Jokowi: Logika Politik Bisa Saja tak Masuk, tapi Siapa Bisa Menentang Kehendak Allah SWT?
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang juga Calon Presiden (Capres) 2019 membuat cuitan perihal kariernya hingga menjadi Presiden.
Penulis: Daryono
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang juga Calon Presiden (Capres) 2019 membuat cuitan perihal kariernya hingga menjadi Presiden.
Jokowi menyatakan dirinya datang bukan dari lingkungan elite.
Ia datang dari kampung.
Namun, karena kehendak Allah, dirinya akhirnya berhasil menjadi Wali Kota Solo.
Kemudian menjadi Gubernur DKI Jakarta dan saat ini menjadi Presiden.
Baca: Prabowo Ingin Ada Uang Pensiun untuk Para Koruptor, Ini Tanggapan Tim Jokowi
Jokowi berpendapat, soal kariernya itu bisa saja logika politik tidak masuk.
Namun, jika sudah menjadi kehendak Allah, Jokowi mempertanyakan siapakah yang bisa menentangnya.
"Saya tidak datang dari lingkungan elite. Saya datang dari kampung. Hanya karena kehendak Allah jualah saya dapat menjadi Wali Kota, kemudian menjadi Gubernur, dan sekarang ini menjadi Presiden.
Logika politik bisa saja tak masuk, tapi siapa bisa menentang kehendak Allah SWT?," tulisnya di akun twitter @jokowi, Rabu (10/4/2019).
Menyertai postingannnya itu, Jokowi mengunggah foto dirinya saat berkampanye di kampung halamannya di Solo, Jawa Tengah.
Minta Kemenangan Lebih dari 84 Persen
Jokowi melakukan kampanye terbuka di kampung halamannya di Solo, Jawa Tengah, Selasa (9/4/2019).
Kampanye Jokowi di Solo ini dipusatkan di Stadion Sriwedari.
Jokowi beserta istri, Iriana Jokowi dikirab dengan menggunakan kereta kencana menuju ke lokasi kampanye di Stadion Sriwedari.
Jokowi dikirab dari rumah dinas Wali Kota Solo Loji Gandrung yang lokasinya tak terlalu jauh dari Stadion Sriwedari.
Kirab kereta kencana juga diiringi simpatisan berbusana tradisional dan simpatisan dengan payung bertuliskan kalimat - kalimat persuasif pendukung Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) 01 tersebut.
Baca: Nekat Terobos Paspampres, Seorang Guru Honorer Minta Jokowi Dirikan TK di Pedalaman Kutai Timur
Riuh dukungan menggaung ketika Jokowi dan Iriana melewati ruas Jalan Sriwedari.
Di tengah hiruk pikuk dukungan tersebut, Jokowi dan Iriana melempar kaus kepada masyarakat.
Cukup antusias, para pendukung yang datang tampak berusaha mendapatkannya.
Jokowi memberikan orasi di tengah puluhan ribu pendukungnya dalam kampanye akbar di Stadion Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo, Selasa (9/4/2019).
Mantan Gubernur DKI Jakarta yang saat ini menjadi capres petahana itu, pertama membuka orasi dengan menanyakan kabar masyarakat Solo Raya dan sekitarnya yang hadir dalam kampanye.
"Pripun kabaripun (gimana kabarnya?)," kata dia yang diulang tiga kali disambut meriah.
Lantas Jokowi meminta para pendukung setianya mengangkat jari atau jempol.
"Ayo angkat jarinya, angkat jempolnya," tuturnya sembari mempraktikkan.
Jokowi pun membuka nostalgia jika dirinya sangat senang menyapa pendukung di kampung halamannya yang telah mengubah karir dalam kepemimpinannya.
"Saya sangat senang sekali bisa hadir di Solo, kota yang sangat saya cintai," ucap dia.
"Saya mengawali karier di bidang pemerintahan di sini (Solo)," jelasnya menegaskan.
Lebih lanjut dia menerangkan, pada 2005-2010 dia berhasil memimpin Solo dengan aman hingga dilanjutkan pada dua periode 2010-2012.
"Pada 2012 saya dipanggil Bu Mega (Megawati Soekarnoputri) ke Jakarta," tuturnya.
"Saya pun jadi gubernur DKI Jakarta, tetapi kurang dari tiga tahun dicalonkan presiden," aku dia mengenang perjalanannya.
Baca: Lihat Reaksi Megawati dan Puan Maharani saat Jokowi Targetkan 90 Persen Suara di Kota Solo
Jokowi meminta kepada para pendukungnya di Solo agar perolehan suara Jokowi- KH Maruf Amin di Pilpres 2019 nanti bisa mencapai 84 persen lebih.
"Dulu Pilpres 2014, Jateng 66, 65 persen," ungkap Jokowi.
"Namun tahun ini, saya tidak mau hanya segitu, saya mau minimal 70 persen," jelas dia.
"Itu minimal loh ya," tuturnya menegaskan.
Lebih lanjut dia memaparkan, paling tidak pada Pilpres 2019 ini di Jateng bisa meraup 80 hingga 90 persen.
"Awas.. Awas khususnya Solo, harus lebih dari 84 persen," harap dia.
(Tribunnews.com/Daryono)