Jokowi-Ma'ruf Tanggapi Pernyataan Prabowo Soal Ibu Pertiwi Diperkosa hingga Indonesia Sedang Sakit
Jokowi dan Ma'ruf Amin menanggapi pernyataan Prabowo di kampanye akbar soal Ibu Pertiwi diperkosa hingga Indonesia sedang sakit.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Jokowi dan Ma'ruf Amin menanggapi pernyataan Prabowo di kampanye akbar soal Ibu Pertiwi diperkosa hingga Indonesia sedang sakit.
TRIBUNNEWS.COM - Calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin menanggapi pidato Prabowo Subianto dalam kampanye akbar, Minggu (7/4/2019).
Diketahui, calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menggelar kampanye akbar di Gelora Bung Karno, Minggu pagi.
Dalam kampanye yang diikuti ribuan massa ini, keduanya berpidato tentang pertumbuhan ekonomi, korupsi, kondisi bangsa, hingga janji-janji pada Pilpres 2019.
Kampanye akbar Prabowo-Sandi dimulai sejak pukul 04.00 WIB dengan kegiatan salat Subuh berjemaah.
Kemudian dilanjutkan dengan doa bersama dan munajat hingga pukul 06.00 WIB.
Baca: Pernyataan Prabowo di Kampanye Akbar: Indonesia Sedang Sakit hingga Butuh Pekerjaan, Bukan Kartu
Baca: Viral Video Merah Putih Raksasa Merayap di Tengah Lautan Manusia saat Kampanye Akbar Prabowo-Sandi
Baca: TKN Pahami Kegelisahan SBY Terkait Kampanye Prabowo-Sandiaga
Kampanye akbar tersebut sempat jeda sebentar dan para peserta yang mengenakan baju serba putih beristirahat serta sarapan bersama.
Acara kemudian diteruskan dengan tausiah dan orasi kebangsaan yang disampaikan oleh para pemimpin partai koalisi.
Di antaranya adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Berkarya.
Prabowo Subianto memulai pidato politiknya pada pukul 08.00 WIB.
Pada kampanye yang dihadiri sejumlah tokoh agama, ulama dan para petinggi partai politik, Prabowo juga mengeluarkan beberapa pernyataan yang cukup ramai dibahas di media sosial.
Satu di antaranya saat Prabowo menyebut kondisi Indonesia yang saat ini sedang sakit hingga ibu pertiwi diperkosa.
Pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra itu pun mendapat tanggapan dari lawan politiknya, yaitu Jokowi-Ma'ruf.
Dirangkum Tribunnews.com, berikut tanggapan Jokowi-Ma'ruf terkait pernyataan dalam pidato Prabowo:
1. Ibu Pertiwi Diperkosa
Dalam pidatonya, Prabowo membeberkan kondisi Indonesia yang sedang sakit.
Bahkan Prabowo menyebut, Ibu Pertiwi sedang diperkosa sebab kekayaan terus diambil serta hak-hak rakyat diinjak-injak.
"Saudara-saudara sekalian, saya berdiri di sini karena saya berpandangan, negara kita sedang sakit saudara-saudara sekalian.'
"Ibu pertiwi sedang diperkosa saudara-saudara sekalian. Kekayaan kita diambil terus, hak-hak rakyat diinjek-diinjek," ujarnya.
Pernyataan Prabowo ini secara tidak langsung ditanggapi Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo itu bilang, saat ini Ibu Pertiwi sedang berprestasi.
"Yang benar adalah Ibu pertiwi sedang berprestasi," jelasnya dalam orasi politik di Tangerang, Banten.
Hal tersebut merujuk keberhasilan para atlet dalam merebut medali dan menyabet banyak prestasi.
Atas fakta tersebut, Jokowi membantah pernyataan yang menyebut, "Ibu Pertiwi sedang diperkosa."
"Jadi jangan sampai ada yang ngomong Ibu Pertiwi sedang diperkosa," kata Jokowi.
Guna membangkitkan semangat pendukungnya dari kalangan atlet, Jokowi menyebutkan sejumlah prestasi atlet Indonesia dalam berbagai event olahraga.
Jokowi menyebut Indonesia berada pada posisi keempat dalam Asian Games.
Kemudian posisi kelima dalam event Asian Para Games dan juara dalam Piala AFF U-22.
Baca: Jokowi: Jangan Sampai Ada yang Ngomong Ibu Pertiwi Sedang Diperkosa
Calon wakil presiden Ma'ruf Amin pun ikut mengomentari pernyataan Prabowo soal Indonesia sakit karena kekayaannya banyak dikuras dan dibawa ke luar negeri.
"Yang dikuasai asing apa?" sebut Ma'ruf di Rumah Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (7/4/2019).
Ma'ruf mengatakan, nilai Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) saat ini lebih besar dari Penanaman Modal Asing (PMA).
2. Kemiskinan menurun dari kakek ke cucu
Masih dari pidato Prabowo, calon presiden nomor urut 02 itu juga membahas soal kemisikinan yang kerap disebut mengalami penurunan oleh para elite politik.
"Kemiskinan menurun…" kata Prabowo dengan suara yang berat.
"Menurun dari kakek ke cucu," kelakar Prabowo yang membuat para pendukungnya kembali tertawa.
Lagi-lagi, Ma'ruf Amin membantah hal tersebut.
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mengklaim, rasio kemiskinan di Indonesia juga sudah turun, begitu juga angka pengangguran
Maruf Amin lalu mengutip data Kementerian Keuangan yang menyebutkan tingkat kemiskinan di Indonesia menurun di angka 9,66 persen pada 2018.
"Rasio kemiskinan juga turun, pengangguran juga turun. Kemudian kita sudah mengarah pada reindustrialisasi. Sudah tumbuh di berbagai tempat," kata Ma'ruf Amin.
Baca: Maruf Amin Tanya ke Prabowo: Yang Dikuasai Asing Apa?
3. Kampanye terbesar
Di kampanye akbar tersebut, Prabowo mengatakan, kampanye di GBK ini merupakan kampanye politik terbesar dalam sejarah politik di Indonesia.
"Tadi dilaporkan pada saya oleh sekjen-sekjen Koalisi Indonesia Adil dan Makmur, ini adalah rapat akbar politik terbesar dalam sejarah Republik Indonesia," ujar Prabowo.
Prabowo mengatakan, diperkirakan ada ratusan ribu pendukung yang hadir.
Bahkan, karena begitu banyak yang hadir, sampai-sampai tidak cukup masuk ke dalam stadion.
Nah, lain halnya dengan Ma'ruf Amin yang menyebut, kampanye akbar Prabowo itu biasa saja.
Bahkan Ma'ruf Amin bilang, kampanye terbuka Jokowi-Ma'ruf pada 13 April mendatang tak kalah besar dibandingkan kampanye terbuka Prabowo Sandi.
"Menurut saya biasa saja. Tunggu nanti, 13 (April) nanti," kata dia, dikutip dari Kompas.com.
Ma'ruf mengatakan, pada Pilpres 2014, massa pendukung Jokowi yang hadir juga sangat banyak.
Bahkan, kata dia, kemungkinan lebih besar dari jumlah massa kampanye akbar Prabowo-Sandiaga di GBK.
"Saya kira biasalah begitu. Pak Jokowi juga 2014 bisa mengumpulkan massa yang lebih besar dan besok mudah-mudahan lebih besar," ujar dia.
Kendati demikian, Ma'ruf memberikan apresiasi kepada pihak keamanan yang telah mengawal pelaksanaan kampanye akbar Prabowo-Sandiaga.
Menurut dia, kampanye akbar itu berjalan lancar dan aman.
4. Rakyat butuh pekerjaan, bukan kartu
Prabowo menyindir soal wacana pembagian kartu kepada masyarakat untuk mengakses berbagai program pemerintah.
Menurut Prabowo, rakyat butuh pekerjaan, bukan kartu.
Prabowo memang tidak menyebut kepada siapa sindiran itu ditujukan.
Namun, selama masa kampanye, calon presiden nomor urut 01 Jokowi menjanjikan tiga kartu sebagai satu program kerja jika terpilih pada Pilpres 2019.
Ketiga kartu tersebut adalah Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, Kartu Pra Kerja dan Kartu Sembako Murah.
"Bung, kita butuh pekerjaan, bukan kartu," ucap Prabowo yang disambut dengan sorak sorai para pendukungnya.
Baca: Kampanye di Tangerang Jokowi Pamer 3 Kartu Andalan, Prabowo: Bung, Kita Butuh Pekerjaan Bukan Kartu!
Apa kata Ma'ruf Amin soal kartu-kartu ini?
Dikutip dari Kompas.com, Ma'ruf memandang, seseorang yang mencari pekerjaan perlu memiliki keterampilan.
Oleh karena itu, yang bersangkutan harus dilatih terlebih dahulu.
Ma'ruf mencontohkan, program kartu Pra Kerja yang dikenalkan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo.
"Kartu itu kan alatnya untuk mendapatkan pekerjaan. Dilatih dulu supaya orang yang punya kerjaan kan punya keterampilan, dilakukan skilling, up skilling, re-skilling, diberi skill dulu kemudian diberikan kartu Pra Kerja," kata Ma'ruf.
Menurut Ma'ruf, kartu ini nantinya memudahkan pemegangnya dalam mendapatkan pekerjaan.
Ia menegaskan, untuk memperoleh pekerjaan dibutuhkan proses pengembangan keterampilan.
Hal itu agar yang bersangkutan siap bekerja.
"Tidak ujug-ujug kerjaan, kerjaan. Orang kan butuh skill, di skilling dulu, bahkan up skilling, re-skilling, kartu tandanya, dia sudah memperoleh skill," kata dia.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Dennis Destryawan/Tribun Jakarta/Jaisy Rahman Tohir)