Kembali Cuitkan Sindiran, Andi Arief: Tidak Pernah Ada Kekuasaan yang Jatuh karena Hoaks
Andi Arief kembali cuitkan sindiran mengenai penyamaan hoaks dengan terorisme, ia mengatakan tidak pernah ada kekuasaan yang jatuh karena hoaks.
Penulis: Fitriana Andriyani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Mantan politisi Partai Demokrat Andi Arief kembali cuitkan sindiran mengenai pengibaratan hoaks dengan terorisme.
Melalui akun media sosial Twitter-nya, Andi Arief mengemukakan perndapatnya mengenai hoaks dan perbedaannya dengan terorisme.
Hoaks, kata Andi Arief, adalah informasi tidak benar, dan lawan katanya adalah informasi yang benar.
Andi Arief bahkan menganggap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan tim suksesnya merasa kalah dalam melawan hoaks.
Baca: Wiranto Samakan Hoaks di Pemilu 2019 dengan Teror, Andi Arief: Pak Wir Apa-apaan ini?
"Hoak itu informasi tidak benar. Lawannya adalah informasi benar. Bukan bedil.
Hoak tidak sekonyong-konyong menjadi kebenaran yg akan ditelan mentah-mentah sepenuhnya, banyak juga yang mengunyah dan melepehnya.
Kalau Pak Jokowi merasa kalah melawan hoak, ngapain aja tim suksesnya?" cuit @AndiArief__.
Andi Arief menegaskan, tidak pernah ada kekuasaan yang dapat dijatuhkan oleh hoaks.
"Tapi kekuasaan yang menganggap hoak adalah terorisme ada, di seputaran monas," cuit Andi Arief menyindir.
Andi Arief kemudian terang-terangan menyarankan Jokowi untuk menata hati dengan mengunjungi korban banjir bandang di Sentani, Papua.
Saran mengunjungi korban banjir bandang Sentani itu ia sampaikan dengan tujuan agar sepulang dari sana Jokowi dapat membedakan antara hoaks dan terorisme.
Baca: Fadli Zon Minta Wiranto Diberi Sanksi karena Ancam Penyebar Hoaks Dijerat UU Terorisme
Sebelumnya, sindiran mengenai pendapat hoaks yang disamakan dengan terorisme telah Andi Arief lontarkan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto.
Wiranto menyamakan hoaks yang beredar di masyarakat di masa-masa menjelang kampanye dengan terorisme.
Andi Arief sebut hal itu sebagai satu upaya represif atau penekanan.
Tanggapan itu ia sampaikan juga melalui media sosial Twitter miliknya.
Andi Arief mengomentari sebuah berita tentang penerapan undang-undang terorisme untuk tangani hoaks.
"Pak Wir apa-apaan ini?" tulis Andi Arief mempertanyakan pernyataan Wiranto seakan tak setuju.
Baca: Menko Polhukam Sebut Hoaks Teror Pemilu 2019
Kemudian Andi Arief menyampaikan persepsinya tentang pernyataan Wiranto tersebut.
Andi Arief menilai Presiden Jokowi telah memerintahkan Menko Polhukam itu untuk melalukan upaya represif atau penekanan.
Andi Arief melihat adanya upaya menciptakan kondisi 'darurat sipil', sebab ia menilai mayoritas rakyat sudah menyatakan tidak pada Jokowi.
"Ngeri, Presiden Jokowi sudah memerintahkan Menkopolkam untuk melakukan upaya represif. SAYA melihat ada upaya cipta kondisi "darurat sipil" hanya karena mayoritas rakyat sudah menyatakan tidak pada Pak Jokowi," cuit @AndiArief__.
Baca: Menko Polhukam Gelar Rapat Koordinasi Pengamanan Kampanye Terbuka
Andi Arief bahkan mengimbau Kapolri Tito Karnavian dan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto untuk mengabaikan instruksi dari Wiranto dan Jokowi.
Ia merasa, imbauan Wiranto pada aparat untuk menindak tegas penyebar hoaks merupakan tindakan represif.
Ia bahkan menilai hal itu sebagai tindakan memusuhi rakyat.
"Pak Tito Kapolri dan Pak Hadi Panglima TNI, abaikan saja bila ada instruksi perlakuan represif pada rakyat yang datang dari menkopolkam dan Pak Jokowi. Jangan musuhi rakyat !!" cuit @AndiArief__.
Baca: Soal Ancaman Peretas Ubah Hasil Pemilu, Menkopolhukam: Kita Bukan Orang Bodoh
Wiranto menilai, hoaks yang menyebar luas dapat meneror masyarakat secara psikologis.
Hal itu disampaikan Wiranto saat menggelar rapat koordinasi kesiapan pengamanan tahapan masa rapat umum (kampanye terbuka), serta tahapan penghitungan suara, di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2019).
Terlebih Wiranto menilai hoaks yang tersebar menjelang Pemilu 2019 lebih banyak apabila dibandingkan dengan Pemilu 2014 dan sebelumnya.
"Saat ini, cukup marak, marak hoaks. Kami hadapi ancaman baru yang pada pemilu-pemilu lalu tidak ada.
Artinya berita-berita palsu, buatan, bohong yang dilansir ke publik. Saya kira ini teror. Meneror psikologis masyarakat," ujar Wiranto, Rabu (20/3/2019) dilansir Kompas.com.
"Jadi ya kami hadapi sebagai teror. Segera kami atasi dengan cara-cara tegas, tapi bertumpu kepada hukum," lanjut dia.
Baca: Hasil Survei Elektabilitas Jokowi-Maruf vs Prabowo-Sandi Versi 4 Lembaga, Sebulan Jelang Pilpres
Wiranto pun mengimbau jajaran kepolisian dari pusat hingga daerah agar tak perlu ragu menindak para pembuat dan penyebar hoaks.
Sebab Wiranto menilai hoaks sangat meresahkan masyarakat.
Ia pun menambahkan keberhasilan pemilu bergantung pada kesiapan aparat penegak hukum untuk menciptakan situasi yang aman.
Sehingga diperlukan peran aktif para aparat untuk menindak segala bentuk gangguan terhadap pemilu.
"Setelah kita mengetahui, memahami, mengenali, tidak bisa didiamkan. Tindak tegas.
Apapun yang nyata-nyata mengganggu pemilu, dari siapapun. Jangan ragu-ragu. Tindak tegas," ucap Wiranto.
"Kita punya hukum yang menjadi senjata kita. Ini yang harus dipahami, keberhasilan pemilu akan sangat tergantung bagaimana kita menciptakan suasana aman," lanjut dia.
Baca: Soal Survei Litbang Kompas, TKN Optimis Jokowi - Maruf Amin Akan Menangi Pilpres 2019
Wiranto memastikan pasukan TNI dan Polri cukup memadai untuk mengamankan Pemilu 2019.
Sehingga, masyarakat tidak perlu khawatir adanya gangguan fisik dalam pemilu.
Hal itu ia sampaikan setelah rapat kordinasi tingkat menteri bersama penyelenggara pemilu di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2019).
Wiranto juga membantah adanya isu adanya kerusuhan besar menjelang Pemilu 2019.
Wiranto memastikan tidak ada kerusuhan besar terjadi menjelang dan pasca-Pemilu 2019.
"Namun kita mensinyalir adanya isu, bahkan banyak isu seakan-akan menjelang dan pasca-pemilu akan ada kerusuhan besar."
"Ada people power begitu. Saya nyatakan di sini dari laporan intelijen tidak ada kerusuhan," kata Wiranto, dilansir Warta Kota.
Baca: TNI dan Polri Siagakan 593.812 Personel untuk Pengamanan Pemilu 2019
Wiranto juga menyampaikan, saat ini kondisi pemilu hingga pasca-pemilu akan terkendali.
Untuk itu, ia meminta masyarakat tidak resah soal isu tersebut.
"Keadaan masih terkendali dengan baik sampai sekarang mudah-mudahan hingga pemilu. Sehingga, masyarakat tidak perlu resah, jangan percaya ada isu ini," tegas Wiranto.
Mantan Panglima ABRI itu juga meminta masyarakat tetap berada di Indonesia, dan tidak perlu percaya isu tersebut.
Ia meminta masyarakat tetap tenang dalam memilih capres-cawapres dan caleg di Pemilu 2019.
"Sampai-sampai akan tinggalkan Indonesia menghindari kerusuhan. Karena tidak ada kerusuhan, kita minta masyarakat tetap tinggal di tempat melaksanakan kewajiban memilih siapa calon presiden dan calon legislatif yang dipilih ya," beber Wiranto.
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)