Sepi Job, Honor Sunni Hanya Cukup untuk Beli Kostum
Minimnya tampil di TV pelan-pelan membuat order girlband Sunni di luar studio syuting ikut-ikutan sepi.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Minimnya tampil di TV pelan-pelan membuat order girlband Sunni di luar studio syuting ikut-ikutan sepi.
Mimmatul Maratis Suroiya, alias Oya, salah satu personel Sunni mengatakan, dalam sebulan dapat dua hingga tiga undangan manggung saja sudah bersyukur.
"Malah, pernah dalam dua bulan berturut-turut, tidak ada tanggapan sama sekali," ujar Oya.
Hampir semua order manggung Sunni adalah jadwal off air. Biasanya, mereka tampil sebagai pengisi acara di panggung fashion show busana muslim. Tapi, ada juga jadwal syuting di sebuah televisi lokal Surabaya.
Bayaran mereka dari manggung juga tak terlalu banyak. Berapakah honornya? Setengah enggan mengatakannya, Oya menyebut, fee mereka ada di kisaran Rp 4 - 6 juta.
Sangat jauh dengan Klantink yang kabarnya kini sudah mematok Rp 25 Juta untuk sekali tampil.
Padahal, uang sebanyak itu mesti dibagi rata dengan tujuh personel Sunni.Belum lagi sewa mobil untuk kegiatan manggung, dan seabreg kebutuhan lainnya.
Manajer Sunni, `Ayong' Mukharrom, menyebut dirinya harus pandai-pandai memutar hasil uang manggung Sunni.
"Tidak jarang, anak-anak itu tidak dapat apa-apa setelah manggung. Saya jelaskan ke mereka, uangnya dikumpulkan untuk beli kostum manggung, juga beli mic (microphone, Red)" ucap Ayong.
Ayong sendiri berkorban cukup banyak untuk membesarkan Sunni.
Kadang-kadang, dengan inisiatifnya sendiri, ia membawa guru vokal khusus untuk melatih para personel Sunni.
Tak sedikit waktunya tersita untuk mencari peluang manggung dari satu manajemen ke manajemen lain.
"Banyak yang bilang saya ini ada maunya. Padahal, saya ini hanya eman, kalau nanti melihat Sunni, yang dulu menjadi juara BGBI, akhirnya malah bubar tinggal nama," kata guru di sekolah para personel Sunni belajar ini.
Sunni pun kini meretas asa. Sedikit asa untuk mengejar mimpi mendapat satu tempat di ketatnya dunia hiburan tanah air, masih berbekas dalam diri masing-masing personel.
Tahun depan, ketika empat personel Sunni yang lain telah menyelesaikan studi di SMA Negeri 1 Sidayu, mereka merencanakan hijrah ke Jakarta.
Mereka berharap, panggung hiburan ibukota nanti masih akan mengingat Sunni, sang juara yang kini mulai tenggelam ditelan masa. (ab)