Imam Masjid Selandia Baru Berbicara pada Media untuk Pertama Kali: Saya Tak Percaya Saya Masih Hidup
Imam Salat Jumat di Masjid Al Noor, Christchurch yang menjadi korban pembantaian tembakan, berbicara pada media untuk pertama kalinya
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
Dia kembali masuk ke masjid dan mulai menambak lagi.
Orang yang keluar dari persembunyian ditembak karena kami tidak tahu bahwa ia akan kembali lagi," cerita Gamal.
Sementara itu, Alabi Lateef Zirullah, imam di masjid Linwood berkata pada Herald bahwa penembakan di masjidnya dimulai sekitar pukul 1.55 pm, dengan seorang pria dan istrinya tertembak di luar masjid.
"Ketika saya melihat jemaah tertembak, saya berkata pada jemaah lain, 'Keluar! Keluar! Seseorang baru saja menembaki saudara kita di luar masjid!'," ungkap Zirullah.
"Sayangnya tak ada yang mendengarkan saya hingga si penembak datang dari belakang dan menembaki salah satu jemaah masjid melalui jendela."
Si penembak melihat jemaah itu berdiri dan menembaknya melalui jendela.
Ketika gelas pecah dan jemaah itu terjatuh, semua orang baru keluar masjid.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, serangan penembakan terjadi di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru pada Jumat, 15 Maret 2019.
50 orang dikonfirmasi meninggal dunia di dua masjid, Al Noor dan Lindood.
42 orang meninggal dunia di Masjid Al Noor dan 7 orang di masjid Lindwood, korban lain meninggal di rumah sakit.
Pria Australia 28 tahun bernama Brenton Tarrant muncul di persidangan di Christchurch pada Minggu (17/3/2019) dan didakwa atas pembunuhan.
Tidak ada permohonan jaminan yang diajukan, ia akan kembali disidang pada 5 April mendatang.
PM Selandia Baru, Jacinda Ardern berkata terduga pelaku berencana melanjutkan serangannya dan memiliki dua senjata lain lagi di mobilnya.
Ia berkata senjata-senjata tersebut telah dimodifikasi.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)