9 Fakta di Balik Kisah Slamet, Satpam SMAN 4 Tangsel yang Parkirkan Motor Sesuai Warna
Berikut sederet fakta tentang Slamet, seorang satpam di SMAN 4 Tangsel yang viral karena parkirkan motor sesuai dengan warna.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
Berikut sederet fakta tentang Slamet, seorang satpam di SMAN 4 Tangsel yang viral karena parkirkan motor sesuai dengan warna.
TRIBUNNEWS.COM - Nama Slamet Gunaedi (47) mendadak jadi bahan pembicaraan banyak kalangan, terutama warganet.
Tak lain karena aksi satpam SMAN 4 Tangerang Selatan tersebut yang memakirkan sepeda motor di parkiran sekolah sesuai warna dan merek.
Hal ini diketahui dari unggahan seorang netter dengan akun @killerqweeennn, Selasa (29/1/2019).
"Jadi tuh emang satpam sekolah gue sering banget parkirin motor beat deretan kaya gini, karena emang anak-anak sekolah gue banyak yang make motor beat."
"Tapi nggak cuma motor beat doang sih, kadang-kadang yang vespa sama yang moge juga suka dideretin kaya gini."
"Emang gabut parah woi satpam sekolah gue" tulis Tyara, nama pemilik akun dalam cuitannya.
Tak pelak, unggahan ini menjadi viral dan telah di-retweet hingga ribuan kali.
Tribunnews.com merangkum sederet fakta tentang Slamet, seorang satpam yang viral karena parkirkan motor sesuai dengan warna.
1. Hobi ketertiban
Slamet menceritakan, ia mengelompokkan motor dengan merek dan warna yang sama agar parkiran sekolah menjadi lebih rapi.
Selain itu, dengan mengelompokkan motor, memudahkan pemilik kendaraan untuk mencari motornya.
"Karena saya hobi ketertiban. Selain itu juga memudahkan pemilik kendaraannya, misalnya waktu dia izin sakit."
"Kalau berserakan dia kan susah ngeluarinnya," ujar Slamet dikutip dari Kompas.com, Kamis (31/1/2019).
2. Lakukan setiap hari
Slamet mengatakan, menata motor sesuai warna dan merek ia lakukan setiap hari ketika jam sekolah, yaitu Senin hingga Sabtu mulai pukul 05.30 hingga 18.00 WIB.
Untuk memudahkan merapikan motor tersebut, para siswa diingatkan agar tidak mengunci setang kendaraan.
Namun, ada saja siswa yang lupa sehingga Slamet harus ekstra keras merapikan motor dengan menggeser kendaraan.
Apalagi, ketika motor yang hendak dirapikan merupakan motor gede.
Biasanya, Slamet mengakalinya dengan menarik terlebih dahulu bagian belakang motor, kemudian mendorongnya.
Hal itu dilakukan perlahan-lahan dengan penuh kesabaran.
3. Sudah 19 tahun
Masih dari Kompas.com, Slamet mengaku, sudah melakukan hal tersebut selama 19 tahun.
Slamet terbilang orang lama di SMAN 4 Tangsel.
Dulu, kata Slamet, kendaraan tidak sebanyak saat ini.
Begitu juga dengan ukuran dan berat kendaraan yang lebih ringan.
Slamet mengatakan, setiap hari rata-rata ada 300 hingga 400 unit motor milik siswa dan guru yang diparkir di sekolah.
4. Lakukan seorang diri
Setiap pagi hingga siang hari, Slamet merapikan motor-motor tersebut seorang diri.
"Dulu kan Vespa, RX King. Ya saya sendirian, enggak ada yang bantu, tapi ya santai saja, kita ikhlas ngelakuinnya," ujar Slamet.
Slamet mengatakan, pernah sekali dia meminta bantuan seseorang untuk membantu merapikan kendaraan sekolah.
Namun, orang itu berlaku tak jujur.
Sejumlah barang yang tertinggal di sepeda motor diambil.
Hal tersebut yang membuat Slamet lebih senang bekerja sendiri.
5. Tak tahu jika kisahnya viral
Apa yang dilakukan Slamet rupanya jadi bahan perbincangan di kalangan netter.
Tindakannya menuai pujian dari banyak netter.
Namun, rupanya Slamet tidak mengetahui, tindakannya menjadi viral di media sosial.
"Wah saya tidak tahu kalau viral di media sosial. Kaget sama senang juga," ujar Slamet.
6. Digaji Rp 1,25 juta per bulan
Slamet bilang tak pernah mengharap imbalan apapun dalam melakukan hal tersebut.
Lantas, berapa gaji yang diterima Slamet?
Sebagai pegawai honorer, gaji yang ia dapat sekitar Rp 1.250.000 per bulan.
Namun, pembayaran gaji biasanya tidak tepat waktu dan baru mendapatkan gaji dua atau tiga bulan sekali.
Hal itu tentu saja menyulitkan perekonomian keluarganya.
Slamet harus menafkahi istri dan tiga anaknya.
Anak pertama Slamet telah bekerja, sedangkan dua anaknya yang lain duduk di SD dan SMP.
7. Nyambi jadi ojek online
Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, Slamet juga menjadi pengemudi ojek online setelah sekolah usai.
Dia mulai menerima order ojek online setelah sekolah usai, yakni pukul 18.00 hingga 21.00 WIB.
Slamet mengatakan, pekerjaan sampingannya itu cukup membantu ekonomi keluarga.
Selain itu, istrinya pun membantu keluarga dengan berjualan di kantin sekolah.
"Ya, ngojek lah habis magrib buat anak sekolah, buat jajan sekolah. Tapi meski begitu, Alhamdulillah, ketemu saja jalannya," ujar Slamet.
8. Tanggapan pihak sekolah
Pihak sekolah menanggapi baik cara Slamet yang merapikan motor di parkiran.
Kebiasaan ini memang telah lama dilakukannya.
"Oh iya memang kebiasaan sudah lama parkir motor seperti itu."
"Dia merapikan motor-motor hanya sendiri, waktu piket, ya memang seperti itu," ujar Wakil Kepala SMAN 4 Tangerang Selatan, Usman.
Menurut Usman, satpam tersebut telah melakukan hal ini sejak 2005, ketika ia mulai bekerja pertama kali di SMAN 4 Tangerang Selatan.
9. Dapat penghargaan dari Wakapolres Tangsel
Polres Tangerang Selatan memberikan penghargaan pada Slamet sebagai satpam inovatif, dikutip dari Warta Kota.
Lengkap dengan seragam satpam putih, Slamet Gunaedi menerima penghargaan berupa plakat yang diserahkan oleh Wakil Kepala Polres Tangerang Selatan, Kompol Arman.
"Bisa dilihat kendaraan tersebut berdasarkan warna memang sangat inovatif, makanya kami beri penghargaan satpam inovatif," kata Arman di SMAN 4 Tangsel, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Jumat (1/2/2019).
Ketika diberi penghargaan, para siswa yang berada di pelataran kelas ikut memberikan apresiasi dengan menyebut-nyebut nama Slamet yang tengah viral.
Apresiasi kepada Slamet, menurut Arman sekaligus menjadi bentuk penghargaan atas berpulangnya Bapak Satpam Indonesia Jendral (Purn) Awaloedin Djamil beberapa waktu lalu.
"Di sisi lain kita memberikan penghargaan kepada Pak Slamet sebagai bentuk penghargaan kepada Bapak Satpam Indonesia," ujar dia.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)