Emma Watson Mendapat Banyak Ancaman Usai Berbicara soal Persamaan Hak
Emma mendapatkan banyak ancaman secara bertubi-tubi tidak lama setelah berpidato soal feminisme dan persamaan hak di markas PBB.
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM - Aktris Emma Watson sangat menaruh perhatian pada masalah persamaan gender. Begitu perhatiannya, ia membentuk kampanye HeForShe yang diluncurkan September 2014 lalu. Emma juga ditunjuk sebagai Goodwill Ambassador oleh PBB.
Aktif dalam kegiatan sosial ternyata tidak mengganggu karier Emma sebagai seorang aktris. Saat ini, aktris kelahiran Paris, Prancis, 15 April 1990, itu bahkan tengah merampungkan tiga judul film.
Ia sama sekali tidak merasa kewalahan melakoni peran ganda tersebut. Sebaliknya, pemeran Hermione Granger dalam film Harry Potter itu menemukan kedamaian yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
"Semuanya berjalan harmonis. Saya paham fungsi saya berada di program tersebut dan cara mengekspresikan semangat. Saya pun merasa lebih damai. Orang bilang, saya pribadi yang berbeda sekarang," ujar dia kepada Vogue Inggris edisi September.
Emma begitu menikmati perannya dalam kegiatan sosial tersebut walau tak jarang ia kerap diteror.
Maret lalu dalam sebuah sesi tanya-jawab di Facebook, pemenang Trailblazer Award di ajang MTV Movie Awards 2013 itu bercerita, dirinya mendapatkan banyak ancaman secara bertubi-tubi tidak lama setelah berpidato soal feminisme dan persamaan hak di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York City, September silam.
"Ancaman mulai berdatangan hanya beberapa saat setelah aku berbicara soal persamaan hak. Bayangkan, dalam kurun waktu 12 jam, aku sudah menerima banyak ancaman," ungkap Emma seperti dikabarkan People.
Salah satu ancaman yang diterimanya berasal dari sebuah situs yang beralamatkan di emmayourenext.com.
Situs tersebut meneror bakal menyebarkan foto-foto telanjangnya di internet jika ia tetap vokal soal permasalahan tersebut.
"Saya tahu itu hanya hoax. Lagi pula saya tidak pernah berfoto seperti itu," ujar aktris yang pernah menduduki urutan ke-15 dalam daftar 20 bintang muda berpenghasilan terbaik versi majalah Forbes itu.
Setelah diusut, situs tersebut dibuat oleh Rantic, sebuah agensi humas, hanya untuk mencari pamor. (Daniel Ngantung)