Kembali Sindir Mahfud MD dan Karni Ilyas, Andi Arief: Semprot Air, Jangan Semprot Kebohongan ya
Andi Arief kembali menyindir Mahfud MD dan Karni Ilyas saat tengah menyiram tanaman: semprot air, jangan semprot kebohongan ya.
Penulis: Miftah Salis
Editor: Sri Juliati
Andi Arief kembali menyindir Mahfud MD dan Karni Ilyas dalam unggahan videonya saat menyiram tanaman. Andi meminta keduanya menyemprotkan air bukan menyemprotkan kebohongan.
TRIBUNNEWS.COM - Andi Arief kembali menyindir Mahfud MD dan Karni Ilyas.
Sindiran tersebut dilontarkan olehnya melalui unggahan video di akun Twitternya @AndiArief_, Rabu (13/3/2019).
Pada unggahan video tersebut, Andi Arief tampak sedang menyirami bibit tanaman.
Masih sama dengan unggahan sebelumnya yang juga menyindir Mahfud dan Karni Ilyas, Andi Arief tengah mengunjungi budidaya seledri dan selada hidroponik.
Ia menjelaskan bagaimana cara menyemprot tanaman tersebut yang baik.
"Namanya proses ya, perlu kehati-hatian juga," ucapnya sembari menyiram tanaman.
Baca: Soal Penculikan 1998, Andi Arief: Prabowo Akan Jelaskan 1 Jam Setelah Ditetapkan Pemenang Pilpres
Baca: Polemik Perseteruan Andi Arief dengan Karni Ilyas hingga soal Acara ILC di TV One
Baca: Merasa Dihabisi oleh Karni Ilyas, Andi Arief Buat Pengakuan : Saya Tamu di Kamar Itu
Saat tengah menyiram tanaman serta memberikan penjelasan, Andi Arief melontarkan sindiran kepada Mahfud MD dan Karni Ilyas.
"Kita semprotkan air bukan menyemprotkan kebohongan ya nggak, Pak Karni Ilyas, Pak Mahfud, Pak Henry Yosodiningrat, dan lainnya," ucapnya.
Ia pun kembali menegaskan untuk tidak menyemprotkan hoaks melainkan air.
"Kita semprotkan air, bukan hoaks ya." ucapnya.
Sementara itu, pada keterangan unggahan video tersebut Andi Arief menuliskan hal yang sama.
Ia bahkan menggunakan tagar #2019gantisemprotan.
"Yuk Semprotkan air Pak Prof @mohmahfudmd dan Bang @karniilyas, jangan semprotkan kebohongan #2019gantisemprotan"
Pada unggahan sebelumnya, Andi Arief juga menyinggung Mahfud MD dan Karni Ilyas.
Ia mengibaratkan masalah organisasi dan pemerintahan dengan budidaya seledri dan selada.
Mantan Politisi Partai Demokrat tersebut mengunjungi budidaya milik temannya.
Andi Arief bahkan menandai akun Twitter Mahfud MD.
"Buat Prof @mohmahfudmd #2019gantitremor," tulis Andi Arief.
Sebelumnya, Andi Arief meminta agar Mahfud MD berspekulasi terhadap kejadian yang dialaminya.
Ia bahkan mengancam akan menuntu Mahfud MD.
Baca: Andi Arief Sindir Mahfud MD dan Karni Ilyas, Ibaratkan dengan Budidaya Seledri dan Selada
Baca: Pemilik TV One sudah Meminta Maaf, Andi Arief: Urusan dengan Bang Karni Ilyas Belum Selesai
Baca: Unggahan Teranyar Andi Arief di Twitter, KPU: Nyebarin Hal yang Belum Jelas ke Publik Itu Dosa
Mantan Politisi Partai Demokrat tersebut juga berkonflik dengan Karni Ilyas lantaran kasusnya dijadikan tema dalam program ILC TV One yang tayang Selasa (5/3/2019).
Terlebih lagi pada acara tersebut foto-foto Andi Arief ditayangkan.
Meskipun pihak TV One sudah meminta maaf, Andi Arief menyebut urusannya dengan Karni Ilyas belum selesai.
Beberapa waktu lalu, Andi Arief ditangkap polisi di sebuah hotel di Slipi Jakarta Barat karena diduga mengonsumsi narkoba jenis sabu.
Mantan Wasekjen DPP Partai Demokrat tersebut ditangkap Minggu (3/3/2019) oleh Tim NIC Dittipidnarkoba Bareskrim Polri.
Kepolisian telah melakukan tes urine terhadap Andi Arief.
Sebelumnya hasil tes urine menunjukkan Andi Arief positif mengonsumsi narkoba jenis sabu.
"Kami sudah melakukan tes urine, terhadap Saudara AA dan positif mengandung metamphetamine atau jenis narkoba yang biasa disebut sabu," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Mohammad Iqbal.
Kasusnya kemudian tidak ditingkatkan ke tingkat penyidikan.
Iqbal mengatakan, Andi Arief merupakan korban sehingga hanya masuk kategori pengguna.
Pada tes urine di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta Timur didapatkan hasil negatif kandungan narkotika.
Menurut Direktur Utama RSKO, dr Azhar Jaya, kandungan Methaphetamin (sabu) dalam rapid tes urine hanya bisa dideteksi dalam waktu maksimal dua hari setelah pemakaian.
"Kalau sudah lewat dari hari itu, hari kelima, keenam, ketujuh. Kemungkinan tidak terdeteksi dan hasilnya negatif," ujar Azhar dalam konferensi pers di RSKO, Jakarta Timur, Senin (11/3/2019).
(Tribunnews.com/Miftah)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.