Viral Foto Presiden Turki, Erdogan Berpose Salam 2 Jari dan Dukung Prabowo, Ini Faktanya
Di media sosial, beredar foto viral yang memperlihatkan Presiden Turki, Erdogan berpose salam 2 jari dan dukung Prabowo di Pilpres. Ini faktanya!
Penulis: Sri Juliati
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Di media sosial, beredar foto viral yang memperlihatkan Presiden Turki, Erdogan berpose salam 2 jari dan dukung Prabowo di Pilpres. Ini faktanya!
TRIBUNNEWS.COM - Di media sosial, beredar foto Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan berpose salam dua jari.
Bahkan dalam postingan di media sosial itu, Erdogan juga mendukung Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019.
Benarkah foto tersebut?
Dikutip dari situs kantor berita Prancis, Agence France-Presse (AFP), foto tersebut hoax belaka.
Dalam penelusuran faktanya, AFP menyebut, foto itu tidak menunjukkan Presiden Turki, Erdogan menyatakan dukungan pada Prabowo dalam Pilpres 2019.
Baca: Prabowo Subianto Sebut Kebocoran Anggaran Capai Rp 1.000 T, Ini Tanggapan Jokowi dan KPK
Baca: SBY Kritik Kampanye Akbar Prabowo Tidak Inklusif, Aa Gym Justru Kagum dan Ungkap Fakta Lain
Baca: Demokrat Bantah AHY Dilarang SBY Hadiri Kampanye Akbar Prabowo-Sandi
Foto tersebut, tulis AFP, sudah dibagikan ribuan kali di Facebook untuk menunjukkan Erdogan mendukung calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02.
Klaim tersebut ternyata salah, sebab foto ini merupakan gambar yang telah diolah dari foto asli yaitu foto Sandiaga Uno di dalam pesawat.
Postingan yang diunggah di Facebook pada 28 Maret 2019 ini sudah dibagikan sebanyak 9.400.
"Dunia menunggu Prabowo dan Sandi!" demikian postingan yang diunggah seorang netter di Facebook itu.
Dalam foto hitam putih yang diunggah tersebut, terdapat logo di sudut kanan dengan nama Prabowo dan Sandi, serta lambang burung Garuda Merah.
Ada juga tulisan 'Erdogan' beserta 'tanda-tangannya' di sudut kiri atas.
Tak hanya itu, 'Erdogan' yang mengenakan kaus bertuliskan 02, berpose salam dua jari yang merupakan salam khas Prabowo-Sandi.
Rupanya, foto 'Erdogan' tersebut hasil editan dari foto Sandi yang berada di dalam pesawat.
Dalam foto aslinya, Sandi duduk bersama dengan Teuku Riefky Harsya, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
Foto Sandi dan Riefky diunggah politisi Partai Demokrat itu di Instagram pada 2 Februari 2019.
Baik Sandi maupun Riefky sama-sama berpose salam dua jari.
Nah, dalam foto hoax yang dibagikan di Facebook, wajah Erdogan ditempelkan di wajah Sandi dan gambarnya dibuat hitam putih.
Sementara kaus kerah bertuliskan 02 serta gelang putih, dibiarkan alias tidak diedit.
Selain itu, di sudut kanan bawah gambar 'Erdogan' terdapat tulisan PhotoGrid yang merupakan aplikasi editing foto.
Berdasar pencarian di Google untuk kata kunci 'Erdogan' akan ditemukan foto asli wajah Presiden Turki itu yang kemudian ditempel dalam postingan tersebut.
Foto asli Erdogan keluaran majalah Forbes itu telah dipangkas, diputar, dan dibuat hitam-putih, seperti pada gambar di bawah ini.
Hal lain yang terlihat pada postingan hoax itu, ada beberapa rumbai rambut Sandi yang masih terlihat menyembul di belakang kepala Erdogan pada gambar tersebut.
Saat ini, Turki baru saja usai menyelenggarakan pemilihan lokal pada Minggu (31/3/2019).
Dalam pemilihan ini, dikutip dari Kompas.com, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa di Turki, kalah di Ibu Kota Ankara serta di Ankara, dan Izmir.
Kekalahan ini dinilai sebagai pukulan telak bagi Presiden Erdogan dalam 16 tahun kekuasaannya.
Di sisi lain, partai oposisi juga unggul tipis dalam pemilihan wali kota Istanbul yang selama ini dikuasai parti Erdogan.
Namun, secara umum dari pemilihan lokal yang digelar di seluruh negeri, AKP dan koalisinya masih unggul dengan raupan suara lebih dari 51 persen.
Pemilihan lokal ini, yang dianggap amat menentukan masa depan pemerintahan Erdogan, digelar saat perekonomian Turki sedang memburuk.
Atas kekalahannya ini, Erdogan menyebut, Amerika Serikat dan Eropa telah ikut campur dalam urusan dalam negerinya.
Atas hasil pemilu lokal, AS meminta masyarakat Turki untuk menerima hasilnya.
Sementara Uni Eropa menyerukan kepada Ankara agar mengizinkan pejabat terpilih untuk menjalan mandat mereka secara bebas.
Pernyataan AS dan Uni Eropa itu datang menyusul sikap AKP yang memilih memperkarakan hasil pemilu tersebut, dengan AKP menuding telah terjadi kejanggalan selama proses perhitungan suara.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Kompas.com/Agni Vidya Perdana-Ervan Hardoko)