Konser Akbar Salam 2 Jari Bidik Pemilih Galau
Tujuan dan sasaran konser akbar dari Slank dan 200 artis pendukung ini membantu para pemilih muda yang masih galau menentukan pilihannya.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Grup band Slank yang memiliki basis massa pecinta musik terbesar di Indonesia, akhirnya memastikan memberikan dukungan kepada capres-cawapres nomor urut 2, Jokowi-JK.
Sejumlah alasan disampaikan para personel yang bermarkas di Gang Potlot, Jakarta Selatan itu, di antaranya Jokowi-JK memiliki visi misi dan program kerja yang jelas seperti Revolusi Mental, pembuktian atas apa yang dijanjikan, komitmen dan membuktikan pemberantasan korupsi hingga penilaian pekerja keras dan kesederhanaan dari sang Jokowi.
Untuk mendukung pemenangan capres-cawapresnya, Slank sudah menggelar Konser Ngabuburit Salam 2 Jari di beberapa kota di Indonesia dalam dua pekan terakhir. Dan 'Gongnya' akan digelar sebuah konser akbar, Konser Ngabuburit Akbar Salam 2 Jari di SUGBK, Jakarta pada Sabtu (5/7/2014) siang ini.
Upaya Slank mendapat sambutan hingga bisa menarik sekitar 200 musisi dan pekerja seni yang bakal memeriahkan konser pamungkasnya itu.
Gitaris Slank, Abdee Negara mengatakan, tujuan dan sasaran konser akbar dari Slank dan 200 artis pendukung ini adalah membantu para pemilih muda yang kerap berpindah pilihan calon atau pemilih mengambang (swing voter) agar bisa menentukan pilihan kepada capres-cawapres Jokowi-JK. Hal ini juga berlaku bagi pendukung atau simpatisan capres-cawapres Prabowo-Hatta.
"Sebenarnya dari kami objeknya lebih kepada orang-orang yang ragu, galau atau swing voter, mana yang akan dipilih, semoga, yang sadar dari sana bisa balik. Biasanya yang ragu itu yang muda," ujar Abdee.
Menurut Abdee, 200-an artis dan musisi bersedia terlibat dalam konser ini karena tak terlepas ingin menjadi bagian dalam perubahan bangsa Indonesia. "Target jelas untuk memberi dukungan kepada Jokowi-JK. Bagi saya, bukan persoalan presidenan lima tahunan saja, tapi ini titik tolak untuk menentukan nasib bansga ini," jelas pemilik nama asli Abdi Negara Nurdin tersebut.
Bagi Abdee, pada Jokowi-JK ada sebuah harapan untuk perubahan bangsa Indonesia. "Sejak orde baru lalu ke orde reformasi, tapi korupsi malah menjadi-jadi. Jokowi membawa gagasan dan revolusi mental. Revolusi mental adalah jawaban untuk kita bisa maju. Jokowi sudah membukikan rovolusi mental itu di keluarganya, teman-temannya dan kota yang dipimpinnya," ujarnya.
Abdee pun yakin melalui konser ini akan mampu membantu Jokowi-JK mendapatkan suara dari kalangan swing voter. "Ini klise yah. Bahwa musik itu bahasa universal, cara komunikasi yang paling mudah ditangkap oleh orang. Itu yang sangat dasar. Anak kecil juga mulai belajar komunikasi dari nyanyian," kata Abdee.
"Jadi, kami dengan musik mengajak orang lain untuk berpolitik, mengajak orang untuk hal positif, otomatis masyarakat, terutama pecinta musik akan mudah mencernanya. Kalau apa yang kita lakukan dengan hati, maka akan diterima dengan hati juga orang yang mendengarnya," imbuhnya.
Hasil survei Badan Litbang Kompas yang dipublikasikan pada 21 Juni 2014 mencatat, pasangan Jokowi-JK memiliki tingkat keterpilihan sebesar 42,3 persen dan duet Prabowo-Hatta mendapat elektabilitas sebesar 35,3 persen.
Meski pasangan Jokowi-JK unggul tipis 7 persen, Litbang Kompas menyebut masih mungkin terjadi perubahan tingkat elektabilitas kedua capres-cawapres tersebut. Apalagi hasil menunjukan masih ada 22,4 persen responden yang belum menentukan pilihannya. Pemilih mengambang ini diperkirakan bakal menjadi lahan perebutan yang sangat menentukan kemenangan.