Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

"Sokola Rimba" Masih Menunggu Respon Positif dari Pemerintah

Film ini mencoba membuka mata masyarakat terhadap masalah penindasan hak suku adat dalam mengelola hutannya.

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in
Muvila
Sokola Rimba 

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung

TRIBUNNEWS.COM - Miles Production kembali mempersembahkan film terbarunya, "Sokola Rimba". Diangkat dari kisah nyata perjuangan Butet Manurung mengajar suku Anak Rimba Hutan Bukit Dua Belas, Jambi, film ini mencoba membuka mata masyarakat terhadap masalah penindasan hak suku adat dalam mengelola hutannya, berikut masalah perhutanan lainnya yang cukup kompleks.

Dalam diskusi "Masa Depan Masyarakat Adat dan Hutan di Indonesia" yang digelar oleh The Body Shop di Tesate Plaza Senayan, Rabu (27/11/2013), Direktur Program Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) Dr. Arnold Sitompul memetik beberapa pesan penting dari film arahan sutradara Riri Riza itu.

"Film ini mengandung pesan yang penting bagi pembuat kebijakan untuk mengelola hutan dengan melibatkan masyarakat adat. Tidak hanya mengakui, tapi juga menghormati dan melindungi hak masyarakat adat," ujarnya.

Pada faktanya, kata Arnold, kebijakan pengelolaan hutan adat belum berpihak pada penghuninya. Penipuan dan pembodohan masyarakat adat juga masih sering terjadi.

Respon positif juga datang dari Direktur Eksekutif Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) Kasmita Widodo, yang turut hadir dalam diskusi tersebut.

"Diharapkan film ini dapat membuka mata pemerintah untuk mendukung percepatan pemetaan partisipatif yang kami lakukan bersama masyarakat adat," katanya.

BERITA REKOMENDASI

Manfaat pemetaan partisipatif antara lain mengedukasi masyarakat luas tentang kondisi hutan adat dan hubungan masyarakat adat dengan alam. Di samping itu, peta ini diharapkan dapat mengidentifikasi adanya upaya investasi oleh pihak luar yang mengancam kelangsungan hidup masayarakat adat.

Sebagai pembuat film, Riri Riza dan Mira Lesmana pun berharap pesan-pesan yang tersirat dalam filmnya bisa tersampaikan langsung kepada pembuat kebikajakan dalam hal ini adalah pemerintah.

Oleh karenanya, mereka mengundang beberapa menteri yang terkait langsung dengan persoalan ini untuk menghadiri pemutaran perdana film atau acara nonton bersama. Sayang, setelah beberapa kali mengundang, mereka belum mendapatkan respon positif.

"Beruntung Bapak Wakil Menteri Pendidikan bisa hadir. Sekarang kami lagi 'ganggu' ibu Mari (Elka Pangestu) supaya menyempatkan diri menonton. Percuma kami sudah bercerita panjang lebar, tapi tidak ada yang mendengarkan," ujar Mira.

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas