Diskusi Tribun Network di Solo: Saatnya Install Ulang PSSI
genda rutinan Tribun Network telah dilangsungkan untuk kedua kalinya pada Kamis (7/2/2019) sore, di kantor Tribun Network, Klodran, Karanganyar.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Agenda rutinan Tribun Network telah dilangsungkan untuk kedua kalinya pada Kamis (7/2/2019) sore.
Lokasi diskusi tersebut berlangsung di kantor Tribun Network di Solo, yang beralamat di Klodran, Colomadu, Kabupaten Karanganyar.
Diskusi bertajuk "Ngobrol Mewah" atau singkatan dari Ngobrol Mepet Sawah kali ini membahas tentang PSSI.
"PSSI Era Baru, Harapan Baru (?)" itulah juduldalam diskusi yang dimulai sejak pukul 14.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.
Para pembicara
Dalam diskusi ini, Tribun Network mengundang pembicara Ginda Ferachtriawan, pengamat sepak bola dan juga pejabat Komisi I DPRD Kota Solo.
Selain Ginda, turut hadir juga Prapto Koting sebagai ketua Paguyuban Organisasi Suporter se-Jawa Tengah.
Hadir juga wartawan senior yang sudah malang melintang dalam persepakbolaan Indonesia, Hery Prasetyo.
Obrolan hangat sore itu dimoderatori oleh Editor Tribunnews.com di Solo, Aji Bramastra.
Mengawali diskusi, Prapto mengatakan bobroknya PSSI terlihat sejak tayangan stasiun televisi swasta Mata Najwa mendiskusikan perihal dunia sepak bola Indonesia terutama PSSI.
Hingga akhirnya Kepala kepolisian Negara Republik Indonesia, Jenderal Muhammad Tito Karnavian membentuk tim Satgas Anti Mafia Bola, tim khusus yang bertugas menyelidiki dugaan pengaturan skor di kompetisi sepak bola negeri.
PSSI di-install ulang
Prapto menilai, sudah saatnya PSSI berbenah, tak hanya pada para pengurusnya tapi hingga kejelasan regulasi yang harus dijalankan PSSI.
Pernyataan tersebut dibenarkan Ginda, menurutnya sekarang waktu yang tepat untuk berbenah membawa sepak bola Indonesia lebih baik.
Sedangkan Hery yang melihat keprihatinan sepak bola Indonesia menyarankan agar PSSI di install ulang dan digantikan dengan orang-orang yang mempunyai kualitas dan peduli terhadap perkembangan sepak bola Indonesia.
Match Fixing
Terkait masalah pengaturan skor atau Match Fixing, Prapto mengungkapkan betapa kecewa para suporter mengetahui kejadian tersebut menimpa sepak bola di Indonesia.
Suporter bukan hanya pemain ke-12 yang berada di lapangan, namun turut andil menyampaikan aspirasi mereka untuk tim kesayangan.
Pada akhir diskusi dibahas pula kandidat yang layak menjadi Ketua Umum PSSI.
Menurut ketiga narasumber yang didatangkan dalam diskusi ini, semua orang berhak menjadi Ketua Umum PSSI.
Asalkan dalam ketetapan atau telah sesuai dengan regulasi yang ada.
Diharapkan juga bahwa orang yang akan memimpin PSSI harus mempunyai kepedulian terhadap sepak bola Indonesia dan mempunyai tekad untuk membawa sepak bola Indonesia lebih maju.
(Tribunnews.com/Sina)