Laporan Wartawan Wartakota, Heribertus Irwan Wahyu Kintoko

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bukan Dwiki Dharmawan (47) jika tidak berkreasi dan terus mengenalkan musik etnik. Ditemani beberapa musisi daerah, Dwiki memainkan musik modern (keyboard) dan berkolaborasi dengan alat musik Sasando dari Nusa Tenggara.

Ketika tampil di pembukaan 'Festival Etnik dan Heritage' di Ballroom Mal Kota Kasablanka, Jalan Kasablanka, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (14/12/2013) malam, Dwiki mengajak musisi dari Pulau Rote, Flores dan Timor.

Malam itu, Dwiki yang duduk di balik keyboard-nya memainkan tiga lagu daerah dari Pulau Rote dan Maumere. Diiringi Sasando, lagu-lagu yang berjudul 'Mogi', 'Opalangga' dan 'Anaritimteo' 'itu dinyanyikan oleh choir (paduan suara).

Tak hanya musiknya, choir yang menemani Dwiki manggung juga didatangkan dari Nusa Tenggara Timur. Ketika tampil, memori suami penyanyi lawas Ita Purnamasari (46) tersebut justru bangkit. Ia teringat pada Band Krakatau yang membesarkan namanya.

"Awalnya, saya dan Band Krakatau berkolaborasi dengan karawitan Sunda. Akhirnya musik kami mendunia, dan manggung kelilingi 50 negara," kata Dwiki yang pernah berkolaborasi dengan berbagai musik daerah di pementasannya itu.

Bagi Dwiki, dirinya mempunyai tugas kewajiban membesarkan musik daerah di seluruh Indonesia agar dikenal generasi muda bangsa. "No culture, no future. Saya berkewajiban untuk mengangkat potensi budaya Indonesia," ujarnya.

Khusus Sasando, pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 19 Agustus 1966, ini sudah mengenalnya sejak tahun 2004. Meski awalnya tidak mudah menggabungkan dengan musik modern, Dwiki akhirnya jatuh cinta pada Sasando.

Konser Dwiki dengan berbagai alat musik daerah, termasuk Sasando, sudah tidak terhtung jari. Dwiki telah memilih jalan hidupnya, berkarya dan bermusik dengan alat musik tradisional. (kin)