Kopi, Kedai, dan Lifestyle Kembali Diangkat ke Layar Lebar
"Indonesia negara penghasil kopi, bagaimana kami harus memaksimalkan untuk melibatkan publik. Itu menjadi kunci," katanya.
Penulis: Rahmat Patutie
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produser flm Filosofi Kopi, Handoko, siap melanjutkan cerita film tersebut. Pasalnya, dia merasa memiliki peluang besar untuk berkreasi dan berkonsentrasi pada kopi, keday, dan lifestyle.
"Dari Chicco dan Rio Dewanto (aktor filn Filosopi Kopi) mereka sering ngomongin kopi, jadi itu menjadi sesuatu yang unik dan velueable. Ini mudah-mudahan jadi film Indonesia. Meski kita bukan film yang berdana besar tapi saya yakin ini punya keunikan," ujar Handoko kepada wartawan dalam acara Popcorn Asia 2015 di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (7/8/2015)
Dijelaskan, pihaknya mengaku semakin memahami tentang perkopian, lifestyle. Sehingga, bukan tidak mungkin hasil ide dan gagasan tersebut membuat Sekuel Filosopi Kopi memiliki keunikan sendiri.
Menurut Handoko, kopi masih memiliki minat yang sangat tinggi di tengah masyarakat. Sehingga, pihaknya memanfaatkan hal itu secara positif dengan melibatkan publik di dalamnya. Dengan begitu, kata dia, akan menghilangkan jarak supaya segala sesuatunya akan menjadi lebih organik dan bagus.
"Indonesia negara penghasil kopi, bagaimana kami harus memaksimalkan untuk melibatkan publik. Itu menjadi kunci," katanya.
"Kami harus mengkurasi sesuai yang kita punya misalnya kalau di musik kemarin sudah terjadi. Gleen kemarin jadi kuratornya dan dia punya standart, yang menjadi kunci adalah standart dari kami nya, standart dari sutradaranya, Chicco, dan Rio (sebagai aktor)," dia menambahkan.
"Itu menjadi kunci untuk kualitas yang dijaga. Nah kalau tadi menyinggung soal sekuel yang menarik kalau sekuel di luar negeri, film itu jadi brand. Fast Furious jadi 7, Starwars jadi 7 juga. Tanpa kualitas turun dan cenderung semakin naik," sambungnya.
Menurutnya, sekuel Filosopi Kopi bukan berarti mengais-ngais kesuksesan film itu sebelumnya. "Tetapi, bagaimana generate sesuatu yang sudah sangat bangus," ucapnya.
"Bayangkan bagaimana kami infest konten yang baru, bukan konten yang sudah ada. Harusnya meski kontennya sudah ada, kami harus bisa membikin kontennya tetap bagus atau baru. Itu yang terjadi kenapa film Starwars, Batman punya sekuel yang tetap bagus. Nah di filosofi kopi ini, kedainya, challenge-nya juga bisa jadi cerita. Itu bergulung terus," jelasnya.
Ia memastikan, sekuel film itu masih memiliki standar yang di pakai pada film sebelumnya. Pihaknya tetap melibatkan Chicco dan Rio juga masih dilibatkan sebagai aktor utama dalam sekuel itu. Begitu pun tim inti seperti Glenn dan Dewi Lestari, dan Angga.
Menurutnya, keterlibatan Dewi sebagai penulis novel Filosopi Kopi memiliki komitmen yang cukup kuat dengan project itu.
"Ini film yang paling memuaskan dia. Dari situ dia sangat antusias utk bekerja bersama-sama. Kalau kumpul brainstromming saling memberikan ide. Kalau ditanya ceritanya belum ada tapi Mbak dewi sudah sangat gatel untuk bikin," imbuhnya.
"(Mulai syuting) Rencananya tahun depan. Detail belum bisa kami beritahukan, kami akan bikin grafik novel. Juga tetap akan dilempar sama Dewi Lestari," timpal Rio Dewanto di lokasi yang sama.