Harga Tiket dan Bagasi Pesawat Berbayar (Bag. 1)
"Gila kalau seperti ini namanya, bagus ditinggalkan sajalah oleh-oleh ini. Ngapain kami bawa hampir Rp 2,5 juta kami kena. Kami mau ke Kalimantan," kata Taufik, seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Setelah itu, Taufik terpaksa menghubungi kerabatnya untuk mengambil kopi dan dodol di bandara.
"Dodol saja kami beli cuma Rp 35.000 per kilogram. Tapi di sini per kilo kenanya Rp 80.000. Ya untuk apa dibawa kalau seperti ini," kata Taufik.
Mengamuk Bawa Parang
Seperti Taufik, seorang calon penumpang maskapai penerbangan Wings Air berinisial OS (23), diamankan petugas karena mengamuk dengan membawa parang di Bandara Rahadi Oesman, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, Selasa (22/1/2019) sekitar pukul 15.30 WIB.
Baca: YLKI: Bagasi Pesawat Berbayar Berpotensi Langgar Ketentuan Batas Tarif
OS diamankan petugas lantaran tak terima karena diminta untuk membayar kelebihan berat bagasi barang-barang yang hendak ia bawa dalam penerbangan.
Dikutip dari Tribun Kaltim, kejadian itu pun sontak mengagetkan para calon penumpang maupun pengunjung di bandara tersebut.
Kepala Bandara Rahadi Oesman Ketapang, Suhardoyo mengatakan, kejadian tersebut berawal ketika OS hendak melakukan penerbangan menggunakan maskapai Wings Air yang merupakan jadwal penerbangan terakhir yang akan berangkat pada 15.55 WIB.
Saat melakukan proses check in, barang bawaan milik OS yang akan dimasukkan ke dalam bagasi kemudian ditimbang dan ternyata melebihi dari ketentuan yang diberlakukan oleh maskapai.
Baca: Soal Penghapusan Bagasi Pesawat, Menhub: Penumpang Perlu Disiplin
"Penumpang ini membawa barang seberat sekitar 11 kilogram, tapi karena mulai hari ini Maskapai Wings sudah memberlakukan aturan bagasi berbayar, maka diminta untuk bayar kelebihannya," ujar Suhardoyo.
OS sempat diberikan pengertian dan penjelasan oleh petugas check in saat itu.
Ia dikenai tarif Rp 671 ribu, dengan rincian biaya per kilogram tujuan Pontianak sebesar Rp 25 ribu dan Pontianak-Bandung Rp 36 ribu.
Namun, OS marah-marah dan langsung keluar ruangan check in menuju parkiran.
Baca: Penumpang Kehilangan Uang di Bagasi Pesawat, Garuda Indonesia Beri Tanggapan
Tak lama kemudian, OS datang kembali dan berupaya menerobos ruangan terminal mengamuk sambil membawa parang jenis Mandau.
Petugas keamanan bandara pun langsung mengunci pintu terminal lantaran melihat adanya bahaya serta menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Suhardoyo menjelaskan, peristiwa mengamuknya penumpang karena kebijakan bayar bagasi dari maskapai tersebut baru pertama kali terjadi di Ketapang.
"Kita sudah mengantisipasi hal ini dengan meminta pihak maskapai untuk melakukan sosialisasi dengan gencar dan harapan kita kejadian ini tidak terulang lagi," imbuh Suhardoyo.
(Tribunnews.com/Whiesa)