Fathir Muchtar Tuntaskan Rindu Suasana Kampung di Lokasi Syuting
Fathir Muchtar merasa kangen dengan suasana permukiman kampung seperti halnya dalam sinetron "Tukang Bubur Naik Haji".
Penulis: Willem Jonata
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fathir Muchtar merasa kangen dengan suasana permukiman kampung seperti halnya dalam sinetron "Tukang Bubur Naik Haji". Suasana permukiman itu diakuinya sangat menyenangkan. Para tetangga saling kenal dan berinteraksi.
"Saya merindukan tinggal di perkampungan. Sudah bertahun-tahun enggak merasakan hidup seperti itu," ucapnya, Jumat, (30/5/2014), ditemui di kawasan Cipayung, Jakarta Timur.
Beda halnya tinggal di komplek permukiman yang ada di kota besar. Tetangga yang rumahnya bersebelahan bisa jadi tidak saling kenal. Mereka hidup masing-masing.
Makanya, ia antusias ketika terlibat membintangi sinetron "Tukang Bubur Naik Haji". Dengan keterlibatannya itu, ia bisa memenuhi kerinduannya terhadap suasana perkampungan.
"Saya sudah lama enggak tinggal di perkampungan. Pas di sinetron ini saya baru merasakannya lagi," ucapnya.
"Saya lahir di Kramat Sentiong, Jakarta Pusat. Terus saya besar di Cipete. Saya pernah tinggal di Lebak Bulus juga. Itu suasananya enak banget. Tapi, pas saya kerja, tinggal di komplek permukiman, sudah enggak ketemu lagi suasana perkampungan kaya gitu," tandasnya.