Sammy Simorangkir Merasa Masih Dijajah
Sammy Simorangkir tidak merasakan kemerdekaan sepenuhnya. Sebagai musisi ia rupanya tetap mengalami penjajahan
Penulis: Willem Jonata
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM-JAKARTA - Indonesia merdeka sejak tahun 1945. Para pejuang merebutnya dari tangan kolonial dengan darah keringat dan air mata. Namun, Sammy Simorangkir tidak merasakan kemerdekaan sepenuhnya.
Sebagai musisi ia rupanya tetap mengalami penjajahan. Ia merasakannya karena adanya kenyataan akan merajalelanya pembajakan. Bukan hal baru lagi masalah tersebut sampai sekarang acapkali dikeluhkan oleh para musisi. Termasuk bekas vokalis Kerispatih tersebut.
"Bagi saya, 17 Agustus itu, saya mewakili musik kalau dari dulu saya merasa dijajah terus," ucapnya, Jumat, (16/8/2013), saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Pria kelahiran Bandung, 8 September 1982 itu, sangay menyayangkannya. Sebab, ia merasakan bahwa pemerintah seolah-olah membiarkan praktik pembajakan terhadap karya-karya para musisi terus terjadi.
"Pemerintah membiarkan penjajahan itu. Merdeka Indonesia, tapi belum merdeka untuk para musisi karena masih ada pembajakan terhadap karya-karya mereka," keluhnya.
Keadaan itulah yang kemudian turut memengaruhi lesunya industri musik Indonesia. Label rekaman dan musisi mau tidak mau memang harus berakrobat untuk mempertahankan eksistensi mereka.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.