Yunarto Wijaya Mengaku Kerap Difitnah Andi Arief, Ini Komentarnya Soal Penangkapan Politisi Demokrat
Yunarto Wijaya mengaku kerap difitnah oleh Andi Arief. Begini komentarnya terkait kabar penangkapan Andi Arief.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Fathul Amanah
Yunarto Wijaya mengaku kerap difitnah oleh Andi Arief. Begini komentarnya terkait kabar penangkapan Andi Arief.
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya mengaku kerap difitnah oleh politisi Demokrat, Andi Arief.
Hal ini diungkapkan Yunarto Wijaya lewat akun Twitter pribadinya sekaligus memberikan tanggapan terkait penangkapan Andi Arief.
Yunarto menulis, dirinya kerap difitnah lewat Twitter oleh Andi Arief dengan kata-kata yang tidak pantas.
Baca: Fahri Hamzah Sebut Kasus Andi Arief Rugikan Petahana, Sandiaga Minta Tak Saling Menyalahkan
Meski demikian, dirinya tak ingin membalas, mengutuk, atau mencaci Wasekjen Partai Demokrat itu atas kasus yang menimpanya.
"Kalo bicara sakit hati, saya seringkali di-FITNAH berkali2 lewat twitter @AndiArief__ dgn kata2 gak pantas..."
"Tapi politik tdk saya maknai sebatas membalas, mengutuk & mencaci bahkan memukul saat lawan sedang terjatuh, pertarungan terjadi ketika keduanya masih berdiri..." tulis Yunarto Wijaya, Selasa (5/3/2019).
Baca: Dituduh Bersama Andi Arief, Surya Paloh Sebut Livy Caleg Nasdem Menangis dan Menjerit
Baca: Kasus Narkoba Andi Arief Tak Akan Gerus Elektabilitas Demokrat dan Prabowo-Sandi
Sementara itu, menanggapi kasus narkoba yang menjerat Andi Arief, Yunarto menulis, meminta siapa pun tidak menertawakan apa yang tengah dialami pria kelahiran Lampung itu.
Terlebih bila hal tersebut dikaitkan dengan posisi politiknya.
Yunarto Wijaya pun berharap, Andi Arief bisa melewati masalah tersebut dengan tanggung jawab.
"Siapapun yang kena musibah tidak pantas untuk ditertawakan, apalagi dikaitkan dgn posisi politiknya."
"semoga bro @AndiArief__ bisa melewati ujian ini dengan tanggung jawab sbg warga negara yg baik... God Bless..." lanjut Yunarto Wijaya.
Baca: Soal Sanksi Demokrat untuk Andi Arief, Ini Kata Jimly
Baca: Fakta Terbaru Kasus Andi Arief, AHY Menyesal, Reaksi Fahri Hamzah & Kesaksian Kawan Soal Sosoknya
Sebagaimana diketahui, Andi Arief dikabarkan ditangkap di Hotel Peninsula, Jakarta Barat, Minggu (3/3/2019).
Andi Arief diduga baru menggunakan shabu sesaat sebelum penggerebekan.
Sabu beserta bong pun dibuang di kloset sehingga membuat polisi meminta bantuan bantuan pihak hotel untuk mengambil bong.
Sehingga, kloset tersebut terpaksa dicabut dari posisinya untuk mencari barang bukti.
Berdasarkan info yang didapat Tribunnews, saat ini Andi Arief berada di Mabes Polri.
Ia pun sempat menolak melakukan tes urine.
Namun, setelah hasil tes urine keluar, Andi Arief dinyatakan positif menggunakan shabu.
"Kami sudah melakukan tes urine, terhadap Saudara AA dan positif mengandung metamphetamine atau jenis narkoba yang biasa disebut sabu," ujar Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal M Iqbal dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (4/3/2019).
Iqbal mengungkapkan, polisi juga menyita sejumlah barang bukti, termasuk alat-alat untuk mengonsumsi narkoba.
Namun, barang bukti narkoba yang diduga dikonsumsi Andi Arief tidak ditemukan di lokasi.
Iqbal mengungkapkan, saat ini, Andi Arief berstatus terperiksa.
Aparat kepolisian, katanya, memiliki waktu 3 x 24 jam untuk menentukan status Andi Arief.
"Ya kan kita ada mekanisme, ada lex spesialis, di dalam proses penegakan hukum di narkoba ini, 3 x 24 jam," tuturnya.
Hingga saat ini, kepolisian masih menduga Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief sebagai pengguna narkoba jenis shabu.
Aparat belum menemukan bukti, Andi Arief terlibat peredaran narkoba.
"Belum ditemukan bukti-bukti, fakta-fakta kuat apakah saudara AA berkolerasi dengan kelompok mana, mafia mana, dan lain-lain."
"Sampai saat ini diduga kuat saudara AA hanya sebatas pengguna," ucap Iqbal.
Penyidik masih menyelidiki lebih dalam apakah dipastikan Andi Arief hanya sebagai pengguna.
Jika dipastikan Andi Arief tidak terlibat peredaran narkoba, mantan Staf Khusus Presiden era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono itu bisa dianggap korban.
"Kemungkinan direhab karena dia korban," kata Iqbal.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)