Ini Enam Hal yang Bikin Nonton TV Makin Membosankan
Setidaknya ada enam alasan yang membuat pemirsa makin bosan menonton acara dari 10 stasiun TV nasional.
Penulis: Agung Budi Santoso

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski layar kaca Indonesia sudah diramaikan oleh tayangan lebih dari 10 stasiun televisi, tapi seringkali pemirsa merasa bosan menonton.
Berganti-ganti channel, tapi tayangannya tidak ada yang sesuai selera. Kalau nggak tayangan komedi norak, presenter alay, artis banci, diskusi politik yang bikin kepala puyeng atau berita kriminal yang bikin was-was saja, dan macam-macam acara TV nggak layak lainnya.
Saking susahnya cari acara TV yang pas di hati, seorang pemirsa bernama Prakasita Nindyaswari sampai menjadikan tayangan serial kartun seperti "Spongebob Squarepants" atau "Teletubbies" sebagai pelarian akhir.
Dalam tulisannya di situs Kompasiana (satu grup dengan Tribunnews.com), Prakasita yang seorang jurnalis warga (citizen journalist) itu memaparkan enam hal yang membuatnya makin nggak berselera nonton acara TV. Berikut ini alasan yang diutarakan Prakasita dalam bahasa bertutur:
1. Tema persinetronan yang melulu percintaan
Sinetron Indonesia mana zaman sekarang yang enggak tentang percintaan? Sudah temanya percintaan melulu, dikemasnya pun sangat tidak apik. Kangen enggak sih nonton sinetron kayak Keluarga Cemara atau Si Doel Anak Sekolahan?
Saya dan teman-teman saya pernah memberikan kutipan begini, "Hidup itu enggak seindah FTV". Pernah nonton FTV kan? Tuh, yang ditayangkan di salah satu tv swasta berinisial S. Cewek jualan gado-gado bisa jadian sama cowok anak orang kaya. Cowok penggembala kambing bisa jadian sama cewek model cantik dan seksi.
Cerita unyu seperti itu cuman ada di FTV. Ada lagi, cewek sama cowok tabrakan di kampus, terus buku-buku si cewek berjatuhan, lalu mereka berpandangan, dan jatuh cinta, dan jadian. Cerita serunya ada dimana coba?
Saya geli melihat salah satu iklan sinetron di salah satu tv swasta berinisial T, mengenai sinetron terbarunya yang akan segera tayang, yang diperankan oleh salah satu boy band terkenal di Indonesia. Well, gambarnya sih bagus ya. Gambarnya doang. Ceritanya? Dramatis berlebihan.
Walaupun katanya tayang dengan format cerita yang berbeda dengan sebelumnya, tapi ya isinya gitu-gitu aja. Dari iklannya aja saya udah nggak tertarik, walaupun emang mereka bikin iklannya cukup niat ya. Tapi, percuma kalau iklannya bagus, kualitas gambarnya bagus, tapi isinya nonsense.
2. Acara musik yang terlalu alay.
Saya masih ingat, dulu ada acara musik namanya MTV yang menurut saya formatnya sebenarnya sudah cukup lumayan. Ehh, sekarang kok malah menurun? Penontonnya penonton bayaran, yang rela joget-joget gaya kucek-jemur baju. Halo, menurut saya sih ya, enggak usah ada penontonnya segala deh. Enggak ada efeknya juga bagi yang nonton di rumah. Toh, yang ditonton juga artis yang dateng, bukan penontonnya yang ada di studio. Sadar enggak? justru itu letak annoying-nya (pasti pada tahu kan acara musik mana yang saya maksud).
Saya juga sebal jika artis-artis yang didatangkan di acara musik itu justru tampil dengan format lipsync. Acara musik, tapi males ngurusin segala hal tentang sound systemnya, dan justru menyuruh si artis untuk lipsync? Itu justru bikin orang-orang kecewa nontonnya.
Orang juga jadi enggak tahu kualitas sebenarnya si artis. Akibatnya? banyak yang jadi nyalah-nyalahin atau ngehina si artis kalau artisnya yang enggak kompeten atau enggak layak ada di panggung entertain. Konyol enggak sih kalau misalnya liat grup band lipsync? Jadi mereka pura-pura main gitar, pura-pura main bass, pura-pura main piano, dan si vokalis cuman mangap-mangap doang?
3. (Real)ity Show? Yakin itu real?
Pernah enggak sih meragukan kebenaran akan sebuah reality show yang tayang di televisi? Kalau saya sih sering. Saya sering sekali merasa geli, melihat salah satu reality show yang baru dua bulan ini tayang di salah satu tv swasta berinisial R.
Kalau saya bandingkan dengan acara yang sama di Australia dan Amerika, jauh beda. Geli enggak sih liat orang masak tapi dandannya menor banget? Pake eye shadow tebel, bedak tebel, blush on nya tebel, kayak mau ke kondangan. Tau sih, tujuannya mungkin biar semua kontestannya tampil good looking di layar tv, tapi jadinya.. norak.
Belum lagi, kontestan-kontestannya yang seringkali berkespresi dangan ekspresi yang terlalu berlebihan bahkan terkesan dibuat-buat. Sama sekali tidak natural. Reality show yang paling nggak ketulungan parahnya, saya harus sebutkan yaitu Termehek-mehek.
Sekarang udah nggak ada kan ya. Bagus lah. Itu, yang paling nggak masuk akal. Reaity Show yang paling mending itu cuman satu (menurut saya), yaitu Bedah Rumah. Yang lainnya? Kayak semacam acara Cari Mantu, Penghuni Terakhir, dan sejenisnya.. ya begitu deh.
4. Efek gambar dan visual yang menggelikan.
Saya pernah nonton salah satu film di salah satu tv swasta berinisial I. Ketika saya nonton, pas banget ada adegan anak kecil naik komodo tapi komodonya bisa terbang. Pertama, komodo mana coba yang bisa terbang?
Kedua, visualisasinya itu lho...bikin geli. Kentara banget kalau itu bohongan. Mending kalau yang adegan naik burung elang, karena elang emang bisa terbang. Nah ini, komodo. Please dong, itu tuh konyol nya maksimal.
Belum lagi kalau ada adegan kayak semacam naga terbang nyemburin api, apinya itu lho.. efeknya enggak banget. Terus adegan berkelahi dan mengeluarkan jurus yang mengeluarkan sinar dari tangannya itu. hmm.. ya gitcyu deh. Power Rangers juga sama kok ngeluarin jurus juga, tapi visualisasinya bisa bagus. Nah ini.. Mending bikin konsep baru deh, daripada bikin film yang aneh-aneh kayak gitu. Geli.
5. Mulai banyak yang ambil sumber dari Youtube.
Tahu kan kalau saat ini banyak acara tv yang mengambil sumber dari Youtube? Misalnya: Tujuh Kejadian Menarik Saat Pidato Presiden. Lalu ditayangkan tujuh kejadian yang diambil dari youtube dengan kualitas gambar yang boro-boro bagus.
Saya jujur aja kurang suka dengan acara-acara yang mengambil sumber dari youtube. Oke, memang itu lebih edukatif daripada nayangin sinetron nggak jelas. Tapi nih, agak malesin melihat tontonan yang seperti terlalu ala kadarnya. Maksudnya, kita sebagai penonton.. menonton acara dengan kualitas gambar yang tidak bagus dan hanya bersumber dari youtube, yang sebenarnya itu begitu menguntungkan si pihak televisi yang menayangkan itu.
Maksudnya, hanya dengan bermodalkan youtube, mereka bisa meraup untung banyak karena enggak butuh banyak modal untuk membuat sebuah acara. Modalnya ya download doang dari internet. Menyebalkan. Padahal, kenapa mereka enggak bikin dokumentasi sendiri ya? Dengan format yang lebih kreatif dan menarik, bukan cuman sekadar copas dari youtube.
6. Too much gossips.
Coba lihat saja, pagi siang malam pasti ada acara gosip. Malesnya lagi, kalau melihat acara gosip yang pembawa acaranya suka nyinyirin dan nyindirin orang yang sedang digosipin. Mulutnya itu lho, pedes banget kalau ngomentarin orang. Ada juga host yang kalau bawain acara gosip, ekspresinya berasa itu tuh berita penting banget. Padahal beritanya cuman tentang si artis cilik yang lagi makan rendang sama opor di rumahnya saat Idul Fitri. Krik krik. Soal acara gosip ini, sudah banyak lah ya kompasianer yang bahas. Semuanya udah pada tau kalau acara gosip di kita itu lebay nya kayak gimana.
Terus inginnya acara seperti apa sih, Sit?
Saya rindu program-program semacam National Geographic. Bisa juga menayangkan program semacam CNN Go, jadi mengeksplor berbagai macam negara dari berbagai sisi. Saya rindu acara kuis bermutu semacam Tak Tik Boom, Who Wants to be a Millionaire, Siapa Berani, atau Bersatu Dalam Melodi.
Saya ingin sinetron yang nggak cuman mentingin rating tapi juga kualitas. Bukan melulu soal cinta tapi bisa tentang keluarga, religi, persahabatan, atau action (tapi dengan kualitas gambar dan efek visual yang bagus), dan tidak perlu dalam episode yang super panjang dan bertele-tele.
Saya juga ingin melihat ada acara anak-anak di setiap hari Sabtu dan Minggu, bahkan setiap hari. Saya juga ingin acara yang tidak membohongi dan membodohi penontonnya. Indonesia itu sebenernya bisa bikin acara yang bermutu, tapi sayangnya masih banyak yang pelit. Lebih mencari sesuatu yang bisa menghasilkan banyak keuntungan dengan modal yang minim, dan mengabaikan kontennya. Yang penting untung. Gimana mau bisa melangkah maju kalau terus begitu? Kita terlalu berada di zona nyaman, enggak berani untuk bikin sebuah gebrakan yang kreatif dan menarik. Enggak ingin ya, punya program acara tv yang bisa go internasional? (Agung Budi Santoso)
Baca berita terkini lainnya
- Rindu Bayi, Delon Ubah-ubah Gaya Bercinta dan Makan Toge 1 jam lalu
- Ulang Tahun, Judika Disiram Air Kotor Dari Atas Genting 2 jam lalu
- Indra Bruggman Dirugikan dengan Gosip Menikah Sesama Jenis 2 jam lalu
- Ayu Ting Ting Bosan Warna Rambutnya yang Terang 2 jam lalu
- Ayu Ting Ting: Kalau Ibuku Cocok, Kosmetik Itu Aku Pakai 3 jam lalu
- Indra Bruggman Tertawa Digosipkan Menikahi Bertrand Antolin 3 jam lalu
- Pekan Depan David Foster Konser di Jakarta 3 jam lalu
- Marshanda Sudah Bayangkan Rasa Sakit Saat Melahirkan 3 jam lalu
- Ayu Ting Ting Biarkan Tangannya Kusam 4 jam lalu
- Single Baru Judika, Kisah Nyatanya Menanti Restu Orangtua 4 jam lalu
- Nia Ramadhani Ajari Marshanda Cara Belanja Perlengkapan Bayi 4 jam lalu