Ketua Umum PKB: Film 'Sang Kiai' Pantas Diputar Ulang
Film tersebut menceritakan kisah perjuangan dan keteladanan KH Hasyim Asyari serta mensyiarkan pentingnya menjaga nasionalisme
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menilai film 'Sang Kiai' pantas diputar ulang kembali oleh masyarakat. Sebab, film tersebut menceritakan kisah perjuangan dan keteladanan KH Hasyim Asyari serta mensyiarkan pentingnya menjaga nasionalisme.
"Ada keteladanan kiai dalam mewujudkan cinta tanah air dan mengondisikan kemerdekaan bangsa Indonesia meski dalam tekanan yang cukup kuat. Ketiga mandat ini, wajib diteladani oleh warga NU dan kader PKB sepenuhnya,” ujar Muhaimin dalam pernyataan yang diterima Tribunnews, Minggu(8/12/2013).
Film yang ditasbihkan meraih Film Terbaik, Penata Suara Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Pemeran Pembantu Pria Terbaik ini pun kata Muhaimin ditetapkan menjadi tontonan wajib bagi warga Nahdlatul Ulama.
Menakertrans ini juga mengatakan ada tiga mandat yang patut diteladani dalam film 'Sang Kiai'. Menurutnya, Indonesia yang kaya ini adalah warisan NU. Kemudian, ulama NU harus bersikap fleksibel namun tegas dalam konteks berbangsa, bernegara, dan menegakkan ajaran agama.
"Ada keteladanan kiai dalam mewujudkan cinta tanah air dan mengondisikan kemerdekaan bangsa Indonesia meski dalam tekanan yang cukup kuat. Ketiga mandat ini, wajib diteladani oleh warga NU dan kader PKB sepenuhnya,” ujar pria yang akrab disapa Cak Imin ini.
Film 'Sang Kiai' lanjut Cak Imin menjadi gambaran riil bagaimana ulama NU berperan penting dalam perjuangan bangsa.
“Bila ada warga NU yang sama sekali belum pernah menonton film ini, tolong bilang ke saya dan nanti akan kita fasilitasi untuk nonton bareng. Kita akan putarkan film ini di mushola, masjid, lapangan, kampung dan tempat umum lainnya,” katanya.
“NU memiliki andil besar dalam kemerdekaan bangsa ini. Ini sangat penting dan harus tercatat dalam sejarah, saat Hadratusyaikh KH Hasyim Asy'ari diminta untuk mengeluarkan fatwa Resolusi Jihad dan juga memantapkan Laskar Hisbullah sebagai laskar perjuangan kaum santri,” tutup Cak Imin.