Aktivitas Gunung Merapi Terkini, Kembali Keluarkan Awan Panas pada Jumat Sore
Dikutip dari akun twitter BPPTKG, guguran awan panas itu terjadi pukul 15.21 WIB. Durasi guguran awan panas tercatat berlangsung selama 134 detik.
Penulis: Daryono
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas, Jumat (15/3/2019) sore.
Dikutip dari akun twitter resmi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tekonologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), @BPPTKG, guguran awan panas itu terjadi pada pukul 15.21 WIB.
Durasi guguran awan panas tercatat berlangsung selama 134 detik.
Menurut BPPTKG, awanpanas guguran tidak terpantau secara visual karena cuaca berkabut.
BPPTKG mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan beraktivitas seperti biasa.
Baca: Aktivitas Gunung Merapi Sejak Kamis, 25 Kali Gempa Guguran dan 8 Kali Guguran Lava ke Kali Gendol
Adapun status Gunung Merapi hingga saat ini masih waspada.
"Terjadi awanpanas guguran G. #Merapi pd tgl 15/03/2019 pukul 15.21 WIB dgn durasi 134 detik. Awanpanas guguran tidak terpantau secara visual karena cuaca berkabut.
Masyarakat tidak perlu panik dan dpt beraktivitas seperti biasa.
#StatusWaspada sejak 21 Mei 2018," tulis @BPPTKG.
Selain menginformasikan adanya guguran awan panas.
BPPTKG juga menyampaikan lapooran aktivitas Gunung Merapi dari tanggal 8-14 Maret 2019.
Berikut laporan yang dirilis BPPTKG:
HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca cerah terjadi pada pagi dan sore hari, sedangkan malam hari berkabut.
Asap teramati berwarna putih dan abu-abu, dari tipis hingga tebal, dengan tekanan gas dominan lemah.
Tinggi maksimum 200 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang pada tanggal 11 Maret 2019.
Analisis morfologi berdasarkan foto dari sektor tenggara tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi.
Lampiran 1.a memperlihatkan analisis morfologi puncak melalui stasiun kamera Kalitengah Lor.
Pada minggu ini morfologi kubah yang diamati dengan drone tidak dapat teramati karena tertutup kabut dan asap.
Volume kubah lava berdasarkan pengukuran menggunakan foto udara dengan drone pada tanggal 5 Maret 2019 sebesar 470.000 m3 relatif sama dengan minggu - minggu sebelumnya.
Hal ini dikarenakan ekstrusi lava langsung gugur ke alur Kali Gendol.
Baca: Hari Ini Gunung Merapi Kembali Keluarkan Dua Kali Awan Panas
Lampiran 1.b memperlihatkan morfologi kubah lava yang pada tanggal 5 Maret 2019.
Dalam satu minggu ini teramati 2 kali kejadian awanpanas guguran pada tanggal 9 Maret 2019 pukul 09.05 WIB dan 12 Maret 2019 pukul 04:56 WIB, dengan jarak luncur 750 m dan 1500 m mengarah ke kali gendol.
Awanpanas pertama terjadi selama 76 detik dan awanpanas kedua terjadi selama 150 detik.
Total Kejadian awanpanas sejak tanggal 29 Januari 2019 adalah 30 kali dengan jarak luncur maksimum 2000 m.
Kegempaan
Dalam minggu ini kegempaan G. Merapi tercatat 2 kali gempa Awanpanas (AP), 4 kali gempa Hembusan (DG), 8 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 24 kali gempa Fase Banyak (MP), 190kali gempa Guguran (RF), 31 kali gempa Low Frekuensi (LF) dan 5 kali gempa Tektonik (TT).
Jumlah gempa Awanpanas, Guguran dan Hembusan pada minggu ini menurun dibandingkan minggu lalu, sedangkan jumlah gempa VTB dan LF meningkat. Jumlah gempa MP relatif tetap dibandingkan minggu lalu. Lampiran 1.c menunjukkan grafik kegempaan di G. Merapi.
Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat dari titik tetap BAB ke reflektor RB1 berkisar pada jarak 4.044,845 m hingga 4.044,853 m; dan dari BAB ke reflektor RB2 pada kisaran 3.859,116 m hingga 3.859,124 m.
Jarak tunjam EDM di sektor selatan dari KAL ke reflektor RK2 pada kisaran 6.506,941 m hingga 6.506,948 m dan dari KAL ke reflektor RK3 pada kisaran 6.457,870 m hingga 6.457,880 m.
Baseline GPS Selo – Pasar Bubar berkisar pada 4.259,192 m hingga 4.259,200 m.
Deformasi G. Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.
Lampiran 1.c menunjukkan grafik deformasi di G. Merapi.
Hujan dan Lahar
Pada minggu ini terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 15 mm/jam selama 65 menit terukur di Pos Jrakah pada tanggal 13 Maret 2019.
Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di G. Merapi.
II. KESIMPULAN DAN SARAN\
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:
1. Kubah lava saat ini dalam kondisi stabil dengan laju pertumbuhan yang masih relatif rendah.
2. Aktivitas vulkanik G. Merapi masih cukup tinggi dan ditetapkan dalam tingkat aktivitas “WASPADA”.
Saran
Dengan tingkat aktivitas G. Merapi “WASPADA” kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana G. Merapi direkomendasikan sebagai berikut:
● Radius 3 km dari puncak G. Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk dan pendakian.
● Sehubungan dengan sudah terjadinya beberapa kali awanpanas dengan jarak luncur yang semakin besar, maka masyarakat di sekitar alur K. Gendol agar meningkatkan kewaspadaan.
● Guguran lava dan awanpanas berpotensi menimbulkan hujan abu. Masyarakat di sekitar dihimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik.
● Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar G. Merapi.
● Jika terjadi perubahan aktivitas G. Merapi yang signifikan maka status aktivitas G. Merapi akan segera ditinjau kembali.
● Untuk informasi resmi aktivitas G. Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan G.Merapi terdekat, radio komunikasi pada frekuensi 165.075 MHz,website www.merapi.bgl.esdm.go.id, media sosial BPPTKG, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana no. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514180-514192.
● Pemerintah daerah direkomendasikan untuk mensosialisasikan kondisi G. Merapi saat ini.
Laporan ini selengkapnya dapat anda lihat di tautan ini
(Tribunnews.com/Daryono)