Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Lautan Kepalan tangan Panaskan Aksi Mangini Cs

Lautan kepalan tangan dari ribuan penonton memanaskan konser Dream Theater di Ancol Sabtu malam (22/4) 2012.

Penulis: Willem Jonata
Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Lautan Kepalan tangan Panaskan Aksi Mangini Cs
Kompas/ Agus Susanto
Band metal progresif Amerika Serikat, Dream Theater memukau penonton dalam konser Djarum Super Dream Theater 2012 di Mata Elang International Stadium, Ancol, Jakarta, Sabtu (21/4) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dream Theatre membuat suasana di Mata Elang International Stadium, Ancol bergemuruh dalam rangkaian tur konser bertajuk "A Dramatic Tour of Event" Sabtu malam hingga berakhir dini hari, Minggu (22/4) 2012.

Lautan manusia penuh sesak memadati tempat pertunjukan tersebut. Mereka spontan berseru dengan mengangkat tangan kanan dan mengepalkan jari-jarinya.

Intro "Dream is Collapsing" membuka pertunjukan James LaBrie (lead vokal), John Petrucci (gitar), Jordan Rudess (keyboard), John Myung (bas), dan Mike Mangini (drum). "Bridges In The Sky" kemudian menyentak.

Empat layar raksasa dengan ukuran bervariasi bergiliran menyorot aksi kepiawaian personel Dream Theatre yang berteknik tinggi. Penonton seperti mengikuti kuliah musik.

Semalam merupakan pertunjukan perdana band rock progresif itu di Jakarta. Mereka sengaja manfaatkan momen itu untuk mengenalkan Mike Mangini sebagai drumer barunya.

Mangini menggantikan posisi Mike Portnoy yang hengkang dan memutuskan bergabung bersama Sevenfold.

BERITA REKOMENDASI

"Lama sekali kita bisa ke sini. Kita punya drumer baru dan bisa menendang pantat," ujar LaBrie. Tanpa banyak bicara, LaBrie langsung melanjutkan aksinya dengan komposisi "6.00". Susasana semakin panas ketika "Build Me Up Break Me Down". "Come on Jakarta," serunya.

Setelah mengumandangkan "Surrounded" dan "The Root of All Evil", giliran Mangini yang empunya acara. Ia bermain solo drum lebih dari 10 menit dengan teknik rimshot yang bikin geleng kepala.

Pukulannya sama sekali tidak pernah meleset. Stick yang digenggamnya kuat melesat cepat mengujam elemen drum set yang rumit itu.

Penonton berdecak kagum sembari merekamnya dengan gadget. Pandangan Ikmal Tobing, drumer T.R.I.A.D besutan Ahmad Dhani itu, tak lepas dari layar raksasa yang menyorot permainan bekas drumer Extreme itu. Mangini kemudian mengakhiri solonya dengan membungkukkan badan sebagai tanda perkenalannya.

Mangini betul-betul ciamik. Ia mendapat apresiasi luar biasa lewat tepuk sorak dan tepukan tangan.

Setidaknya, tadi malam drumer yang pernah bermain bersama Steve Vai dalam bandnya, menunjukkan dirinya memang sangat pantas mengganti posisi Portnoy yang telah mengecewakan fans Dream Theatre. Maklum, Portnoy telah memutuskan hengkang pada 2010 lalu.

Band yang terbentuk 25 tahun lalu di Boston, Amerika Serikat itu, benar-benar menunjukkan rock profresif sesungguhnya. Rudess memainkan keyboard seperti orang gila. Jari-jarinya lincah dan sangat cepat menekan tuts tanpa kehilangan satu nada pun.

Eksperimennnya menggabungkan keyboard dengan teknologi Ipad cukup berhasil melahirkan harmonisasi nada yang klop. Petrucci tidak mau ketinggalan dengan beraksi solo gitar usai "On The Backs of Angels".

Sayang, John Myung terlalu kalem. Mungkin, hal itu menjadi bagian dari kedisiplinannya menjaga porsi dalam komposisi lagu yang dimainkan Dream Theatre.

Sementara, Doddy Katamsi, vokalis Seven Years Later, punya penilaian bahwa pemampilan Labrie kurang prima. Menurutnya, LaBrie tidak bernyanyi segila konser-konser sebelumnya.

"Bukan jelek. Biasanya dia lebih gila dari itu. Lu lihat aja konser mereka yang lain, gila-gilaan. Mungkin karena panas ya," ucapnya.

Ada pun, Dream Theatre pandai mengatur dinamika. Mereka tidak hanya memainkan komposisi rock progresif yang cepat. Komposisi balada yang manis dan menghanyutkan seperti "The Man Silent" dan "Beneath The Surface" membuat penonton menarik napas sejenak. Petrucci mengiringi Labrie dengan gitar akustik.

Meski bukan lagu terakhir tampaknya "The Spirit Carries On" menjadi pamungkas pertunjukan malam itu.

Ribuan penonton kompak sing a long bersama LaBrie dengan lengkingan vokalnya. "If i die tomorrow/I'd be all right/Because I believe/That after we're gone/The spirit carries on." Nuansa magis menyeruak.

Secara keseluruhan, Dream Theatre membawakan 14 lagu. "Jaga diri kalian. Sampai ketemu lagi," seru Labrie. Pertunjukan terasa sangay singkat. Ribuan penonton rupanya tidak terima. Mereka berteriak "more" supaya Dream Theatre tidak menyudahi begitu saja. "Pull Me Under" kemudian menjadi penutup.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas