Laporan Willem Jonata

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi Farishad Latjuba, menyutradarai Film berjudul "Mantan Terindah" butuh kehati-hatian. Sebab, film itu merupakan adaptasi sebuah lagu ciptaan Yovie Widianto, yang sudah punya pendengar.

"Itulah kesulitannya. Mungkin, ini adalah sebuah lagu yang sudah banyak penikmatnya. Jadi, kami harus berhati-hati, supaya bikin suatu film punya rasa yang dapat menangkap penonton dan pendengarnya," ucapnya, Rabu, (8/10/2014), dalam jumpa pers di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Makanya, Farishad kemudian membuat film tersebut agak berbeda dengan lagunya. Misalnya dengak kehadiran Nada, sebagai tokoh utama film tersebut. Nada adalah wanita 24 tahun, yang punya kemampuan melihat masa depan. Dalam penglihatannya itu, ia melihat hubungan asmaranya kandas.

Hanya ada dua pilihan dalam benak Nada. Ia bisa menyikapinya dengan menerima atau justru berusaha mengubah keadaan, supaya masa depan terjadi sesuai keinginannya. Ini jadi semacam dilema antara takdir dan cinta.

Dalam penulisan skenario juga terdapat pengembangan cerita. Namun, Titien Watimena, sang penulis skenario memberikan jaminan bahwa cerita dalam film tak akan mengkhianati cerita besarnya.