Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Penggambaran Tokoh di Film Soekarno Dinilai Sembarangan

Keluarga almarhumah Inggit Ganarsih, mantan istri Soekarno, menilai film Soekarno mencederai ketokohan

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Penggambaran Tokoh di Film Soekarno Dinilai Sembarangan
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Aktor Ario Bayu (kedua dari kanan) yang memerankan tokoh Mantan Presiden Soekarno dan Maudy Koesnaedi yang berperan sebagai Inggit Garnasih (Istri Soekarno) bersiap mengikuti pengambilan gambar film berjudul Soekarno : Indonesia Merdeka di Museum Kereta Api Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (13/6/2013). Pembuatan film tentang kehidupan sang proklamator tersebut menelan biaya sekitar 20 miliar rupiah. KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keluarga almarhumah Inggit Ganarsih, mantan istri Soekarno, menilai film Soekarno yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo, mencederai ketokohan dan bertendensi menghancurkan kredibilitas Soekarno atau Bung Karno dan Inggit.

Penilaian pada film  yang diproduksi oleh MVP Pictures, dengan produser eksekutif Raam Punjabi ini disampaikan keluarga Inggit dalam pertemuan dengan juru bicara Rachmawati, Teguh Santosa, di Bandung, Sabtu (28/12/2013).

Teguh mengaku diutus oleh Rachmawati untuk menemui keluarga Inggit. Pertemuan itu dilakukan di kediaman Inggit, Jalan Inggit Ganarsih, Ciateul. Teguh juga dibawa ke makam Inggit di Babakan Ciparay.

"Keluarga Ibu Inggit sangat menyesalkan penggambaran kedua tokoh nasional dan pejuang ini secara serampangan dan sembarangan," ujar Teguh.

Di Bandung, lanjut Teguh, ia bertemu dengan Tito Zaini Asmarahadi, anak dari pasangan Ratna Djuami dan Asmarahadi. Ratna merupakan anak angkat Bung Karno dan Inggit yang ikut dalam pembuangan ke Ende dan Bengkulu. Di Bengkulu, Ratna berteman dengan Fatmawati, yang kelak disunting oleh Bung Karno.

Sementara itu, Asmarahadi merupakan pujangga dan jurnalis yang ikut menemani keluarga Bung Karno di Ende. Ketika Bung Karno dipindahkan ke Bengkulu, Asmarahadi diminta kembali ke Jakarta dan Bandung untuk menggalang kekuatan pemuda di bawah tanah.

"Keluarga Ibu Inggit menyesalkan sutradara dan produser film yang menggambarkan Ibu Inggit sebagai sosok temperamental yang berani melemparkan piring dan sandal ke arah Bung Karno. Penggambaran ini sangat merusak dan disebutkan bertendensi menghancurkan kredibilitas kedua tokoh," ujar Teguh lagi.

Berita Rekomendasi

"Hanung Bramantyo dan Raam Punjabi tidak boleh berlindung di balik kreativitas dan hak menafsirkan kehidupan seseorang, apalagi tokoh sekaliber Bung Karno dan Ibu Inggit," lanjutnya.

Menurut Teguh pula, Tito juga mengatakan pernah ditemui oleh kru film Soekarno. Namun, sama sekali tidak ada permintaan izin untuk menghadirkan sosok Inggit dan karakter Ratna dalam film itu.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas