Band Rumah Sakit Buktikan Tetap Survive Meski Ditinggal Hengkang Vokalisnya
Band britpop Rumahsakit boleh saja ditinggal vokalis yang dianggap berkarisma kuat. Namun, mereka tidak ditinggalkan penggemar.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Band britpop Rumahsakit boleh saja ditinggal vokalis yang dianggap berkarisma kuat. Namun, mereka tidak ditinggalkan penggemar.
Itu terlihat ketika band ini meluncurkan album baru +imeless dua pekan lalu. Kenangan-kenangan pada era keemasan pop alternatif asal Inggris pun kembali menyeruak.
"Mau lagu lama apa lagu baru nih?" tanya pemain gitar Marky Nayoan kepada ratusan penonton di The Foundry, kawasan bisnis Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (24/3). Lalu, ada teriakan penonton yang berseru dari belakang meminta lagu lama. "Kalau lagu lama, ya, Panbers, Koes Plus, gitu.. Kalau lagu baru, ya, Katy Perry," jawab Marky, menahan tawa.
Marky menyampaikan obrolan itu setelah mereka menuntaskan lagu "Tak Ada yang Selamanya" sebagai lagu pembuka. Itu adalah lagu dari album baru. Adalah hal baru pula mereka membuat judul lagu dengan lebih dari dua kata. Mengabaikan permintaan penonton, mereka mengenalkan lagu dari album anyar itu. Maka, melantunlah "Demi Hari".
Baru pada tembang ketiga, penonton diajak memasuki mesin waktu lewat lagu "Beku" dari album kedua mereka Nol Derajat. Album itu diedarkan pada 2001. Respons penonton mulai lebih hidup, dengan banyak yang bernyanyi kecil mengikuti nyanyian Muhammad Arief Bakrie, vokalis baru. Vokalis mereka sebelumnya, Andrie LMS, mengundurkan diri setahun lalu.
Selama masa kekosongan itu, Rumahsakit meneruskan penggarapan album penuh ketiga ini. Mereka juga mencari vokalis pengganti. Mickey, pemain keyboard, menceritakan, pencarian vokalis tak memakan waktu terlalu lama. Kriteria penyanyi baru ini tak terlalu sulit mereka patok. "Selama punya jangkauan vokal yang bagus dan selera musik yang bagus," kata Mickey.
Akhirnya, ada sekitar empat kandidat pengganti Andrie yang merupakan salah satu pendiri Rumahsakit. Mereka lantas melakukan audisi. Hasilnya, terpilihlah Arief, yang karakter vokalnya terdengar tidak terlalu berbeda dibandingkan dengan Andrie. Rumahsakit, melalui Mickey, puas dengan hasil temuan mereka itu. Sosok baru di grup band, katanya, justru menambah warna mereka.
Rumahsakit pun tertib menjaga nuansa musik di album baru ini. Simak saja tembang "3:56" yang menjadi lagu jagoannya dan dimainkan menjelang akhir konser. Nuansa britpop dengan ketukan drum konstan serta suara keyboard yang mengawang jadi ciri band ini sejak lama. Aroma itu masih terasa di lagu yang mulai memuncaki tangga radio ini.
Rumahsakit muncul ketika lagu-lagu rock/pop alternatif, terutama yang datang dari Inggris, seperti milik Pulp, Oasis, Blur, Shed Seven, dan The Stone Roses, memuncaki tangga lagu di radio dan televisi.
Maka, ketika Rumahsakit pentas lagi pada pekan lalu, arena pertunjukan ibarat pertemuan dengan memorabilia zaman "indies" itu. Beberapa pengunjung memakai aksesori yang identik dengan fashion pada masa itu. Sepatu bot dan sneakers dipadukan dengan jaket tracktop yang diresletingkan sampai leher. Tak ketinggalan juga topi bundar ala pemancing atau bucket hat.
Pertunjukan peluncuran album itu juga berisi penggalian kenangan pada band ini. Mickey puas pada penampilan mereka setelah absen dari panggung setahun lebih. Mickey kagum dengan penonton yang datang tanpa memaksa mereka memainkan lagu lama terus-menerus. Hal itu jadi semangat bagi dia untuk membawa bandnya tur ke beberapa kota.
"Tahun lalu, kami cuma manggung di Surabaya, selain Jakarta. Sekarang sih inginnya ke lebih banyak tempat," kata Mickey. Mengubah lirik lagu "Hilang", sebaiknya penggemar britpop dalam negeri jangan biarkan Rumahsakit hilang (lagi). (HEI)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.