Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya mediasi dinilai sebagai jalan ke luar terbaik dalam menyelesaikan permasalahan antara Chief Executife Officer (CEO) Lamborghini Jakarta, Johnson Yaptonaga dan pedangdut Dewi Persik.

Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Raja Sapta Oktohari, berperan sebagai mediator dalam proses mediasi yang sudah berlangsung selama satu minggu itu.

"Mediasi atas persetujuan kedua belah pihak dan mereka sama-sama saling memaafkan. Tidak ada salah satu pihak direndahkan," tutur Kuasa hukum Dewi Persik, Maha Awan Buwana di depan kantor Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (3/11) siang.

Permasalahan antara Chief Executife Officer (CEO) Lamborghini Jakarta, Johnson Yaptonaga dan pedangdut Dewi Persik diselesaikan melalui upaya mediasi.

Kuasa hukum Dewi Persik, Maha Awan Buwana menyampaikan hal tersebut di depan kantor Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (3/11) siang.

"Ada pemanggilan dari Polda Metro Jaya. Sebelum pemanggilan ada yang memediasi kedua orang ini. Kasus ini selesai dan didamaikan oleh Raja Sapta Oktohari (Mediator,-red)," kata Maha Awan Buwana.

Dalam laporan TBL/3380/IX/2014/PMJ/Dit Reskrimsus, Dewi Persik dilaporkan pasal pencemaran nama baik dan Fitnah, yakni 310 dan 311 KUHP. Serta dikenakan Pasal 27 ayat 3 jo Pasal 45 UU no 11 tahun 2008 tentang ITE.

Maha Awan Buwana mengatakan rencananya pada Senin ini, berkas laporan tersebut akan dicabut oleh pihak pelapor.

"Rencananya, hari ini pencabutan laporan oleh pelapor ( Johnson Yaptonaga ,-red). Alasan pencabutan karena permasalahan ini sudah sama-sama diselesaikan," tuturnya.

Seperti diketahui, bos Lamborghini sempat memperkarakan janda Saipul Jamil itu karena berceloteh dirinya sudah dinikahi siri oleh seorang pengusaha otomotif.

Dari celotehan Depe, Yaptonaga merasa dirinya adalah orang yang dimaksud Depe sehingga ia merasa dipermalukan karena sudah berkeluarga.