Untuk Pertama Kalinya, Paus Fransiskus Lakukan Kunjungan Bersejarah ke Uni Emirat Arab
Untuk pertama kalinya, Paus Fransiskus mendarat di Uni Emirat Arab pada Minggu (3/2/2019).
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Untuk pertama kalinya, Paus Fransiskus mendarat di Uni Emirat Arab pada Minggu (3/2/2019).
Dikutip Tribunnews.com dari AFP pada Senin (4/2/2019), pemimpin Gereja Katolik Roma ini mendarat di Abu Dhabi setelah perjalanan 48 jam di mana ia akan bertemu dengan ulama terkemuka dan mengadakan misa terbuka untuk sekitar 135 ribu umat Katholik.
Paus Fransiskus mengambil bagian dalam konferensi antaragama pada hari Senin dan bertemu dengan Syekh Ahmed al-Tayeb, imam Al-Azhar Kairo.
Tak hanya disambut oleh Syekh Ahmed-al Tayeb, Paus Fransiskus juga disambut hangat oleh Putra Mahkota Abu Dhabi Pangeran Syeikh Mohammed bin Zayed.
Baca: Cerita Pengemis di Vihara Dharma Bakti, Pendapatan Turun dari Tahun ke Tahun
Beberapa jam sebelum dia terbang kembali ke Roma pada hari Selasa (5/2/2019), dia akan memimpin misa di Zayed Sports City Stadium di Abu Dhabi.
Yang ditetapkan sebagai pertemua terbesar di UEA.
Kunjungannya datang dengan UEA yang terlibat dalam kampanye militer yang telah lama berjalan di Yaman dan terlibat dalam pertikaian diplomatik dengan Qatar di dekatnya.
Sebelum menuju ke Teluk, Paus mendesak pihak-pihak yang bertikai di Yaman, tempat UEA mendukung pemerintah terhadap pemberontak Huthi, untuk menghormati perjanjian gencatan senjata.
"Saya mengimbau semua pihak yang berkepentingan dan komunitas internasional untuk memungkinkan penghormatan mendesak dari perjanjian yang telah mapan untuk memastikan distribusi makanan," katanya.
"Penduduk kelelahan karena konflik yang berkepanjangan dan banyak sekali anak-anak menderita kelaparan, tetapi tidak dapat mengakses gudang makanan," tambahnya.
"Tangisan anak-anak ini dan orangtua mereka naik kepada Tuhan," katanya.
Dikutip Tribunnews.com dari Arabian Business, kunjungan Paus Fransiskus ini juga dinilai sebagai momen bersejarah bagi kebebasan beragama oleh Menteri Luar Negeri UEA.
Hal ini ia sampaikan melalui kicauan di akun Twitter pribadinya, Minggu (3/2/2019).
"Kami menyambut pernyataan Paus Fransiskus yang mendesak perdamaian di Yaman. Kami percaya bahwa kami memiliki terobosan bersejarah dalam perjanjian Stockholm. Mari kita pastikan implementasinya dan membuat tahun 2019 sebagai tahun perdamaian di Yaman." kicaunya.
Sambutan juga diberikan oleh Wakil Presiden dan Perdana Menteri UEA melalui kicauannya di Twitter.
"Kami menyambut Paus Francis ke UEA. Kunjungan bersejarah ini akan memperdalam nilai-nilai toleransi, pemahaman dan dialog antaragama," katanya.
"Kita terikat oleh kemanusiaan kita, nilai-nilai umum kita, dan kepercayaan kita pada masa depan umat manusia. Selamat datang di UEA dalam hal ini, tahun toleransi kami."
Sheikh Mohammed menambahkan bahwa selama lima dekade terakhir UAE telah "mempromosikan nilai-nilai cinta, keamanan, penerimaan, kebebasan beragama dan menghormati orang lain."
Ada sekitar 1 juta umat Katholik di UEA yang merupakan para migran yang kebanyakan dari Filipina dan India.
Di Dubai misalnya, Gereja Katholik St. Mary dihiasi dengan bendera kuning dan putih Vatikan dan gambar Paus Fransiskus.
"Kami sangat berterima kasih," kata warga negara Filipina Ray Erwin seperti dikutip oleh AFP.
"Ini kesempatan seumur hidup."
Irene Ann Tomi, warga negara India berusia 16 tahun, mengatakan bahwa kunjungan itu akan menjadi pembuka mata bagi semua orang Kristen dan Muslim di UEA.
"Kita semua manusia," tambahnya.
"Saya percaya kita terhubung oleh satu utas, dan itu adalah iman."
Sepasang warga negara India, Sebastian Thornton dan Cerilla Sebastian, dikutip oleh kantor berita WAM yang dikelola pemerintah UEA sebagai ungkapan terima kasih kepada pemerintah UEA.
Baca: Puluhan Wanita Arab Saudi Minta Suaka di Australia
"Sungguh cara yang brilian untuk memulai Tahun Toleransi di UEA dengan kunjungan Paus," kata mereka.
"Kami memiliki lebih dari 200 negara yang tinggal di negara ini dan semua orang hidup berdampingan dalam kedamaian dan harmoni."
(Tribunnews.com/Natalia Bulan R P)