Gunung Bromo Meletus Sebanyak 28 Kali, Sutopo: Tetap Aman Dikunjungi
Gunung Bromo kembali mengalami letusan sebanyak 28 kali, Selasa (19/3/2019) kemarin. Sutopo mengatakan, Gunung Bromo saat ini aman untuk dikunjungi.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
Gunung Bromo kembali mengalami letusan sebanyak 28 kali, Selasa (19/3/2019) kemarin. Sutopo mengatakan, Gunung Bromo saat ini aman dikunjungi wisatawan.
TRIBUNNEWS.COM - Gunung Bromo kembali mengalami letusan sebanyak 28 kali pada Selasa (19/3/2019) kemarin.
Akibat letusan di Gunung Bromo tersebut, terjadi hujan abu vulkanik di sekitar area Gunung Bromo.
Hingga saat ini, status Gunung Bromo tidak mengalami peningkatan, tetap dalam status Waspada (Level 2).
Baca: BNPB: Aktivitas Vulkanik Gunung Bromo Belum Membahayakan
Baca: Sutopo: Meski Terus Erupsi, Gunung Bromo Tetap Aman dan Menawan Untuk Dikunjungi
Akan tetapi, wisatawan yang mengunjung Gunung Bromo diimbau untuk menggunakan masker dan kaca mata selama melakukan aktivitas di area tersebut.
Dikutip dari Kompas.com pada Rabu (20/3/2019), hal ini dikarenakan abu vulkanik yang dikeluarkan Gunung Bromo, berwarna sangat pekat.
Wisatawan yang berkunjung di Gunung Bromo, Arifandi mengatakan, abu terlihat di kawah gunung sangat pekat.
"Terjadi hujan abu vulkanik. Ini motor saya mandi abu. Untung saya pakai masker. Wisatawan gunung Bromo tetap bisa berlibur, asalkan tidak mendekat 1 km dari bibir kawah," ujar Arifandi.
Baca: Aktivitas Gunung Bromo Meningkat, Terjadi 28 Kali Letusan, Tinggi Asap 1200 Meter dari Puncak Kawah
Baca: Gunung Bromo Kembali Erupsi, Sejumlah Wilayah di Probolinggo Diselimuti Hujan Abu
Akibat hujan abu yang mengguyur area Gunung Bromo, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo, Anggit Hemanuadi meminta warga untuk mengenakan masker dan kaca mata.
"Warga harus pakai masker dan kaca mata untuk menghidari iritasi di bagian pernafasan dan bagian mata. Kandungan silika pada abu gunung berapi sangat berbahaya," jelas Anggit.
Erupsi Gunung Bromo, kata Anggit, masih berada di Level 2 dan belum ada peningkatan status.
"Hujan abu Bromo sudah dianggap biasa oleh warga Tengger. BPBD terus memantau situasi dan menerapkan mitigasi bencana. Bantuan masker sudah disebar," ujar Anggit.
Baca: Ada Toilet 3D di Terminal Internasional T2 Bandara Juanda, Gambar Gunung Bromo dan Air Terjun Toran
Baca: Dua Hari Terakhir Gunung Bromo Semburkan Abu Vulkanik, Siapkan Masker
Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Gunung Bromo masih tetap aman untuk dikunjungi.
"Meski erupsi Gunung Bromo tetap aman dan menawan untuk dikunjungi," tulis Sutopo dalam akun Twitter @Sutopo_PN.
Sutopo menjelaskan, pada hari Selasa dalam periode pukul 06.00 hingga 12.00 WIB, Gunung Bromo telah mengalami lima kali letusan.
Asap yang terlihat di kawah Gunung Bromo, kata Sutopo, bertekanan sedang hingga kuat dan tinggi asap mencapai 900 hingga 1.500 meter dari puncak kawah.
Baca: Gunung Bromo di Jawa Timur Keluarkan Abu Vulkanik, Begini Kondisi Masyarakat Suku Tengger
Baca: 5 Destinasi Wisata di Sekitar Gunung Bromo yang Bisa Dikunjungi Saat Hari Raya Nyepi
Sutopo juga mengungkapkan jika Bandara Malang masih tetap beroperasi normal meski Gunung Bromo mengalami erupsi.
"Pada 19/3/2019 pukul 06.00 - 12.00 WIB terjadi 5 kali letusan. Asap bertekanan sedang hingga kuat dan tinggi 900 - 1.500 meter dari puncak kawah. Status Waspada (level 2). Bandara Malang tetap beroperasi normal," tulis Sutopo.
Menurut petugas BMKG, Wahyu Hendra Kusuma, warga di sekitar Bromo dan pengujunga serta pendaki tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 1 km dari kawah aktif.
"Dari Senin (18/3/2019) malam hingga Selasa pagi sudah meletus sebanyak 28 kali dengan ketinggian asap mencapai 1.300 meter dari bibir kawah," jelas Wahyu.
Baca: Gunung Bromo Ditutup Total Selama Nyepi, Puncak B29 Bisa Jadi Alternatif Wisata, Ini Panduannya
Baca: Gunung Bromo Berstatus Waspada, Wisatawan Dilarang Dekati Kawah Hingga Radius 1 Km,
Gempa letusan terekam dengan amplitudo maksimum 25 hingga 34 milimeter dengan durasi 47 hingga 57 detik.
Gempa tremor terus menerus terjadi dengan ampilitudo didominasi 2 milimeter yang sebelumnya hanya di dominasi 1 mili meter saja.
Material yang dikeluarkan berupa material abu vulkanik dan mengarah ke arah barat atau kawasan Malang, sedangkan material pasir hanya jatuh di sekitar kawah saja.
(Tribunnews.com/Whiesa)